9. Pertemuan

2.9K 129 1
                                    

Padahal ini hari libur tetapi berbeda dengan kebanyakan orang yang mungkin mager bangun pagi.

Niki sudah bangun dan sudah menunaikan ibadah salat subuhnya.

Sebelum harus kemo. Niki emang memiliki suatu rencana. Segera setelah melipat mukena. Ia langsung melesat menuju lantai dasar. Tak lupa ia pergi kedapur dan membawa sebuah gunting dan keranjang bunga.

Langit masih berwarna gelap. Matahari masih nampak malu-malu untuk menunjukan sinarnya. Tetapi itu tidak menurunkan semangat Niki menuju kebun belakang rumahnya.

"hai semua! Maaf ya gak ngurusin kalian. Aku abis opname sih" sapa Niki bunga-bunga kesayangannya itu.

Niki memang suka berkebun. Tapi alih-alih menanam buah dan sayur Niki justru lebih suka menanam bunga yang indah.

"hari ini aku bakal nengokin ibu jadi mohon bantuannya ya" lagi-lagi Niki bicara pada bunga seakan sang bunga akan membalas ucapannya.

Niki mulai memotong beberapa tangkai bunga. Kebanyakan ia memotong aneka mawar. Dari yang putih, pink, hingga yang merah. Ia juga memotong beberapa bunga lainnya.

Setelah dirasa cukup Niki pun segera bangkit dan menuju kamar rumahnya. Ia akan membersihkan diri.

Niki memang tidak pandai merangkai bunga seperti yang di toko-toko. Alhasil ia tidak pernah meletakan rangkaian bunga. Biasanya ia hanya akan menaruh beberapa tangai bunga yang sydah dibersihkan tangkainya itu di atas makam sang ibu.

Tepat pukul setengah delapan Niki sudah siap berangkat. Ia menggunakan dress putih selutut berlengan yang bagian roknya sedikit mengembang.

Sedangkan rambut sepunggung curly yang sedikit berwarna blonde ia biarkan tergerai. Di bahunya ia sampirkan selendang putih, yang Niki akan pakai saat berdoa nanti.

Walaupun ini hari libur, tetapi Aldi belum pulang sejak kemarin. Katanya ia ada keperluan mendadak, sehingga Niki akan di antar oleh taksi yang sudah ia pesan barusan.

•One Life•

Sudah menjadi rutinitas Alan sejak pindah untuk selalu menengok Mama tercintanya.

Sejak subuh Alan sudah ada di samping sang mama. Yang ia lakukan padahal hanya tidur di samping makam sang mama. Tapi entah kenapa ia selalu tenang disini. Daripada harus dirumah dan mendengar ocehan Papanya.

Apalagi jika papanya itu sudah membicarakan tentang anak emasnya.

Abyan.

Sodara kandung Alan satu-satunya sekeligus kembaran non identiknya yang seorang atlet tenis nasional yang mendalinya bejibun.

Abyan.

Yang jadi bahan omongan setiap anggota keluarga Bencroft jika sedang kumpul.

Yang punya wajah rupawan, tubuh atletis, fame disekolah, yang fansnya ngalahin Harry One Direction.

Orang yang paling Alan benci karena menjadi penghasut sang Papa agar Alan bisa sepertinnya.

Padahal mau dari manapun bakat seorang anak tidak bisa disamakan. Alan yang jago ngitung mana mungkin harus jago tenis juga.
Rasanya tuh seperti ikan yang harus hidup didarat. Gak akan bisa.

ehh itu Abyan kan.... Si petenis itu"

“ughh... Dia keren banget”

One Life [Completed]Where stories live. Discover now