Bintang tersenyum, lalu mencubit pipi Sera. "Senyum ah, jelek cemberut gitu"

Sera tetap menundukkan wajahnya, tanpa niat merespon perlakuan Bintang.

Bintang mengerti, Sera belum siap. Tapi ia harus melakukan ini.

Bintang merangkul bahu Sera, lalu mendorongnya memasuki rumah Bintang.

"Bintang pulang" teriak Bintang.

"Lah kok abang udah keluar dari rumah sakit?" Tanya Shilla yang muncul dari balik sofa ruang keluarga.

"Kamu ya Shil bikin abang kaget aja"Bintang menjitak kepala adiknya.

Shilla tertawa. "et et bawa siapa nih?" ucap Shilla.

"hai Shill" ucap Sera pelan.

"hai kak Sera, bentar aku panggilin mama dulu ya Bang kak" ucap Shilla lalu berlari ke lantai atas.

Tak lama kemudian Shilla kembali bersama mamanya.

Ibu Bintang tersenyum ke arah mereka berdua. "halo"

Sera tersenyum sopan, lalu menyalami tangan Ibu Bintang.

"ma ada yang aku pengen sampein" Bintang mengajak Sera untuk duduk di sofa.

Mendengar itu, Ibu Bintang dan Shilla pun ikut duduk di sofa.

"Shilla boleh ikutan kan bang?" tanya Shilla.

"papa mana ma?" tanya Bintang tak menanggapi ucapan Shilla.

"lagi mandi" jawab Ibunya.

"yaudah tunggu papa dulu bentar" saut Bintang.

"emang mau bilang apa si Bang" tanya Shilla penasaran.

"ada deh anak kecil ga boleh tau, masuk kamar sana" ucap Bintang.

"pelit" ucap Shilla sewot tapi tak meninggalkan ruang keluarga.

Sekitar sepuluh menit berlalu, akhirnya Ayah Bintang turun ke lantai bawah. "ma Bintang udah pulang? ayo kita makan malam"

Semua orang menengok ke arah tangga.

"eh ada tamu ya?" ucap Ayah Bintang, lalu bergabung.

"pa kenalin ini Sera" ucap Bintang.

Sera mengulurkan tangannya untuk menyalami Ayah Bintang. "Sera om"

Ayah Bintang langsung menerima ulurang tangan Sera, lalu tersenyum.

"Ayo kalau gitu kita makan malam bersama" ucap ayah Bintang.

"sebentar pa, ada yang Bintang mau omongin" sergah Bintang.

"makan dulu, baru kita bicara, papa udah laper nih" suat sang Ayah.

"ayo nak Sera" ajak Ayah Bintang.

"iya om" Sera tersenyum Sopan.

Ibu dan Ayah Bintang terlebih dahulu pergi ke meja makan. Lalu disusul Shilla, kemudian Sera dan Bintang.

Di meja makan, semua orang makan dalam diam. Fokus dengan makanannya masing-masing, namun tidak dengan Sera. Ia terlalu fokus dengan pikirannya sendiiri, hingga tenggelam terlalu dalam.

Sampai-sampai ia tak mendengar bahwa ayah Bintang sedang memanggilnya sekarang.

"nak Sera?" panggilan Ayah Bintang pertama.

Semua orang belum terlalu peduli, masih fokus dengan mkanan mereka.

"nak Sera?" panggilan kedua.

Ibu Bintang mulai melihat Sera, begitu juga Bintang dan Shilla.

"Sera ngelamun pasti" batin Bintang.

"Sera..." Bintang mengelus tangan Sera lembut.

Sera seakan kembali ke tanah sekarang, kemana saja ia tadi? melanglang buana?

"kenapa Tang?" tanya Sera.

"papa aku manggil" ucap Bintang, seraya melirik ke ayahnya yang berada di ujung meja makan.

"ah maaf om, tadi saya melamun. kenapa om?" ucap Sera sopan.

"ah engga, om cuman mau tanya, kamu udah kenal lama sama Bintang?" tanya Ayah Bintang.

"sudah om, dari sma" saut Sera.

"wah sudah lumayan lama ya" saut ayah Bintang.

Sera mengangguk, seraya tersenyum sopan.

Bintang diam dengan perasaan cemas.

Apalagi yang akan ditanyakan ayahnya ke Sera?

"Tang" Panggil ayah Bintang.

"kenapa pa?" saut Bintang.

"jadi kapan acara pernikahannya?"

****



hmmm, ga bapak ga anak sam aja y khand sama sama ngegas.

EH IYA MAAP YAK WKWKW

ilang sepuluh hari

ga update update

maafkeun daku:(

daku lagi ga ada ide samsek uy

mana besok sabtu ujian mandiri:(

semoga suka yaawww

kalo suka boleh kok di pencet bintangnya, aku ga larang.sungguh.

kalo mau komen juga gapapa

Dan juga,

(Ingat! Mohon maaf  apabila ada kesalahan tulisan. Yang dikarenakan typo yang tidak  ketulungan. Karna sesungguhnya, manusia tak pernah luput dari salah dan  dosa)

Sekian dan terimakasih.

Bubay.

Love, afra❤️

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Alone.Where stories live. Discover now