Menyesal.

2.3K 110 4
                                    

"Aku ingin, kau disini, disampingku, selamanya"

Dengan langkah besar, Bintang berjalan mendekati tubuh Sera yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar mandi.

Menyesal. Iya, Bintang sangat amat menyesal sekarang.

Bodoh. Iya, Bintang sadar betapa bodohnya ia hari ini.

Karna kalau saja ia tak berbuat kekanakan seperti hari ini, mungkin Sera tak akan seperti ini.

Dengan cepat Bintang membopong tubuh Sera yang terasa dingin di permukaan kulitnya.

"Sera aku mohon bertahan" Batin Bintang.

Perlahan-lahan ia meletakan tubuh Sera di atas ranjang dan tak lupa menyelimutinya.

"Sayang, Sera bangun Ser, ini aku Bintang" Bintang sesekali menepuk pipi Sera pelan.

"Ser aku mohon sadar, aku minta maaf. Aku nyesel bikin kamu kayak gini" Bintang menangis.

Wajah Sera pucat pasi, matanya tertutup rapat, dan bibirnya membiru. Denyut nadinya pun lemah.

Tak mau membuang-buang waktu, Bintang langsung menggendong tubuh Sera lagi untuk dibawa ke RS.

Selama di perjalanan, Bintang tak bisa konsentrasi dengan jalanan di depannya. Bintang benar-benar takut, takut kemungkinan-kemungkinan terburuk akan terjadi.

Sesampainya di UGD, Bintang menjelaskan apa yang terjadi dengan Sera. Dan langsung mendapatkan pemeriksaan.

"Pak, bisa bicara dengan keluarganya?" Ucap Dokter.

"Saya calon suaminya Dok" jawab Bintang.

"Jadi gini pak, sebelumnya saya mau tanya. Apa benar Bu Sera punya magh kronis?" Tanya Dokter pelan.

"Iya dok..."

"Hmm sungguh disayangkan, karna magh itu semakin parah saat ini dan sepertinya Bu Sera lagi banyak pikiran jadi memperburuk kesehatannya. Saya harap bapak bisa mengawasi Bu Sera agar makan teratur, dan juga agar ia tidak banyak pikiran." Jelas Dokter.

"Pasti dok, terimakasih ya dok" Bintang menjabat tangan sang dokter.

"Sama-sama, oiya Bu Sera sudah bisa di pindahkan keruangan rawat inap ya, kalau begitu saya permisi" ucap sang dokter.

"Sekali lagi terimakasih ya dok" ucap Bintang.

"Mari" Dokter tersebut meninggalkan Bintang.

Bintang mengingat kembali percakapan ia dengan Dokter yang menangani Sera tadi. Magh kronis? Banyak pikiran?

Bintang tau Sera punya magh, tapi ia tak tahu kalau itu sudah kronis. Ditambah lagi banyak pikiran, pasti itu karna memikirkan kemana ia seharian ini tak ada kabar. Dan pasti hari ini Sera belum makan apapun, karna tadi siang Pak Toni mengabari Bintang kalau selama jam istirahat Sera tak terlihat pergi makan siang.

Menyesal juga seperti sudah terlambat, karna semuanya telah terjadi. Dan semua itu karna ulah Bintang sendiri.

Bintang duduk di sebelah ranjang Sera, memperhatikan wajah pucat yang biasanya akan merona apabila ia gombali. Menggenggam tangan kecil itu, yang terasa sangat pas di genggamannya.

"Sera aku minta maaf, aku gatau kalau bakalan kayak gini jadinya. Aku nyesel Ser, aku nyesel banget udah buat kamu kayak gini. Aku-aku minta maaf Ser" ini kedua kalinya Bintang menangis.

"Ih malu, masa udah gede nangis sih"

Suara itu, suara yang sangat dirindukan Bintang. Suara yang selalu ia ingin dengar setiap saat. Suara yang menenangkan hatinya.

Otomatis Bintang langsung mengangkat wajahnya. Disana, wanitanya menatapnya dengan tatapan yang selalu melemahkan Bintang.

"Sera, kamu udah sadar, ada yang sakit? Atau mau minum? Atau mau aku panggilin dokter?" Tanya Bintang tak berjeda.

Sera terkekeh pelan. "Ga, aku ga butuh semua itu. Aku cuman butuh kamu di sini, buat nemenin aku. Jangan ilang ga ada kabar lagi, kamu bikin aku gila" ucap Sera yang terdengar seperti bisikan.

"Ga, ga akan lagi Ser. Ini pertama dan terakhir kalinya. Dan aku bener-bener nyesel. A-ak-ku" Bintang menangis lagi untuk kesekian kalinya.

"Aku takut Ser, aku gamau ke hilangan kamu. Cukup 4 tahun lalu kamu ilang ga ada jejak." Ucap Bintang disela-sela tangisannya.

Sera terkekeh lagi, lalu menggenggam erat tangan Bintang. "Hey, aku disini sayang. Aku ga kemana-mana, aku sama kamu sekarang" Ucap Sera menenangi Bintang.

"Kalo aku ga kekanakan kayak hari ini, kamu gabakalan kayak gini." Ucap Bintang.

"Gapapa kok, aku ikhlas kalo bisa liat kamu nangis karna khawatir sama aku, hihihi" Sera terkekeh pelan.

Bintang tersenyum saat melihat wajah Sera yang sudah tak sepucat sebelumnya. Melihat mataharinya yang mulai bersinar kembali.

"Ser"

"Ya?"

"Mau ga jadi teman hidup ku?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Jadi, malan ini. Malam senin yang ga kelabu ini. Aku mendaptkan hidayah untuk melanjutkan cerita ini. Padahal mau ngegantuin el-el yang ngebaca cerita ini. Tapi maunya update sekarang. Jadi berutung lah wahai kalian yang kepo berat.

Jadi silahkan di nikmati.

Dan jangan lupa apa bila kamu menyukai part ini, boleh di pencet bintangnya. Itu yang ada di pojok kiri bawah. Oks?oks👌

(Mohon maaf ada ketypoan yang tak ketulungan atau penulisan kata yang tidak tepat. Karna manusia tak luput dari salah dan dosa)

Alone.Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin