15. Ngapel

3K 127 0
                                    

Ketika Alan mendengar sendiri cek-cok antara Niki-Abyan satu hal yang terbesit dihati Alan. Dia akan mencabut nyawa Abyan saat itu juga.

Bagaimana tidak? Abyan mengajak Niki merayakan hari jadiannya dengan Febi. Apakah segitu butanya Abyan hingga tidak melihat bagaimana perasaan Niki?

Alan jadi gereget sendiri dan timbul pertanyaan kenapa Niki begitu bodoh dan tidak menyatakan perasaannya saja? Bukankah ini adalah zamannya emansipasi wanita? Kenapa Niki harus malu? Alan sendiri berani bertaruh jika Abyan juga suka pada Niki.

Tapi Alan bukan tuhan, seberapa kerasnya ia berfikir Alan takkan pernah mengerti jalan fikiran mereka berdua.

Yang membuat Alan makin gereget adalah kenapa ia ambil pusing story love Abyan dan Niki? Kenapa ia ingin menghabisi Abyan? Kenapa ia tidak suka ketika Abyan memperlakukan Niki dengan tidak baik? Kenapa?

Alasannya adalah.

jelas karena Alan tidak suka jika wanita diperlakukan tidak baik. Mamanya pernah berkata 'wanita itu harus disayangi bukan di sakiti' munurutnya itu sudah cukup untuk menjadi alasan untuk mencabut nyawanya.

Tapi tidak sekarang Alan akan memulai ritualnya. Tidak ditempat yang ramai. Yang ada ia akan dihabisi masa sebelum ia menjalankan eksekusinya. Ia akan memulainya saat Abyan sendirian dan tidak ada yang melihat.

Maka dari itu kini adalah saat yang tepat. Sang Aldolf Hilter (baca: Agus Bencroft) belum pulang dan Abyan sedang dikamar sendirian.

"gue bingung, kenapa lo jadi cowo kok beg* banget" tukas Alan seraya menatap Abyan gemas. "lo gak bisa liat gimana perasaan Niki tadi"

"ngapain lo kesini? Kangen ya?" tanya Abyan sambil teraenyum meremehkan "lo gak takut gue laporin ke bokap?"

"bodo amat. Gue bakal abisin lo sampe malaikat pencabut nyawa dateng" Alan semakin geram ia sudah berjalan mendekat ke arah Abyan hingga akhirnya Abyan bertanya.

"lo suka Kiki?"

Seketika Alan membeku ditempat, pipinya terasa baru mendapat bogem mentah yang luar biasa secara gaib. Ia seperti baru dijejali pil pahit yang membuatnya sadar akan banyak hal.

Membayangkan Niki yang sedang bersedih membuatnya marah, melihat Niki tersenyum membuat ia mempunyai surga tersendiri, melihat Niki yang menderita membuat Alan mati rasa.

Apa ini definisi suka? Apa ini definisi cinta? Alan belum paham betul dengan itu semua. Yang ia tahu selama ini hanya penderitaan dan rasa sakit yang berkepanjangan, tak pernah ia berfikir tentang definisi cinta.

"kenapa gak lo yang maju? Kenapa malah marah sama gue?"

"lo–"

"–lo fikir gue buta. Gue bisa liat itu, Niki gak suka sama gue. Dia cuman kagum sama gue"

"lo yakin sama pendapat lo?... Oke fine sekarang gue tanya. Lo suka Niki?" pertanyaan di balas pertanyaan dan itu yang Alan lakukan.

Ia menyimak raut wajah Abyan dengan seksama mencari sesuatu kalau-kalau ia ragu dengan jawabannya.

Satu menit.

Dua menit.

Abyan masih belum menjawab, tapi Alan masih setia menunggu hingga akhirnya. "gue gak suka dia"

Dapat.

Itulah ekspresi yang ingin Alan lihat, perasaan ragu yang berusaha ditutupi dengan kalimat tegas penuh penekanan. Abyan memang pintar menyembunyikan perasaanya dan Alan pintar melihat kebenarannya.

One Life [Completed]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora