BW 26

7.6K 387 5
                                    

Pertemuan yang paling menyenangkan

--o0o--

Reza berjalan masuk ke rumah dengan wajah berseri-seri, tangan kanannya membawa sebuket bunga mawar merah dan tangan kirinya membawa tas yang mungkin berisi gaun mahal.

" dari mana? " tanya Susan saat melihat Reza

" dari mana-mana " jawab Reza asal. Susan mendengus pelan dan menoyor pelan kepala putra sulungnya itu.

" Mama gak bercanda "

" Reza juga gak bercanda ma "

" ngomong sama kamu bikin mama capek, mending Mama ngomong sama tembok sekalian "

" yaudah terus ngapain Mama masih ngomong sama Reza? Lebih baik Mama ngomong sama tembok "

" Reza!! " dengan gemasnya Susan menjewer telinga Reza.

" Mama Abang ngapain sih? Suaranya sampai membuah Bima menangis " Wulan berdiri dihadapan sang Mama dan juga Abangnya dengan tatapan herannya. Ini sudah pukul 10 malam, catat! 10 malam, Mama dan Abangnya masih sempat berteriak.

" eh aduh cucu Oma kaget ya utayang tayang " Susan meraih Bima kedalam gendongannya dan mebawanya pergi meninggalkan Wulan dan Reza di ruang keluarga. Reza berjalan kearah sofa

" Abang habis darimana jam segini baru pulang? " Wulan berjalan mendekati Reza dan duduk disebelahnya.

" dari rumahnya Cira " jawab Reza

" dari rumahnya mbak Cira terus Abang dapat bunga sama emm gaun? " Wulan melihat isi di dalam tas tersebut.

" rencananya mau aku kasih ke Cira malam ini tapi karena tadi gak sempet jadi Abang bawa pulang lagi "

" kok bisa gak sempet? "

" iya gak sempet soalnya tadi mesra-mesraan di sofa sampai Cira ketiduran. Jadi Abang gak bisa kasih ini "

" harusnya gak usah dibawa pulang, letakin saja di meja rias mbak Cira. Begitu mbak Cira bangun dia akan senang karena mendapat kejutan di pagi harinya "

" ah iya ya kok aku gak kepikiran, kalau gitu aku balik ke rumah Cira saja "

" abang ini sudah malam, besok saja " Wulan meraih tangan Reza saat Reza akan berdiri dari duduknya

" kamu ini gimana sih dek tadi disuruh sekarang gak boleh "

" yaitukan tadi sewaktu Abang masih dirumahnya mbak Cira, kalau sekarang ya gak usah sudah malam "

" yaudah deh Abang mau ke kamar dulu, bye " tak lupa Reza mencium pipi Wulan sebelum meninggalkan Wulan menuju ke kamarnya.

--o0o--

Dikediaman keluarga Azzar tengah ramai karena kedatangan keluarga besar dari Malang, salah satunya yang heboh adalah Eyang putri yang terus mencium dan memeluk Wulan dengan erat. Ada Paman, Bibi, Pakde dan Bude. Semua kumpul menjadi satu.

" pak de gak nyangka kamu masih hidup, pak de benar-benar bersyukur loh ndok " ucap Darma-pakde Wulan dan Reza- sembari mengusap kepala Wulan dengan sayang.

" Eyang putri sampai teriak-teriak waktu Mama kamu telfon kalau kamu sudah ditemukan " ucap Sutri, Bude Wulan.

" iya ndok, Eyang seneng banget. Duh Gusti matur suwun sampun maringi keselametan " Eyang Putri memeluk Wulan dengan sayang.

" ibu sudah ya peluknya kasihan Wulan tuh sampai keringetan " ucap Tina-bibi Wulan. Wulan tersenyum dan membalas pelukan sang nenek dengan sayang.

" si Tina ini pasti sirik ya kan, ngaku wes " ucap Eyang.

" andai saja Eyang kakungmu masih hidup dia akan sangat bahagia kalau tahu kamu masih hidup, selama sisa hidupnya Eyangmu itu selalu berdoa agar kamu segera ditemukan entah itu dalam keadaan hidup ataupun sudah meninggal " Wulan meneteskan air matanya saat mendengar ucapan Eyang putri.

" andai aku di pertemukan lebih dulu mungkin aku masih bisa melihat Eyang kakung dan memeluknya " tangis Wulan semakin terdengar

" sayang, semua sudah berlalu dan sekarang Eyang kakungmu sudah bahagia di surgaNya " Wulan mengangguk dan memeluk Eyang putri dengan erat.

