BW 27

7.6K 457 0
                                    

Part 27

Jam baru menunjukan pukul 3 dini hari dan Wulan sudah bangun karena suara tangisan Bima yang begitu keras, dengan terburu-buru Wulan membuka pintu penghubung ke kamar Bima dan melihat Bima tengah menangis, tangan kecilnya seolah meraih sesuatu di atasnya.

" uh anak Bunda " Wulan segera menggendong Bima dan mendekapnya dengan sayang. Ajaibnya tanpa meminum asi Bima sudah tenang dan bahkan sekarang sudah tertidur dengan pulas.

Wulan tersenyum memandang wajah tampan Bima, wajah Bima adalah duplikat nyata wajah Bram. Hanya mata bulat Bima yang mirip dengannya.

" kenapa kamu begitu mirip dengannya, Bunda iri melihatnya " ucap Wulan namun dengan senyum manisnya. Wulan berjalan menuju kamarnya dan menidurkan Bima di ranjangnya yang kemudian dengan pelan Wulan ikut tidu disamping Bima sembari memeluk tubuh kecil Bima dengan sayang.

Wulan tidak bisa tidur karena kejadi tadi siang membuatnya selalu berfikir keras

" jujur sama aku, kenapa anak kamu mirip sekali denganku? " Bram berdiri dengan tatapan tajamnya menatap ke arah Wulan.

Wulan kaget saat melihat Bram tengah berdiri dihdapannya, padahal setahu Wulan saat dia masuk ke café ini dia tisak melihat keberadaan Bram di dalam sana.

" apa maksud anda? " Wulan masih mencoba bersikap formal kepada Bram. Bram menggeram menahan amarah

" dia anak aku kan? Jawab! "

" bukan, dia anak seorang bajingan. Sama seperti yang anda bilang dulu " dengan santainya Wulan menjawab pertanyaan Bram.

" ok aku memang tidak ada bukti yang kuat sekarang ini, tapi saat aku sudah mempunyai bukti akan aku ambil ahli hak asu anak itu " Wulan tertawa sinis dan memandang Bram dengan tatapan mengejek.

" setelah apa yang terjadi? Pengadilan tidak akan menyetujuinya " dengan anggunnya Wulan meninggalkan café tersebut tanpa menyentuh makanan yang sudah terhidang di depannya. Selera makannya sudah hilang.

Saat itu memang Wulan dengan beraninya menantang Bram, namun sekarang nyalinya menciut. Bram akan membuktikan ucapannya itu dan Wulan sangat takut kelihangan Bima. Selama ini Wulan sudah cukup ikhlas saat harus bercerai dengan Bram. Namun Wulan benar-benar akan mati jika Bima direbut begitu saja oleh Bram.

" Bunda akan berjuang mempertahankan kamu "

--o0o--

Wulan dibuat pusing dengan kelakuan sang Abang yang sakit dan meminta ini itu, namun setelah di bawakan ke kamarnya malah ditolak, yang katanya tidak sesuai dengan apa yang dia mau.

" Abang ini Wulan sudah buatin sup iga yang harus di bakar dulu " sunggu Wulan capek sekali, apalagi sang Mama sedang ikut perjalanan bisnis yang dilakukan David untuk terakhir kalinya.

" makasih ya, yaudah deh kamu pergi aja. Abang mau tidur lagi " Reza dengan pedenya malah mengusir Wulan, dengan jengkelnya Wulan meninggalkan Reza dikamar.

" kalau gini bisa beruban aku "

" Wulan! " belum juga menutup pintu, suara Reza sudah terdengar lagi. Wulan bukannya tida suka, tapi Reza memang kelewatan hari ini.

" apa bang? "

" telfonin Cira, suruh kesini " Wulan mengambil iphone Reza dan mencari kontak Cira

" mbak Cira ini aku Wulan, mbak Cira bisa ke rumah? "

"-"

" Abang sakit, minta mbak Cira ke rumah sekarang "

"-"

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang