Bab 1

18.4K 672 26
                                    


"Kalau bisa meminta, aku ingin kembali dilahirkan, karena perahu kehidupanku telah salah berlabuh"


IreniA
..........

Angin tak lagi terasa sejuk. Udara dingin malah semakin menusuk. Tadinya malam itu akan berjalan dengan indah. Namun, nyatanya angan yang telah lebih dulu berekspektasi, hancur lebur berkeping-keping hingga tak berbentuk.

Tepat di belakang gedung serbaguna di kota Bandung. Irenia membuang kekesalannya. Memuntahkan amarah pada seorang pria, yang selama ini telah ia beri kepercayan dan hati. Berani membohongi, bahkan membodohi dirinya hanya demi materi.

"Lo memang brengsek tau gak!"

"Tenang dulu, jangan teriak-teriak donk!" cegah pria bermata sipit itu kuatir.

"Tenang?" Iren ketawa sinis, memandang pria yang memakai jas silvel itu dengan jijik, tega sekali dia menyakiti perasaan wanita seperti dirinya,"Jadi selama ini lo cuma manfaatin gue? Biar lo bisa deketin dia, memang gak punya otak!"

Stev bingung menahan ocehan Iren. Ia tidak bisa menutupi lagi rahasia yang sudah terlanjut diketahui, dan tidak ingin juga ada seseorang mengetahui pertengkarannya di sini. Itu akan merusak rencana yang sudah ia susun sedemikian cantiknya. Demi mendapatkan kepercayan Jane seorang wanita janda kaya raya.

Stev mencoba menarik Iren untuk menjauh dari sana. Namun wanita itu terus saja menolak dan berteriak. Pukulan bertubi-tubi yang Iren berikan semuanya berhasil di tangkis olehnya.

Iren semakin kalap. Satu tendangan berhasil mengenakan tulang kering kaki Pria itu. Membuat dia meringis sakit.

"Ayo lah, jangan seperti bocah, dunia sekarang itu beda, kita butuh uang untuk bertahan hidup, salah kalau gue lebih memilih dia dari pada lo?"

"Gak harus gini juga kan, lo udah mempermainkan gue, Steven Albano!" teriak Iren marah.

"Dari awal gue kan udah bilang, kalau gue butuh duit, dan gue gak bisa dapatin itu dari lo."
Steven tersenyum tanpa dosa. Karna ia sudah berhasil memperdaya wanita polos seperti Iren. Sebagai jalur untuk mendekati perempuan janda itu.

"Gue gak nyangka kalau lo cowok mata duitan, Stev!"

Pria itu mendengus kasar, menatap Iren lekat. Lalu tersenyum miring padanya.
"Gue bukan orang munafik, yang gak suka duit. ya, anggap aja kalau kucing itu lebih suka daging empuk dari pada daging mentah seperti lo, Irenia!" Bisiknya menahan tawa.

Plak! Satu pukulan berhasil mendarat di pipi kanan Stev. Membuat pria sipit meringis.

"Terserah lo mau lakuin apa, gue udah gak peduli, tapi jangan pandang gue rendah seperti itu! satu lagi, gue jamin lo akan menyesal seumur hidup!"

Stev ketawa lepas. Menyesal? Tidak ada dalam kamus seorang Steven Albano akan menyesal atas perbuatannya, apa lagi i7tu hanya karena seorang wanita yang tidak penting seperti dia. Ia memandang Iren sinis. Satu jarinya menyentuh dagu gadis itu. Namun ditangkis kuat olehnya. Tidak mau mempedulikan, Stev mendekatkan wajahnya sedikit.

"Gue gak takut sama ancaman lo, dan ingat! Jangan pernah lo bocorin rencana gue sama bos lo itu, seandainya dia tau niat gue deketin dia hanya karena uang, hidup lo akan berakhir, Irenia!" ancam Stev memberikan tatapan menusuk pada Iren. Lalu beranjak pergi dari sana. Meninggalkan Iren berdiri mematung dengan pikiran berkecamuk.

"Arrgg! Cowo anj***g, Secepatnya lo mati dan menghilang dari muka bumi ini!" teriak Iren frustasi.
.
.
.
Malam yang sepi, gadis dengan blush cokelat itu berjalan sempoyongan di trotoar, yang hanya mendapat penerangan minim dari lampu jalanan. Sudah hampir satu kilometer ia berjalan, mencari kendaraan umum untuk mengantarnya pulang ke Jakarta.

Perahu Cinta Irenia (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang