26. Menjenguk

2.9K 122 7
                                    

Mulmed pict (kiri ke kanan)
Sandi-Fikri-wawan-Reza

Hal tidak berubah, kita berubah

••••

Diruang rawat Niki hanya menatap lagi dan lagi ke arah smartphone kepunyaannya. Ternyata ia sedang memandangi nomor telepon Abyan, karena Niki ingin menghubunginya tapi ia terlihat ragu. Entah apa yang membuatnya ragu.

Tapi bukannya segera memencet tombol bergambar telepon. Ia justru malah bangkit seraya membawa tiang infusnya. Sepertinya Niki memutuskan untuk langsung pergi ke ruang rawatnya Abyan.

Sesampainya di sana Niki tidak segera mengetuk pintu dan masuk ia malah hanya berdiri di luar kamar rawat itu.

Ia memandangi pintu tersebut cukup lama. Sebenarnya apa sih yang sebenarnya Niki inginkan? Repot-repot dengan infus yang masih ditangan untuk datang kesini. Tapi setelah sampai yang ia lakukan hanya menatap pintu kayu seolah itu adalah acara konsernya BToB.

"udah disini kenapa gak masuk?" Niki tersentak kaget saat mendengar suara Abyan dari arah belakang tubuhnya.

Rupanya Abyan baru saja dari minimarket rumah sakit. Ini dapat terlihat dari kantong kresek putih berlogo rumah sakit. Dan jangan lupakan kruk itu, pasti akan sangat repot jika Abyan berkeliaran jauh.

Abyan begitu ketus waktu bicara dengan Niki. Sangat berbeda dari biasanya yang lemah lembut.
Mood Abyan kayaknya bener-bener buruk seharian ini. Kata Niki dalam hati.

Abyan sudah duduk di kasurnya, sedangkan Niki? Ia masih berdiri sambil tetap setia memegangi besi tempat infusnya digantungkan.

"Abyan" panggil Niki "gimana keadaan kamu?"

"baik"

"kaki kamu masih sakit?"

"lumayan"

"gimana kalo kita main ke taman rumah sakit? Sekalian cuci mata liat yang ijo-ijo. Eh.. maksudnya bukan duit tapi-"

"-males"

Sekarang apa lagi? Abyan bahkan menjawab pertanyaannya dengan begitu singkat dan terkesan ogah-ogahan. Kenapa? Gak mungkin kan Abyan lagi PMS.

Jika sudah begini Niki benar-benar bingung harus bagaimana. Ia sudah berbesar hati untuk datang karena ingin menanyakan alasan ia ditinggalkan di taman hiburan.

Tapi kenapa malah Abyan yang terlihat dingin. Harusnya kan Niki yang marah. Hey.. Sebenarnya yang salah disini siapa?

"Be.. Kok kamu-"

"udah lah gak usah tanya apapun ke aku. Mendingan kamu pergi aja dari sini!!"

"Abyan... "

"Apa kamu tuli?! Kenapa kamu kesini? Siapa yang minta kamu kesini?"

"Abi... "

"Jangan pernah memanggil nama aku dan muncul dihadapanku! Aku bener-bener gak mau melihat muka kamu!"

Tanpa sadar mata Niki sudah berkaca-kaca, ia benar-benar tidak faham. Abyan kenapa? Ada apa dengan Abyan? Salah apa ia hingga di perlakukan seperti ini?

Saat Abyan mengusir Niki ternyata ada Alan yang kebetulan lewat dengan seragam yang masih dikenankannya. Walau sudah conpang camping karena kancingnya dibuka semua dan memeperlihatkan t-shirt putihnya yang bergambar logo sepatu.

"ehh... Eh... Kok lo ngebentak Niki gitu" Alan langsung nyelonong masuk. Karena merasa tidak terima Niki yang selalu ia rawat dengan baik harus dibentak seperti itu. Sedikit lebay sih, tapi Alan tetap tidak suka.

One Life [Completed]Where stories live. Discover now