Siapa dia?

2.3K 102 2
                                    

"Ratusan hari ku mengenalmu, Ratusan alasan kamu berharga"

Pagi ini, langit tidak terlalu cerah. Awan gelap mendominasi. Begitu juga guntur-guntur yang terdengar pelan, namun tegas.

Dengan secangkir latte panas dengan asap mengepul, Sera duduk di sofa dengan tatapan fokus ke jendela kaca di depannya. Rintik hujan mulai turun, membasahi jendelanya. Sepertinya hujan akan mengguyur kota sepanjang hari ini.

Untung saja hari ini hari minggu, jadi Sera bisa bermalas-malasan sepanjang hari.

Pikirannya hanyut bersama rintik-rintik hujan yang mulai mengalir di jendela.

Tiba-tiba suara guntur mengagetkan Sera dari lamunanya. "Aww" ucap Sera saat lattenya sedikit tumpah dan mengenai punggung tangannya.

Lalu dering telfonnya berbunyi. "Siapa yang nelfon pagi-pagi begini?" Batinnya.

"Oh Bintang" ucapnya saat melihat siapa nama si penelfon.

"Halo, kenapa Tang?"

"Dirumah kenapa?" Ucap Sera seraya meniup tangannya yang terkena latte tadi. "Fuuuhh...fuhhh"

"Ini tadi aku minum kopi, terus kaget denger suara petir tumpah deh terus kena tangan aku" jawabnya saat Bintang menanyakan apa yang sedang ia lakukan.

"Iya nanti aku kasih salep biar ga melepuh, iyaa-iyaa. Yaudahh, ok, iyaa dahh"

Sambungan telfon pun terputus, ia menaruh ponselnya di atas meja lalu mencari kotak obat.

"Yah salepnya abis lagi" ucapnya saat melihat kemasan obat itu kosong.

"Yaudah lah ya paling besok juga sembuh"

Keesokan harinya, dengan wajah segar dan tubuh semangat. Sera melangkahkan kakinya memasuki gedung kantor, banyak karyawan yang menunduk untuk memberi salam kepadanya.

Iya, sejak mendaptkan gelar baru yaitu 'calon istri'-nya CEO kantor ini, Sera menjadi disegani dan lebih di hormati oleh karyawan lain. Padahal ia merasa tak mau diperlakukan 'spesial'.

Sesampainya di depan ruangannya dengan Bintang. Sera mengetuk pintu hitam itu beberapa kali. Namun bukan suara persilahkan masuk, ia malah mendengar percakapan Bintang dengan seorang perempuan.

"Siapa yang lagi di dalem sama Bintang?" Batin Sera.

Dengan perlahan namun pasti, Sera membuka pintu hitam itu dan,

Disana.

Bintang.

Dengan perempuan itu yang tak dikenal Sera.

Sedangan berpelukan mesra.

"Oh jadi ini bukti omongan dia kemarin?" batin Sera.

Setelah Sera ia lambungkan dengan amat tinggi lalu dihempaskan begiru saja ke tanah?

Dua orang itu belum sadar kalau ada kehadiran Sera di sana bersama mereka.

"Oh jadi ini Tang bukti ucapan kamu kemarin? Ini? Hah hahaha hah" Sera tertawa yang sangat terdengar sumbang dan menyesakkan dada.

Alone.Where stories live. Discover now