7. Kantin

2.9K 135 0
                                    

Siapa sangka orang yang punya penyakit Leukimia bisa terlihat begitu sehat? Padahal kemarin baru saja opname. Tapi hari ini sudah mulai sekolah.

Niki masih menunggu bis untuk sekolah, ia tidak kesiangan kok. Niki bahkan bangun lebih pagi dari biasanya karena semangat ingin sekolah. Ia juga sudah sampai di halte bis sejak pagi buta, bahkan Niki sudah melewatkan 2 bis. Jika ia masih melewatkan bis terakhir maka otomatis ia akan terlambat kesekolah.

Ini semua Niki lakukan hanya untuk Abyan -lagi. Tujuan Niki sebenarnya sebenarnya tidak jauh-jauh dari nama itu, sudah 3 hari selama ia di opname Niki tidak berhubungan dengan Abyan.

Padahal ia rajin mengirim chat, tapi jangankan dibalas dibaca juga tidak padahal terkirim. Abyan juga tidak menjenguknya, apa itu yang namanya sahabat walau harus di akui Niki ingin lebih.

Niki benar-benar khawatir. Ia takut Abyan kenapa-napa. Ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Abyan. Ia tidak menginginkan hal itu.

Bis sudah datang dan Niki masih ragu untuk naik. Ia menggit bibir bawahnya untuk meringankan sedikit keraguannya. Lagi-lagi ditengoknya kekanan dan kekiri, takut-takut Abyan kesiangan kemudian mucul di salah satu ujung jalan.

"neng mau naik gak?" pertanyaan surir bis itu langsung di anggukan oleh Niki dengan ragu.

Dan akhirnya Niki naik bis sendirian, semua kelakuannya tentang menunggu Abyan berimbas pada waktu tiba di sekolah.

Jika saja Niki terlambat satu menit maka ia akan di anggap alfa di absensi finger print. Karena bel masuk sudah berbunyi.

Niki lagi-lagi mencari sosok itu. Sosok yang ia khawatirkan lebih dari dirinya sendiri. Sosok yang dari kecil sudah memiliki jabatan sebagai sahabat di kehidupannya.

Dan ia menemukannya. Abyan tengah berjalan santai dengan ransel hitam yang hanya dipakai di bahu kiri. Ia yakin 100% bahwa itu Abyan ia tidak akan salah orang.

Seketika lengkungan bulan sabit tercipta di bibir tipis Niki. Ia hendak berlari saat tiba-tiba. Muncul seorang gadis di samping Abyan yang terlihat begitu akrab dengannya. Abyan juga terlihat tertawa bersama. Satu pertanyaan Niki. Siapa dia?

Brukk...

Niki terjatuh.

Buku paket pelajaran hari ini yang ia ambil dilokerpun berhamburan di lantai koridor yang mulai sepi.

Setelah Niki fikir-fikir ini seperti di adegan dikisah film romance saja. Ia di tabrak oleh seseorang cowok dan orang itu membantunya memunguti buku-bukunya yang berserakan di lantai.

Kemudian timbul efek-efek bunga dan lope-lope -what lope-lope? Ehh tapi tunggu dulu. Ini kan novel. Mana ada efek seperti itu.

Niki segera memunguti buku paketnya. Karena kelamaan ngebayangin hal yang gak akan terjadi ia jadi lupa akan bukunya. Sedangkan orang yang menabraknya? Jangankan minta maaf Niki saja bahkan? Tidak melihat siapa orangnya.

Sambil berjalan Niki kembali memeriksa buku paket yang ia bawa. Hingga ia sadar buku agenda hariannya tidak ada. Ia yakin ia membawanya tadi. Apa terjatuh?

Dan ketika ia berbalik orang itu muncul bagai hantu sambil membawa buku agendanya.

"nih.." ucapnya ketus sambil memberikan buku agenda itu pada Niki yang masih plonga-plongo.

"ahh iya thank's" ucap Niki sambil mengambil buku agendanya.
"ini bener lo kan?" entah ada angin apa Niki nanya pada seseorang yang kini sudah jalan di sampingnya.

"bukan. Ini mah bayangan doank. Gue yang asli masih di rumah tidur, sambil ngorok, gara-gara begadang nonton b*kep"

"Astagfirullah lo kan belom cukup umur buat nonton yang begituan" Komentar Niki pada orang itu.

One Life [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang