BW 15

8K 441 0
                                    

Sudah dua jam lamanya proses persalinan sesar yang dilakukan Dokter untuk menyelamatkan bayi Wulan, kini tinggal papa David dan mama Susan yang masih setia menunggu kabar baik di depan ruang operasi. Setelah mendapat donor darah, Wulan langsung dibawah ke ruang operasi untuk melakukan operasi sesar. Sedangkan Reza, sekita sejam yang lalu mendapat telfon dari sekretaris pengganti bahwa ada rapat penting dan ada sedikit masalah di divisi keuangan yang harus ditangani langsung oleh Reza.

" Pa apa Wulan itu Wuri anak kita yang sudah hilang? "

" mama jangan terlalu berharap dulu ya, kita akan melakukan tes DNA untuk membuktikannya. Walaupun papa juga merasa bahwa Wulan adalah putrid kita yang hilang "

" mama juga merasakan hal itu, Pa "

Suara keras tangisan bayi dari dalam ruang operasi terdengar samai ke telinga kedua orang tua Reza.

" cucu kita Pa " papa David tersenyum dan memeluk istrinya tanda bahwa dia juga bahagia mendengar suara bayi Wulan yang memekakan telinga.

" keluarga pasien " seorang Suster yang masih terlihat muda keluar dari ruang operasi sambil menggendong bayi yang sudah bersih dan terlilit dengan selimut.

" boleh saya menggendongnya sus "

" tentu saja boleh, Bu " sang Suster memberikan bayi tersebut untuk digendong mama Susan.

" jenis kelaminnya laki-laki, sehat dan lengkap " jelas Suster

" halo cucu oma yang tampan " mama Susan mengusap pelan pipi kemerahan milik bayi Wulan dengan lembut seakan takut kulit itu terlepas.

" bagaimana keadaan sang ibu? " tanya Papa David

" Dokter Orlando masih menanganinya, pasien sedang kritis sekarang ini. Keluarga pasien harus banyak berdoa agar pasien bisa segera melewati masa-masa kritisnya "

" permisi ibu saya akan membawa bayinya ke ruang bayi " lanjutnya. Dengan perasaan tak rela mama Susan memberikan bayi tersebut kepada suster untuk dibawa ke ruang bayi yang lebih steril.

Kedua orang tua Reza tak hentinya memanjatkan doa agar kondisi Wulan segera membaik dan bisa melewati masa kritisnya. Tak terkecuali mama Susan yang kini bahkan sudah menangis, entah kenapa didalam hatinya ada perasaan takut kehilangan sosok Wulan yang sudah dia sayangi. Saat melihat Wulan pertama kalinya di apartement Reza sudah membuatnya begitu menyayanginya, Wulan yang baik, Wulan yang polos dan kesedihan yang terpancar dari mata birunya membuatnya menyayangi Wulan dan ingin menjaganya.

" pa, ma "

Reza mendekati kedua orang tuanya.

" bagaimana keadaan Wulan dan bayinya? "

" bayinya selamat, anak Wulan laki-laki dan dia sangat tampan " jelas sang ibu. Reza tersenyum membayangkan betapa lucu nantinya anak Wulan saat beranjak kemasa anak-anak.

" tapi keadaan Wulan belum bisa dikatakan membaik, dia masih belum melewati masa kritisnya " tambahnya. Perkataan itu seakan membuat Reza terhempas dengan keras.

" lalu? "

" dokter masih menanginya " tambah papa David.

" Reza, bagaimana keadaan Cira? "

" dia sudah baik-baik saja ma " Reza bercerita bahwa batin Cira sedikit terguncang karena kejadian ini, karena pasalnya truk itu terlihat sengaja ingin menabraknya dan Wulan. Cira bahkan jatuh pingsan saat Reza berkunjung ke rumahnya keesokan harinya.

Cira dan Wulan adalah wanita terpenting nomer 2 setelah mamanya.

Reza menyayangi Cira sebagai seorang lelaki normal dan Reza juga menyayangi Wulan sebagai seorang kakak kepada adiknya. Mereka berdua punya peran penting dalam hidupnya, walaupun Wulan baru saja memasuki kehidupannya. Namun keberadaan Wulan menjadi obat kangen Reza kepada adiknya yang hilang.

