TRAUMA

4.1K 201 2
                                    

Lin mengabarkan kepada Nana perihal sesuatu yang penting. Nana sangat gusar ada apa gerangan yang membuat Lin tergesa - gesa mengajaknya ke suatu tempat.

***
Lin memarkirkan mobilnya di sebuah cafe di Jalan Margonda Depok, Jawa Barat. Cafe yang bernuansa anak muda banget di pilih Lin entah dengan alasan apa.

Hari itu cuaca cerah dan banyak anak muda yang berkunjung ke cafe tersebut. Di samping harga secangkir kopinya tidak lebih dari harga kopi yang di jual di mall, kelebihan cafe ini adalah konsep mereka yang di buat sesantai mungkin. Ada bean bag beserta meja oshinnya bagi yang ingin lesehan. Kemudian Ada deretan kursi - kursi kekiniian terbuat dari kayu daur ulang yang dipadu padankan dengan meja senada. Hal ini yang membuat cafe tersebut menjadi ramai di kunjungi oleh anak muda terutama mahasiswa dan mahasiswi yang mengerjakan tugas dari dosennya.

Lin dan Nana masuk ke dalam cafe tersebut. Lin memilih tempat yang ada kursi dan meja yang terletak di sudut ruangan.

"Lin, maksud lo apa ngajak gue kesini?" Tanya Nana penasaran
"Masa lo mau ngajak gue kencan. Gak banget sih lo!" Lanjutnya
"Ya bukanlah Na. Gile aja elu gue aja kencan. Apa kata duniaahh" canda Lin
"Gini Na, gue dapat info dari informan gue. Katanya laki lo bakalan kesini ada janji sama seseorang" jelas Lin
"Ahh.. Yang bener lo?"
"Janjian sama siapa, kan katanya dia mau ada meeting sama kliennya di Jakarta bukan di Depok."
"Yaaahh, elu liat aja deh. Dan pastiin lo gak keliatan sama suami elu yak. Bisa repot urusan"

Tak lama kemudian, masuk sosok suaminya bersama seorang wanita. Dia bukan Ratih yang mereka jumpai di Jogya. Melainkan perempuan yang lebih muda lagi. Mungkin seusia Nana.

Perempuan berambut pendek sebahu itu memakai kacamata. Parasnya cantik dan kulitnya putih. Tingginya hampir sama dengan Nana bila disandingkan.

Sepertinya tidak ada yang aneh dengan mereka. Jalan berdua juga tidak bergandengan tangan. Makanya Nana heran, kenapa Lin mengajaknya ke cafe ini.

"Lin, gue tau wanita itu siapa. Dia Shinta. Teman kerjanya mas Gema." Ujar Nana
"Dan mereka berteman udah lama banget. Jauh sebelum kenal gue. Kaya elu dan gue gitu deh"
"Teman kerja?" Penasaran
"Hmm.. Apa ya. Jadi, dulu mas Gema kerjaannya proyekan. Nah, dia itu yang bantuin mas Gema buat urusan administrasinya. Dia orang sukabumi Lin" jawab Nana santai sambil seruput segelas kopi cappucino kesukaannya.
"Lo sama sekali gak curiga sama dia Na?"
"Engga, karena gue juga kenal dia. Beberapa kali sempat ketemu dan nothing special"

Tak lama berselang, ada seseorang yang datang menghampiri mereka. Seorang pria paruh baya dengan kumis yang bertengger dibawah hidungnya serta berkulit sawo matang mendekati mereka berdua dan bergabung dalam obrolan seru.

"Lin, jadi buat apa lo bawa gue kesini?"
"Hmm.. Soalnya informan gue punya kabar yang berbeda Na, tapi nanti coba gue kroscek dulu ya" balas Lin.

Beberapa jam kemudian, mereka bertiga meninggalkan cafe. Dan pergi entah kemana.
Disusul Oleh Lin dan Nana yang tak mau ketinggalan.

Ditengah perjalanan, Nana meminta untuk tak mengikuti suaminya lagi kepada Lintong. Karena menurutnya percuma. Akhirnya Lin mengantarkan Nana pulang.

***
Hari berikutnya, waktu menunjukan pukul tiga subuh, mas Gema sudah bersiap untuk pergi. Rupanya dia ada pekerjaan yang mengharuskan terbang pagi - pagi buta ke Pontianak, Kalimantan. Kali ini memang bukan urusan kantor akan tetapi lebih kepada urusan diluar pekerjaannya dia. Mas Gema mengatakan bahwa pekerjaannya kali ini adalah bagian dari mengenalkan perusahaannya kepada khalayak ramai. Karena kegiatan yang akan di hadiri nanti merupakan kegiatan di bidang IT dan banyak orang penting yang datang.

HATI YANG LAINDonde viven las historias. Descúbrelo ahora