40. Pemeran Figuran [fin]

4.1K 140 16
                                    

Cerita, Cinta dan Kita

•One life•

6 tahun Kemudian

Dari banyaknya bagunan di pusat kota Yogyakarta. Terlihat satu gedung putih yang tak pernah sepi pengunjung.

Hilir mudik para manusia mendatangi gedung itu. Bukan hanya manusia tetapi mobil dengan sirine nyaring pun ikut serta memeriahkan.

Tapi kenapa hanya gedung itu yang ramai? Mari kita lihat lebih dekat.

Dan kali ini terlihat seorang pria dengan jas putihnya terlihat sedang berjalan cepat dengan dua wanita di samping kiri dan kanannya.

"apa pasien yang lainnya sudah datang?" kata sang pria.

"beberapa ambulan sudah ada yang menuju kemari, mungkin sekitar lima menit lagi mereka sampai"

"berapa dokter yang dikirim ke lokasi kejadian?"

"tim dokter Bayu sudah ada di lokasi dan sudah menerapkan protokol triase pada korban"

Mereka makin mempercepat laju kaki hingga hampir nyaris bisa dikatakan berlari. Mereka terus berlari hingga menuju parkiran. Disana ternyata sudah datang beberapa mobil yang berstiker palang merah di kaca belakangnya.

Satu per satu orang-orang keluar dari mobil. Banyak yang terluka, banyak pula yang meringis menahan luka.

"Dokter Alan tolong periksa pasien yang baru datang!"

Orang yang di sebut tadi langsung melaksanakan perintahnya. Berjalan gesit menuju salah satu mobil "tertulis sini patah tulang rusuk dan pendarahan parah di kepala. Ayo kita bawa ke UGD untuk tindak lanjut. Setelahnya kita juga harus menyiapkan ruangan x-ray untuk memastikan adanya keretakan tengkorak atau tidak"

"baik dok" jawab kedua wanita yang sedari tadi mengekor bersama orang yang bernama Alan.

"Dokter Alan!" lagi-lagi dia di panggil. Padahal menangani orang dihadapannya ini saja belum "Alan. Kamu disuruh ikut ambulan, bantuin dokter Bayu, dia disana keteteran. Biar pasien ini aku yang lanjutin"

Alan hanya mengangguk mantap sebagai jawaban. Alan berlari lagi menuju salah satu ambulan yang akan berangkat lagi ke lokasi kejadian.

Tak sampai sepuluh menit mobil yang ditumpangi Alan sudah tiba. Alan terkesima dengan pemandangan yang ia lihat dihadapannya kini.

Bermacam-macam mobil ringsek yang saling bertabrakan. Truk pengangkut pasir yang sudah terguling menumpahkan berton-ton pasir muatannya. Dan beberapa sepeda motor yang ikut tumbang.

Jerit tangis terdengar disana dan sini. Cairan berwarna merah banyak yang bertumpah di jalanan aspal. Betapa mirisnya pemandangan ini. Jadi ini yang disebut kecelakaan beruntun?

"hei Alan. Baru dateng lo. Ayo cepet" tepukan keras di pundaknya langsung menyadarkan Alan akan dunianya. Itu adalalah Reza teman smanya dulu bahkan hingga sekarang. Wajar saja ia berani menepuknya sekeras itu.

Tapi ia berterimakasih pada Wawan. Walau bagaimanapun ia tak boleh lupa dengan tugasnya kini. Tak ada waktu untuk prihatin dengan keadaan. Ayo selamatkan yang bisa di selamatkan.

Lagi-lagi Alan dihampiri oleh seseorang. Kali ini Alan di panggil ketika sedang mengambil peralatan yang akan dibutuhkan pada pertolongan pertama "Alan. Kamu masih inget sama protokol triase kan?"

"itu adalah perawatan gawat darurat yang mendahulukan pelayanan untuk pasien yang terancam jiwa atau beresiko dengan pemberian label pada para korban. Hijau untuk non darurat, kuning cedera ringan dan merah untuk pasien gawat darurat"

One Life [Completed]Where stories live. Discover now