BW 21

7.8K 392 5
                                    


Bram POV

Hari ini aku berangkat pagi-pagi sekali karena akan menghadiri rapat penting dengan direksi keuangan dan setelahnya akan ke Azar Corp bertemu dengan CEOnya, Reza Fagezar Azar.

" Tuan tidak sarapan dulu? " tanya Bik Sumi

" tidak Bik, aku akan lansgung ke kantor ada rapat penting. Dan ini uang untuk membeli bahan dapur yang sudah habis " aku memberikan uang 500rb untuk Bik Sumi.

Sudah menjadi hak Wulan jika dia masih tinggal di rumah ini. Sudah menjadi kewajiban untukku untuk memberinya uang setiap bulan serta membayar gaji Bik Sumi. Dan rumah ini sudah menjadi hak sepenuhnya atas nama Wulan.

Jika sudah merindukan dia aku akan pulang ke rumah ini dan bermalam dikamarnya, namun jika sudah mengingat penghianatan yang sudah dilakukan olehnya dengan hati sebal aku akan membencinya. Aku benar-benar membencinya.

" astaga kenapa kau lama sekali? " gerutu Dimas saat aku baru saat masuk ke lobi Azzar Corp. Dimas ini ada wakilku, dia tentu kelimpungan saat aku telat 5 menit untuk bertemu dengan CEO dari Azzar Corp ini

" sorry, macet " alasan klasik

" yaudah terserah, kita buru-buru sekarang, Pak Reza akan segera pulang "

" pulang? Ini bahkan belum jam makan siang " aneh sekali seorang CEO malah akan pulang sebelum jam makan siang?

" yang aku dengar dia baru saja mempunyai keponakan, jadi dia lebih suka berada di rumah mewahnya ketimbang di kantor "

" aku tidak percaya kalau lelaki matang sepertimu masih suka bergosip "

" ck sudahlah bicara dengamu hanya akan membuatku pusing " Dimas menarik tanganku untuk masuk keruangan Reza. Ada yang aneh saat melewati meja sekretaris CEO ini, seorang CEO dari perusahaan ternama tidak ada sekretaris yang berjaga di depan ruangnya?

" selamat siang Pak Reza " ucap Dima, aku menunduk sekilas tanda hormat dan berjalan mendekat ke mejanya dan berjabat tangan singkat.

" silahkan duduk " ucap Reza. Kami berdua duduk dan dia mengeluarkan semua map yang berisi dokumen penting yang ku tahu pasti bahwa itu surat perjanjian kerja sama

" sebenarnya ini bukan urusanku, namun karena aku harus mengurusnya kali ini. Agar nanti jika saya cuti, saya bisa mengajarkan hal ini kepada adik saya " ucapnya dengan lugas. Dia pasti tipe penyayang keluarga.

" wah Pak Reza ini tipe penyayang keluarga sekali ya " ucap Dimas, Reza terkekeh dan memberikan surat itu kepadaku.

" aku sudah membaca bagaimana perusahaan Anda maju begitu pesat, walaupun sempat akan bangkrut sebelum dipegang oleh Anda " ucap Reza. Bukannya aku mau sombong, tapi memang perusahaan itu berkembang pesat setelah aku yang mengendalikan.

" terima kasih untuk pujiannya pak Reza " aku tersenyum dan menandatangani surat perjanjian tersebut.

Setelah bercakap-cakap sebentar mengenai proyek yang sedang kami kerjakan, kami pamit undur diri. Karena tidak enak jika terlalu lama berada disini sedangkan bahasannya tentang kerjaan sudah selesai.

" terima kasih untuk waktunya pak Reza " ucapku sambil menjabat tangannya

" terima kasih kembali pak Bram "

Aku dan Dimas keluar dari ruangan Reza sambil bercakap-cakap tentang kerjaan yang akan kami kerjakan setelah ini, entah karena aku yang memang manatap Dimas atau karena wanita yang kini jatuh terduduk dihadapnku ini.

" oh maaf miss " Dima mengulurkan tangannya dan membantunya berdiri. Astaga! Benarkah dia Wulan? Wanita yang dulu pernah aku cintai? Bagaimana bisa dia berada disini?

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang