35. Kesalahan

2.3K 102 1
                                    

Cinta?

Aku bahkan tak mampu mengucapkannya

•••

Didalam mobil bernuansa putih itu kini Niki duduk manis, dengan sesekali ia mengikuti alunan lagu Justin Biber berjudul Sorry yang memutar indah di radio.

Pandangannya tak hanya fokus di satu titik. Kadang menengok kekanan kadang kekiri kadang melihat kedepan tak jarang pula ia menoleh kebelakang jika ia melewatkan sesuatu yang asing dan unik baginya.

Sedangkan Alan tetap fokus menyetir, meski tak di pungkiri ia kadang gemas melihat aktifitas dari Niki.

Hari ini Niki menggunakan dress hitam putih tanpa lengan yang di tambah dengan bleizer hitam. Dan sepatu buts hitam sebetis ia putuskan untuk menemainya hari ini. Tema bajunya benar-benar monocrom.

Meski mendapatkan protes dari Alan tentang pakaiannya itu karena di anggap —kaya orang mau ngelayat— Ia tidak perduli, sebab akhir-akhir ini ia sangat suka dengan warna hitam putih.

"Alan!!" seru Niki spontan seraya mencengkeram bahunya Alan. Yang mau-tak mau membuat Alan mengerem mendadak, untung jalanan sedang sepi.

"apa sih ki? Lo kok ngagetin gitu sih, untung sepi. Gimana kalo rame trus tabrakan beruntun kita kecelakaan trus masuk rumah sakit, sekolah–"

"–sttt" timpal Niki memotong. "liat deh, itu Febi kan?" lanjut Niki antusias dengan mengerutkan kening sambil menunjuk-nunjuk arah depan. "Kenapa dia masuk ke rumah sakit jiwa si? Siapa yang sakit coba?"

"mana?" tanya Alan heran dengan pandangan yang sama akan Niki, tapi nihil, jangankan seorang Febi ia bahkan tak menemukan manusia pun "Lo salah liat kali.. Udah deh, jangan kepo. Filmnya keburu mulai nih" cecar Alan dengan nada sedikit kesal.

Alan pun hendak menjalankan mobilnya lagi, tapi belum sempat ia menginjak gas. Niki sudah lari terbirit menuju gedung putih itu

"Niki!! " teriak Alan dari dalam mobil.

•••

Febi benar-benar mengutuk dirinya sendiri. Kenapa pula ia harus melupakan ponselnya.

Dengan terpaksa ia pun kembali kerumah, ia takut ada sesuatu yang penting. Seperti telfon dari coach atau telfon dari produser film yang baru-baru ini ingin mengajaknya bergabung di salah satu judul film pendek.

Tapi bukan itu sih yang paling ia harapkan. Keinginan sebenarnya ialah ingin memastikan apakan ada panggilannya telepon dari Abyan. Ia Benar-benar sudah terbawa perasaan akan Abyan.

Fikiranya otomatis selalu menuju tentang Abyan kala ia sedang melamun. Sepertinya karma memang ada.

Dan kini lagi-lagi Febi tengah sibuk dengan ponselnya. Melihat beberapa gambar sosok tampan disana.

"hayo.. Kamu ngapain" tanya mama Febi yang entah sudah sejak kapan berdiri di belakang nya dan ikut memperhatikan apa yang ia lakukan.

"ihh, mama ngagetin aku deh" balas Febi sayang.

"hey" panggil seseorang sok kenal. "kamu atlet renang itu kan? Yang baru-baru ini dapet mendali emas seprovinsi? Iya kan.. Kamu Febi kan" lanjutnya dengan wajah berseri-seri.

One Life [Completed]Where stories live. Discover now