**

" Cira " Reza kaget karena melihat Cira kini ada dihadapanya dan dia tidak terlihat sedang baik-baik saja.

Reza menghampiri Cira dan memeluknya.

" Cira kenapa malam-malam kesini nak " tanya mama Susan. Cira menggeleng dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Reza.

Malam ini sudah menunjukan pukul 12 malam dan Cira datang ke rumah sakit dengan keadaan yang tidak begitu baik, terlihat pucat dan ada bekas air mata di pipi tirusnya. Reza memeluk Cira dan menuntunnya untuk duduk.

Mama Susan dan papa David hanya memperhatikan keduanya tanpa banyak bertanya, karena di rasa diam adalah yang terbaik untuk saat ini. Melihat keadaan Cira yang begitu rapuh membuat dada Reza terasa sesak, dengan telaten Reza mencoba menenangkan Cira hingga terdengar deru nafas yang beraturan menandakan Cira tertidur.

" Reza mending kamu antar Cira pulang, kasian kalau tidurnya sambil duduk "

" iya ma " Reza mengangguk dan menggendong Cira keluar dari rumah sakit menuju ke mobil.

" apa yang terjadi sayang " Reza mendudukan Cira di kursi penumpang dan tidak lupa memasangkan seatbealt lalu menunutup pintu dan masuk ke arah kemudi. Pikiran Reza berkelana kemana-mana hingga tanpa sadar sudah berhenti di depan halaman rumah Cira.

Reza keluar dari mobil dan membuka pintu penumpang untuk menggendong Cira.

" ya ampun non Cira kenapa den? "

" Cira baik-baik saja bik, dia hanya tidur karena kelelahan, tolong bukakan pintu kamar Cira bik " pembantu Cira membukakan pintu kama Cira dan membiarkan Reza masuk untuk membaringkan tubuh lemah Cira, setelah menyelimuti tubuh Cira Reza tak lupa mengecup keningnya lama.

" tuan bertemu dimana dengan non Cira? "

" dia ke rumah sakit bik, tolong jaga Cira ya bik. Reza harus balik lagi ke rumah sakit "

" iya den Reza "

Reza keluar dari rumah Cira dengan perasaan kacau, apa yang terjadi dengan Cira hingga dia terlihat begitu lemah dan rapuh tadi? Apa ini karena kecelakaan yang menimpah Cira dan Wulan? Apa hubungannya?

Telfon Reza saat dia sudah masuk kedalam mobil

" iya ma? "

" iya ma, Reza sudah antarkan pulang .... Iya sekarang Reza balik lagi kesana .... Iya ma "

Reza menjalankan mobilnya menjuju ke rumah sakit.

Saat sudah sampai di rumah sakit Reza dikejutkan dengan kedatangan orang suruhannya

" kenapa kamu disini? "

" begini tuan, pelaku yang ingin mencelakai non Cira dan non Wulan sudah tertangkap tapi dia tidak mau mengakui siapa yang menyuruhnya. Dia Cuma bilang bahwa yang menyuruhnya seorang wanita cantik "

" wanita cantik? " tanya Reza

" iya tuan, tapi dia tidak memberikan keterangan yang jelas dan buruknya lagi dia bunuh diri dengan meminum racun " wajah Reza pias seketika mendengarnya.

" kemungkinan besar kejadian ini sudah direncanakan dengan sangat matang "

Ternyata kejadian ini benar-benar sudah direncakan dengan sangat matang

" akan sangat mudah bagi kita menemukan otak dari semua ini Tuan " jelasnya lagi

" untuk sekarang coba selidiki lebih dulu, kalau ada perkembangan segera hubungi aku "

" baik tuan " Reza masuk dan menghampiri orang tuanya di kamar rawat Wulan. Tadi waktu dalam perjalanan Reza sempat mendapat kabar kalau kondisi Wulan sudah berangsur membaik dan sudah dipindahkan ke kamar rawat.

" bagaimana kondisinya? "

" sudah membaik, kita hanya menunggu Wulan sadar " jawab sang mama. Reza mengangguk dan duduk disamping ranjang Wulan.

Matanya tak lepas menatap tubuh lemah Wulan

" kalau kamu terbukti adikku, siapapun yang mencoba mencelakai kamu akan mati ditanganku "

BLACK WHITE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang