BW 9

8.5K 464 9
                                    

kalau kodok sayang itik ya biarkan saja...

***

Sehari setelah kedatangan Bram untuk meminta tanda tangan di atas matrai, Wulan datang ke rumah mereka-Bram dan Wulan- yang kini sudah menjadi milik Wulan, itu kata Bram. Saat Wulan datang ternyata rumah itu sudah sepi, menurut info dari penjaga yang ditugaskan Bram untuk menjaga rumah tersebut bahwa Bram dan istrinya pindah ke rumah yang lebih besar.

Wulan menyusuri rumah dan hanya mendapati bik Sumi yang tengah membersihkan dapur.

" bik... "

" nyonya! Astaga, nyonya sehat saja. Aduh bibi khawatir banget " ucap bik Sumi dengan histeris, Wulan tersenyum dan mengusap lembut pundak bik Sumi.

" bibi teh seneng nyonya mau kembali ke rumah ini "

" tidak bik, aku memang mempunyai hak atas rumah ini. Tapi bik, aku gak bisa tinggal disini, tentu bibi tahu jawabanya kan? Aku akan serahkan rumah ini kepada bik Sumi untuk di rawat. Kalau saya bisa, saya akan sering datang kesini untuk melihat bik Sumi "

" tapi nya, sebulan lagi nyonya melahirkan. Nyonya tinggal disini saja sampai nyonya melahirkan, supaya bibi bisa menjaga nyonya " Wulan tersenyum mendengar ketulusan bik Sumi. Untuk saat ini harta yang paling berhara yang Wulan miliki hanya bik Sumi dan tentunya yang paling utama adalah darah dagingnya.

" aku sudah besar bik, bibi akan tetap bisa menjagaku selagi bibi juga menjaga rumah ini "

" nya, bibi ikut nyonya saja ya? nanti biar rumah ini di jaga pak Darto dan istrinya " usul bik Sumi. Wulan sempat berfikir dan kemudian menggelengkan kepalanya.

" aku hanya percaya dengan bibi, Cuma bibi yang bisa menjaga rumah ini. Aku percaya rumah ini kepada bibi " bik Sumi terlihat sangat sedih.

" aku janji akan kesini terus, aku pamit pulang ya bik. Assalamuallaikum "

" wa'alaikumsalam "

Tekat Wulan sudah benar-benar bulat, dia tidak akan tinggal di rumah itu. Rumah itu hanya punya kenangan yang akan buat Wulan semakin lemah setiap harinya.

***

" dasar gobl*k!! kan gue udah bilang loe itu jangan telat mulu, kan gue capek ngurus kantor sendirian. Tahu gini mending gue cari sekretaris cewek walaupun hamil "

" ah maaf saya menyelah, bapak butuh skretaris ya? saya ingin melamar " ucap Wulan yang sukses membuat orang di depannya melongo. Entah kenapa seperti ada perti yang menggelegar di langit seperti di sinetron-sinetron.

" oh astaga lihat. Doamu bahkan langsung di dengar "

" kenalkan aku Zaki mantan sekretaris dia " ucapnya lagi sambil menunjuk lelaki yang ada di hadapanya yang masih melongo

" kamu di terima " ucap Zaki yang sukses membuyarkan lamunan lelaki di hadapannya. Dengan hembusan nafas beratnya lelaki itu mengulurkan tangannya yang di sambut dengan senyuman oleh Wulan.

" ok kamu di terima, nama saya Reza. Ini alamat kantor saya dan mulai besok kamu bisa langsung bekerja. Ingat! Jam 7 tepat saya tunggu di lantai 20 " ucap Reza dengan tegas dan melangkah meninggalkan Wulan dan Zaki.

" rezeki anak sholeh " ucap Wulan dengan mengelus perutnya hingga orang yang di depannya tertawa karena mendengar ucapan polos yang keluar dari bibir tipis Wulan.

" kenapa pak Zaki? "

" ah tidak, kau lucu sekali "

" emm pak Zaki tadi itu memang beneran saya sudah di terima? "

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang