16. Kenyataan Yang Seperti Mimpi

2.8K 126 1
                                    

Pagi ini Niki berjalan menuju gerbang sekolahnya seperti orang ling-lung.

Nyata tapi seperti mimpi
Seperti mimpi, tapi itu nyata.

Niki masih saja tidak percaya akan perkataan Alan semalam yang seperti orang ngigo atau urusannya dengan Abyan yang belum menemukan titik terang. Semuanya masih buram, samar, dan Niki benar-benar bingung akan keduanya.

"dor.." entah dari mana datangnya Gea sudah ada di samping Niki sambil menggenggam kedua tali tasnya.

"apaan sih lo, gak kaget tau" kata Niki dengan wajah datarnya.

"caelah... sensi lo yang kemaren belom ilang toh. lo kenapa sih? Mood lo kok jadi kaya gini?"

Niki tak menjawab ia asyik jalan tanpa peduli akan kehadiran sahabat karibnya itu. Tapi Gea tidak menyerah dan tetap mengajak Niki mengobrol
"Ditambah kemaren lo juga tiba-tiba pergi gitu aja... Pokoknya lo harus minta maaf sama Lisa, dia keliatan marah gitu gara-gara lo tinggalin tau"

"oh ya?" kata Niki tidak percaya "Iya deh nanti gue minta maaf" lanjutnya dengan wajah memelas.

"bagus-bagus" Gea berucap sambil mengelus kepala Niki, seolah memberikan reword padanya. Tapi gerakan terhenti waktu Niki menghentikan langkahnya.

"itu Lisa kan? Kok sama Febi?" Niki bertanya sambil menunjuk-nunjuk dimana Lisa dan Febi berada yang sedang bergandengan tangan seraya tertawa, entah apa yang membuat keduanya begitu gembira.

Pip..
Pip..

"kemarin Febi bilang dia mau ngenalin Lisa sama agensi model tempat om nya kerja gitu deh. Trus Lisa seneng banget dan rasa benci Lisa wusss.. Hilang seketika" jawab Gea antusias sambil menempelkan ibu jarinya ke absen finger print.

"oh gitu" kemarin Abyan Sekarang Lisa, nanti siapa lagi orang terdekat Niki yang akan di rebut Febi?

Niki benar-benar sudah kehabisan akal dengan apa yang dilakukan Febi. Apa sebegitu menyedikan hidupnya hingga harus merebut semua orang terdekat Niki?

Tapi dari sekian banyak orang kenapa harus Niki yang di incar oleh Febi? Ini masih menjadi teka-teki dalam kehidupannya.

"gue ke toilet dulu ya Ge, lo duluan aja. Bye" Niki langsung melesaat bahkan sebelum Gea menyetujui keputusan Niki.

Bagaikan mendapat durian runtuh, saat Niki selesai dengan obatnya ia bertemu dengan Lisa di wastafle. Tanpa ba bi bu Niki pun langsung mengajak sahabatanya itu bincang-bincang.

"Lisa, gue minta maaf soal yang kemaren" kata Niki to the point.
"gue ninggalin kalian gitu aja"

"lo harusnya minta maaf sama Febi, gara-gara lo acara dia jadi rusak"

Niki mengerutkan kening tanda tak mengerti "kenapa lo tiba-tiba belain dia? Lo udah di cekokin apa sama dia? Lo harus hati-hati sama Febi"

"Niki! Ngomong apaan sih lo. Temen macam apa lo. Lo gak mau liat gue sukses!" gerutu Lisa seraya meninggalkan Niki.

Seperti terhantam sambaran petir Dewa Zeus Niki tak bisa berkata-kata lagi, hatinya sangat terluka dengan perkataan Lisa. Apalagi Lisa sudah tidak menggunakan panggilan Kiki seperti sebelumnya.

Apa sebegitu pentingnya model bagi Lisa? Hingga rela mencampakan Niki begitu saja? Lisa yang dihadapannya kini bukan Lisa yang Niki kenal.

Prok.. Prok. Prokk..

Suara tepuk tangan itu berasal dari arah belakang Niki.

"wow drama persahabatan yang sangat menegangkan ya.. Tapi sayangnya gak bakal happy ending ckckck"

One Life [Completed]Where stories live. Discover now