Semuanya menghormati bendera sambil ditemani triknya sinar matahari yang pagi ini cukup menyengat.

Sudah hampir setengah jam mereka menjalani hukuman yang diberikan Bu Nayla, tapi Nathan sudah terlebih dahulu menurunkan tangannya sejak tadi.

Laki-laki itu menoleh ke arah Keysha yang kebetulan mereka bersebelahan, dan disampingnya Keysha terdapat Devan.

Nathan langsung saja menyelonong pergi dari lapangan, dan kakinya melangkahkan masuk kedalam kantin.

Keysha yang melihat itu hanya menatap tajam Nathan, lalu berteriak memanggil Nathan.

"NATHAN WOY! JANGAN PERGI, LO!"

Nathan tidak memperdulikan teriakan Keysha, ia tetap saja melanjutkan jalannya menuju kantin.

"Kenapa lo cegah Nathan? Takut kangen?" tanya Aldo

"Idiw. Gak lah! Gue takut aja kalau tiba-tiba Bu Nayla liat, dan malah nambahin hukumannya." alibi keysha.

"Alesan aja lo bocil!"

Keysha melototi Aldo, ia tidak terima dipanggil 'bocil' ya walaupun memang tinggi badan Keysha terbilang pendek tapi kan nanti juga akan tinggi. Ya walaupun nanti.

Keysha tak memperdulikan Aldo lagi, ia lebih baik menjalani kembali hukumannya walaupun sebenarnya ia sudah sedikit pusing.

"Key, lo nggak apa-apa?" tanya Devan sedikit khawatir, karena ia baru menyadari wajah Keysha sedikit memucat.

Keysha menggelengkan kepalanya, sambil berusaha tersenyum, "Gue nggak papa, lo tenang aja,"

"Tenang gimana, wajah lo jadi pucet, Key." timpal Gilang, sama khawatirnya dengan Devan.

"Gue nggak apa-apa."

"Palingan muka Keysha dipucet-pucetin." kata Aldo, membuat Devan dan Gilang memukul kepala laki-laki itu.

"Arrgh.."

"Diem lo!" kata Devan dan Gilang serempak, sebelum mendengar pekikan Aldo.

Keysha tidak menghiraukan Aldo, laki-laki itu memang kadang berbicara tidak jelas. Keysha masih melanjutkan hukumannya, berusaha kuat menahan pusing.

Keysha pagi ini memang belum sarapan, tadi pagi ia sangat buru-buru untuk berangkat sekolah. Ditambah ia harus membawa mobil sendiri karena papa dan kakaknya tidak dapat mengantarkan Keysha sekolah.

Sebuah minuman tiba-tiba ada dihadapan Keysha, membuat gadis itu menoleh ke arah tangan yang menjulurkan minumannya.

Nathan.

"Buat gue?" tanya Keysha, polos.

"Gak. Buat Bu Nayla." balas Nathan, dan Keysha menganggukkan kepalanya lalu mulutnya membentuk huruf 'o'.

"Ya ampun Keysha itu minumannya buat lo, malah nanya lagi!" gerutu Devan sebal.

"Eh?"

"Minum." Nathan memberikannya kepada Keysha, membuat gadis itu mengambilnya.

"Hehe, makasih, Nat." Nathan hanya menganggukkan kepalanya.

Keysha meminum air mineral yang dingin pemberian dari Nathan, meneguknya sampai tersisa setengah.

"Gue nggak dibeliin, Nat?" tanya Aldo, wajahnya menunjukkan raut kesedihan.

"Ga." balas Nathan, dan Aldo mengerucutkan bibirnya.

"Muka lo nggak usah gitu, jijik." ucapan Gilang membuat Aldo menatap sinis kearahnya.

"Jelaslah Nathan beliin buat Keysha, dia kan perhatiannya ke Keysha, enggak ke lo!" ucapan Devan tadi membuat Keysha menundukkan kepalanya, malu.

BAD BOY [SUDAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें