BW 2

10.2K 574 7
                                    

Jika memang aku sudah tak berarti bagimu

Namun, berikan aku waktu untuk melihat wajahmu lebih lama

Agar nanti jika aku benar-benar kau buang

Aku masih punya sedikit memori untuk mengingat wajahmu

-Wulan-


Wulan POV

Waktu memang terus berjalan dan kini usia kandunganku sudah berumur 5 bulan, cepat bukan? Tapi ada yang aneh dari kehamilanku. Aku tak pernah bisa tidur dengan nyenyak sebelum diam-diam menyelinap masuk ke dalam kamar Mas Bram dan menatap wajahnya yang terlihat dalam dalam tidurnya.

Aku tahu bahwa anak kami merindukan belaian dari seorang ayah yang tak pernah ia dapatkan. Lucunya lagi setelah diam-diam menyelinap seperti maling aku akan tidur dengan nyenyak.

Waktu itu pernah saat Mas Bram tugas keluar kota untuk urusan bisnisnya, aku tak bisa menatap wajahnya dan aku baru bias tertidur saat memeluk foto miliknya, foto saat dia masih sma dan saat itu adalah saat-saat yang paling membahagiakan. Karena di foto tersebut Mas Bram tengah tersenyum dan merangkul bahuku dengan mesra.

Saat seperti itu tak akan pernah aku lupakan.

Aku memang di butakan oleh cinta, aku bahkan bertahan sekian lamanya dalam rasa sakit ini sendirian, aku tak bisa berbagi dengan seseorang. Selain aku tak punya sahabat aku juga tak mungkin berbagi cerita sedihku kepada bik Sumi ataupun Mas Bram.

Bik Sumi saat ini tengah tertimpa musibah, suami dan anaknya baru saja meninggal dunia. Bik Sumi saat ini mungkin masih merasakan kesedihan yang mendalam, separuh jiwanya sudah pergi membawa sebuah amanah yang sangat dicintai oleh bik Sumi dan Almarhum sang suami, yaitu anaknya.

Bik Sumi sangat mencintai suaminya tersebut hingga ajal menjemputnya, sungguh cinta yang sangat indah. Tak ada yang bisa memutuskan kasih sayang tersebut walaupun sekarang Almarhum suami bik Sumi sudah hidup bahagia di rumahNya.

Aku tahu bagaimana sulitnya merelakan orang yang kita sayangi pergi, aku sangat paham hal itu.

Saat itu kedua orang tua angkatku meninggal karena sebuah kecelakaan di jalan tol yang menewaskan lebih dari 10 orang, saat itu duniaku benar-benar hancur. Aku merasa bahwa aku tak sanggup untuk hidup.

Keluarga angkatku bukanlah orang kaya seperti dalam cerita, mereka hanyalah seorang pedagang kaki lima kecil. Satu-satu nya orang yang buat aku bangkit dari keterpurukan adalah mas Bram dan keluarganya, yang terutama adalah mama Lili. Beliau adalah ibu kandung mas Bram yang sudah menganggapku anaknya sendiri.

Dengan bantuan keluarga mas Bram juga aku bisa mengenyam pendidikan hingga mendapat gelar sarjana.

Kalau bicara soal Mama Lili, beliau berubah sejak saat itu. Semua keluarga besar mas Bram menjauhiku, tak ada yang percaya dengan semua ucapanku.

Sekarang aku hanya hidup untuk anakku, satu-satunya harta yang tak ternilai harganya.

Tujuan hidupku sekarang untuk membahagiakan buah hatiku, walaupun aku harus berusaha mati-matian memendam rasa sakit ini.

Ya...hanya demi kebahagiaan anakku, hanya itu.

" loh Nyonya jangan ikutan masak, nanti nyonya kecapean " ucap bik Sumi. Aku tersenyum kepadanya dan mengusap punggung rentah tersebut dengan pelan.

" bibi pasti habis menangis kan? Bibi gak boleh sedih lagi, nanti suami dan anak bibi akan ikut bersedih. Mereka sudah bahagia disana bertemu dengan orang-orang baik "

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang