BW 25

7.5K 434 7
                                    

--o0o--

Wulan berjalan dengan santai melewati lobi dengan begitu anggunnya, sudah menjadi rahasia umum jika semakin harinya adik dari presdir utama di perusahaan ini semakin terlihat cantik. Bahkan bentuk tubuhnya yang sempat melebar sudah berangsur kembali langsing.

Kulit Wulan yang memang sudah putih malah semakin membuat tampak cantik dengan balutan dress kantoran berwarna hitam pekat, tak lupa dengan tas jinjing berwarna merah menyalah yang begitu menyilaukan mata. Namun, karena Wulan yang memakai jadi tidak ada yang terlihat aneh.

Fyuu fyuu

Suara siulan dari seseorang membuat langkah Wulan terhenti dan membalikan badannya. Terlihat di belakangnya sana ada Dimas, kalau kalian ingat siapa itu Dimas. Dimas adalah sekretaris Reza dulu sebelum berhenti dan digantikan oleh Wulan dengan pertemuan mereka di restoran.

" Dimas " sapa Wulan. Dimas tersenyum dan berjalan mendekati Wulan.

" makin cantik saja setelah melahirkan " ucap Dimas membuat Wulan tertawa ringan.

" mau bertemu Abang? " tanya Wulan. Dimas mengangguk dan kembali mengecek hpnya.

" niatnya begitu sih, tapi karena baru saja dapat pesan kalau Abangmu itu sedang menuju ke Jogja sekarang ini "

" ke Jogja? "

" iya, mengejar cinta sejati " Dimas terkekeh pelan saat mengatakannya. Wulan yang mengerti juga ikut tertawa. Semalam Abangnya itu pulang dengan wajah berseri-seri. Dan sewaktu ditanya kenapa Reza hanya bilang jika anggota keluarga Azar akan bertambah.

" mau mampir dulu ke ruangan aku? " tawar Wulan

" gak usah deh, lagian aku juga ada keperluan mendadak dan mau kasih ini juga " Dimas menyerahkan 3 lembar undangan berwarna merah maroon yang terlihat begitu cantik kepada Wulan.

" selamat ya? jadi ini alasannya? Pantas saja kamu mau berhenti jadi sekretaris Abang " ucap Wulan sembari menyalami Dimas.

" haha itu salah satu alasannya, alasan yang lain karena orang tuaku ingin aku mengurus bisnis mereka "

" jangan lupa datang ya " lanjut Dimas lagi. Wulang tersenyum dan menganggukan kepalanya

" kalau gitu aku pamit ya, sampai jumpa minggu depan " Dimas berjalan meninggalkan Wulan dengan melambaikan tangannya. Wulan tertawa pelan dan membalas lambaian tangan Dimas.

" kenapa? "

" huwassstaga!! " teriak Wulan yang membuat semua orang yang berjalan di loby menatapnya heran

" Abang!!!! Ngagetin aja bisanya " ucap Wulan dengan kesal

" ya maaf deh " Reza terkekeh dan merangkul pundak Wulan, mengajak Wulan berjalan ke ruangannya.

" Abang kenapa masih di kantor? Kata Dimas Abang sudah pergi mengejar cinta sejati " ucap Wulan saat mereka sudah sampai diruangan Reza.

" gak jadi hari ini, tapi ya Abang males ketemu Dimas si tukang gossip jadi Abang bohongin dia deh " ucap Reza. Wulan hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Abangnya ini.

" ini dapat undangan dari Dimas " Wulan memberikan undangan kepada Reza. Reza menerimanya dengan tatapan kagetnya.

" jadi selama ini dia gak bohong " tanya Reza

" maksudnya? " Wulan dibuat bingung dengan pertanyaan yang terlontar dari mulut Reza

" enggak, Abang hanya gak percaya kalau dia memang mau menikah. Abang kira selama ini dia hanya bergosip dan berhayal kalau dia akan menikah "

" oh jadi Abang mengira kalau Dimas hanya suka bergosip dan mengarang cerita gitu? Abang sih suka negative thinking kalau sama Dimas "

" lagian dia juga suka bohongin Abang dulu "

" bohongin soal apa? "

" kepo kamu " Wulan menghentakan kakinya dan melangkah meninggalkan Reza yang masih terbahak-bahak.

" satu persatu sifat keluargaku sudah aku ketahui dan kurang Papa saja yang belum aku ketahui " batin Wulan sembari berjalan kearah lift untuk menuju ruangannya.

" bu Wulan ada yang menunggu bu Wulan didalam " ucap Sisi saat Wu;an sudah berada di depan ruangannya. Wulan mengangguk dan masuk.

" maaf menunggu la.. " Wulan mengaga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Dihdapannya tengah berdiri Bram dengan gagahnya dan seorang wanita lagi yang mungkin skretarisnya.

" maaf bu Wulan kami mengadakan pertemuan mendadak pagi ini " ucap Wina sekretaris Bram. Wulan mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

" mau minum apa? " tawar Wulan

" tidak usah repot " sela Bram. Wulan menatap Bram dengan tatapan datar

" maaf, tapi saya menawari sekretaris anda " ucap Wulan.

" tidak usah repot-repot bu "

" tidak apa. Sisi! " Sisi masuk dan menundukan kepalanya

" tolong bawakan 2 jus buah naga "

" baik "

" saya tidak ingin minum bu Wulan yang terhormat " ucap Bram dengan angkuhnya

" ah maaf sekali bapak Bram yang juga terhormat. Saya menyuruhnya membawakan 2 gelas untuk saya dan juga Wina. Bukan untuk bapak, jadi bapak tidak usah terlalu percaya diri " ucap Wulan dengan datarnya, Bram menatap Wulan dengan kesalnya, harga dirinya dijatuhkan begitu saja olehnya.

Wina sempat bingung ingin memulai perbicaraan masalah pekerjaan, namun keadaan mulai mencair saat Wulan dengan anggunnya membuka perbicaraan formal tentang kerja sama yang antara azzar corp dengan perusahaan milik Bram.

" aku tidak menyangka bahwa perusahaan sebesar ini mau mempekerjakan seorang wanita. Bahkan yang saya tahu tidak ada seorang wanita yang menduduki tempat manajer sebelumnya " ucap Bram sesaat setelah pembahasan tentang kerja sama ini selesai.

" tentu saja saya adalah wanita pertama yang bekerja disini dan menduduki posisi ini. Bukan karena saya cantik terus diterima disini, tapi karena saya ya memang cantik, tapi ide dan cara kerja saya patut untuk di apresiasi tinggi " jawab Wulan dengan anggunya.

Bram menatap Wulan tidak percaya, gadisnya sudah berani menjawab. Tunggu, dia bilang tadi gadisnya? Kau memang sudah gila Bram batin Bram berteriak. Bram berdehem sekilas dan berdiri dari duduknya sembari mengulurkan tangan.

Wulan menatap Bram dan ikut berdiri lalu membalas jabat tangan Bram.

" terima kasih untuk kerja samanya dan aku rasa kita akan sering bertemu " ucap Bram sambil tetap menjabat tangan Wulan.

" tentu saja kita akan sering bertemu " jawab Wulan dengan senyum manisnya

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang