CINTA PERTAMA

4.6K 219 3
                                    

HATI YANG LAIN – PART. 10

Beberapa hari berlalu setelah Nana pergi meninggalkan mas Gema seorang diri. Untuk sementara, Nana dan orangtuanya memutuskan tinggal di salah satu tempat saudara mereka di kota bogor. Sembari mengurus paspor kedua orangtua Nana. Nana berniat pergi meninggalkan Indonesia-meninggalkan sesaat kenangan pahitnya. Ia berencana akan tinggal sementara di Singapura. Di kota ini dia memiliki seorang teman dan merekomendasikan pekerjaan yang cocok untuknya, tentu saja dengan gaji yang lumayan. Bagi Nana tidak ada salahnya untuk mencoba hal yang di luar kebiasaan dirinya.

Selang seminggu, semua urusan dokumen  yang dibutuhkan untuk mereka menetap di Singapura telah selesai. Nana juga sudah  sewa apartemen selama ia tinggal di singapura. Ijin paspornya juga bukan untuk urusan wisata, melainkan murni untuk tinggal. Untung saja Nana memiliki kenalan di kedubes dan dilancarkanlah segala urusan perijinannya.

Setibanya di singapura, Nana, Sasa dan kedua orangtuanya pergi ke apartemen yang sebelumnya telah ia sewa. Lokasi apartemen sewaan Nana kebetulan di sekitar daerah Lavender. Dari Changi Airport, mereka memutuskan untuk menggunakan transportasi publik yaitu MRT. Agak repot memang. Tapi demi menghemat biaya. Begitu menaiki MRT, hati Nana terasa hampa. Ia mengingat bahwa terakhir kali dirinya berkunjung ke Negeri singa ini bersama Mas Gema untuk kepentingan rekam medisnya di salah satu rumah sakit terkenal di pusat kota Singapura. Walaupun awalnya mas Gema sering kontrol rutin penyakit jantungnya di Malaysia. Namun, karena beberapa hal akhirnya mas Gema di rujuk ke salah satu rumah sakit terkenal di Singapura.

Yah, meski sekarang penyakit jantung bawaan mas Gema sudah teratasi. Tapi tidak dengan hati Nana yang hancur lebur mengingat perselingkuhan mas Gema yang tiada habisnya. Ah.. sudahlah memikirkannya saja membuat hati Nana terkoyak.

***

Di salah satu Apartemen lantai lima yang terletak di Jellice Road Singapura.

"Ma, kita akan tinggal di sini berapa lama?" tanya Sasa setelah mereka memasuki ruangan apartemen bertipe two bedroom fully furnish dengan luas ukuran 63 meter persegi.

"Mungkin agak lama nak. Kenapa sayang?" balas Nana sembari mengangkut koper – koper mereka ke kamar.

"Terus sekolah Sasa bagaimana?"

"Yah, Sasa sementara bersekolah di sini dulu. Gak apa – apa kan?"

"Lagian bahasa inggris kamu juga udah jago. Sasa udah ngerti klo nanti teman – teman di sini menyapa sasa" lanjut Nana

"Hm.. iya sih ma. Kupikir kita akan liburan seperti biasanya. Tapi gak papa kok, Ma. Asal Sasa bisa bareng sama Mama, tinggal dimana aja Sasa suka" ujarnya polos.

Hati Nana bagai tertusuk duri yang tajam. Perkataan gadis kecilnya itu sungguh membuatnya merenung dengan keputusannya kini.

Tak lama, mereka sudah mulai disibukkan dengan merapihkan barang – barang dan juga mengurus surat perjanjian sewa dengan pemilik apartemennya. Nana sudah membayar downpayment di awal sebesar duapuluh juta rupiah, sedangkan harga sewa apartemen perbulannya cukup menguras isi tabungan Nana. Kata siapa tinggal di Singapura itu enak. Iya, enak bagi yang ingin berpelesiran untuk tujuan wisata. Tapi bila kita mengais rejeki di sini kalau bukan mendapatkan pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan gaji, bisa kelimpungan kita dibuatnya. Karena biaya hidup di singapura itu terkenal mahal. Bahkan menjadi salah satu negara termahal di dunia. Kalau bukan rayuan beberapa orang temannya yang tinggal di singapura, Nana lebih memilih negara Malaysia untuk tinggal lama. Karena biaya hidup di sana hampir sama seperti tinggal di Indonesia.

Sementara mereka sibuk merapikan beberapa barang bawaan. Tiba – tiba gawai Nana berbunyi. Ada panggilan dari seseorang. Nana tersadar bahwa gawai yang ia simpan di atas sofa itu berbunyi berulang kali.

HATI YANG LAINWhere stories live. Discover now