Semua keluarga menyaksikan dengan perasaan suka dan duka. Suka karena anggota keluarga yang dicari-cari selama ini sudah ada didepan mata dan duka karena Eyang kakung yang sudah pergi menuju rumahNya.

" Wulan, Bima menangis " Reza berjalan mendekati Wulan. Wulan mengahpus air matanya dan meraih Bima kedalam dekapannya. Mungkin bayi sekecil Bima sudah tahu mana ibunya, buktinya tangisan yang tadinya kencang kini berhenti seketika. Mata bulatnya bahkan menatap Wulan, tak lupa senyum manis Bima yang tersungging dibibir kecilnya.

" ahh lucu sekali " ucap Fajar-paman Wulan

" iya lucu mas " balas Tina

" kalau gitu Paman sama Bibi nambah 1 lagi biar jadi 5 " ucap Reza. Ya anak dari Pasangan Paman dan Bibinya ini sudah memiliki 4 orang anak dan semuanya laki-laki. Kalau bertambah 1 lagi mungkin akan menjadi Pandawa jika anak ke 5 nya laki-laki lagi.

" doa in saja masih program, lagian si bungsu masih berumur 5 tahun " jawab Tina. Sebenarnya Pamannya ini masih berumur 37 tahun, namun karena orang desa jadi ya menikah saat umur 20 tahun bukanlah hal yang aneh malah terlihat wajar disana.

" enak yak an punya banyak anak, banyak rejeki " jawab Darma

" halah pakde loh anaknya cuma 1 dan sekarang malah disekolah jauh banget. Jarang pulang lagi, mirip bang toyib " sela Reza

" di sekolahin jauh itu juga demi masa depan kali Za, kamu kan dulu juga begitu. Lagian kalau nanti si Doni lulus bisa bantuin kamu di perusahaan ya kan? "

" aku gak terima dia deh pakde, mas Doni itu tukang gossip. Sebelas duabelas sama si Dimas "

" namanya aja sahabat, kemana-mana selalu bareng kalau gak suka gosib yang mereka gak cocok " bela Sutri

" bude ini juga ikut-ikutan "

" kamu itu mirip anak kecil deh, oh iya kapan mau nikah nih? " tanya seseorang dari arah belakang Reza. Reza membalikan badannya dan menatap kaget dengan mulut menganga.

" ah Doni selamat datang sayang " Susan yang daritadi menyaksikan perdebatan keluarganya kini angkat bicara dan menghampiri Doni, kemudian memeluknya singkat.

" biang kerok datang " gerutu Reza

" Doni ini Wulan yang suka kamu jailin dulu " ucap Susan sembari menunjuk Wulan. Doni tersenyum lembut kearah Wulan dan mengacak rambut Wulan pelan. Doni memang tida kaget karena tantenya ini sudah memberikan kabar, ya walaupun waktu pertama kali mendengar berita itu membuat Doni yang waktu itu makan kepiting bakar malah menelan capit kepitingnya begitu saja.

Ok terlalu berlebihan.

Wulan tersenyum kearah Doni.

" senang bertemu dengan adik kecilku yang satu ini " ucap Doni dengan tulus

" senang juga bertemu dengan mas Doni lagi " jawab Wulan.

" ini anakmu? Astaga lucu sekali, kau harus melihat anakku nanti ya " ucap Doni. Wulan menatap Doni dengan pandangan bertanya.

" kamu belum tahu kalau aku sudah menikah? " tanya doni saat melihat tatapan bingung dari Wulan.

" belum "

" aku sudah menikah dan ini pernikahanku yang kedua " jawab Doni

" what? "

" menikah kedua kali dengan wanita yang sama, itu maksudnya " ucap Reza

" oh mas Doni rujuk lagi " Doni hanya menjawabnya dengan anggukan meraih Bima kedalam gendongannya. Bima terlihat anteng saat berada dalam gendongan Doni walaupun tadi sempat menggeliat tidak nyaman.

" kamu senang sayang? " tanya Eyang putri

" tentu, ini adalah pertemuan yang paling menyenangkan " jawab Wulan.

Pertemuan paling menyenangkan yang pernah Wulan rasakan selama hidupnya ini. Keluarga yang lengkap dan terlihat bahagia. Wulan sangat menyukainya.

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang