Serius?

2.3K 108 8
                                    

"Ser, udah jam makan siang, kita makan siang dulu yuk?" Tanya Bintang sembari mendudukan tubuhnya di atas meja kerja Sera.

"Duluan aja deh Tang aku belum laper" Saut Sera sembari tersenyum manis.

"Inget kamu punya magh" Jawab Bintang dengan suara tak mau dibantah.

"Iyaa aku inget kok" Saut Sera lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.

"Ser aku ga suka kalo kamu malah mentingin kerjaan dari pada kesehatan kamu" Bintang diam sebentar. "Dan juga aku" lanjutnya.

Kali ini Sera yang diam. "Bintang kesambet apaansi di Jerman? Perasaan dulu ga sebegininya banget" batin Sera heran.

"Oke...oke... ayo kita makan siang!!" Putus Sera akhirnya dengan suara riang sembari mengapit lengan Bintang dan menariknya keluar ruangan.

Namun apitan itu tak berlangsung lama. Sesampainya mereka di koridor kantor, Sera melespkan apitan tangannya.

Bintang bingung lalu menghentikan langkahnya. "Kenapa dilepas?" Tanyanya.

"Ga enak sama karyawan lain Bintang. Nanti dikiranya aku kegatelan sama kamu, aku kan karyawan baru disini" jawab Sera.

"Siapa yang berani bilang kaya gitu? Aku pecat orangnya kalo sampe ada yang berani" jawab Bintang tegas.

"Jangan gitu dong Tang, nanti aja ya gandengannya lagi di luar kantor aj-" Ucapan Sera terpotong karna Bintang langsung menggenggam tangannya dengan erat.

"Aku sekalian mau ngenalin ke karyawan aku, kamu calon istri aku" ucap Bintang tanpa menoleh sedikitpun ke Sera.

JLEDARR... Sera diam seribu Bahasa. "apa? Calon istri? Gue ga salah denger kan ya?tadi Bintang bilang gitu kan?" Batinnya.

Sesampainya di lantai utama. Mereka berdua tak luput dari mata-mata para karyawan. Tak sedikit dari mereka juga diam-diam menggosipi Bintang dan Sera.

"Eh itu bukannya karyawan baru yang tadi pagi baru diterima kan?"

"eh itu siapanya pak Bintang?"

"Yah elah keduluan lagi gua"

"Waduh bakalan terjadi patah hati sekantor ni"

Kurang lebih itu yang Sera dan Bintang dengar.

"Ehem, perhatian semuanya" ucap Bintang lantang.

Semua orang yang ada disitu pun berhenti dengan aktivitas mereka masing-masing.

"Saya ingin memperkenalkan kepada kalian semua, perempuan yang di samping saya ini" Ucap Bintang.

"Dia Seraya Aulia, calon istri saya" lanjut Bintang.

Sera bingung, ia senang sekaligus malu. Jadinya ia cuma bisa menunduk sambil memeras tangan Bintang. Karena sedari tadi genggaman mereka belun juga terlepas.

Bintang merasakan tangan Sera dingin di genggamannya. "Baiklah kalau begitu, lanjutkan pekerjaan kalian lagi. Saya izin makan siang dulua, mari semuanya" ucap Bintang lalu menarik Sera keluar gedung kantor.

"Mari pak" saut semua karyawan.

Sesampainya di parkiran. Sera melepaskan genggaman mereka. "Kamu serius sama ucapan kamu Tang?" Tanya Sera pelan terdengan dingin dengan wajah menunduk.

"Iya emang kenapa?" Saut Bintang.

"Kita baru ketemu lagi setelah 4 tahun, terus kamu langsung mutusin kalo aku calon istri kamu?" Tanya Sera lagi.

"Iya terus apa masalahnya sayang?" Suara Bintang semakin melembut dan mengganti panggilannya untuk Sera.

"Aku takut kamu ngambil keputusan terlalu cepat. Kita kan ga ada yang tau besok bakalan gimana Tang. Bisa aja aku atau kamu ketemu orang lain terus jatuh hati sama orang itu" ucap Sera pelan takut Bintang akan marah.

Bintang menghembuskan nafasnya lalu memegang kedua bahu Sera. "Listen, liat mata aku, aku udah sangat amat yakin dengan keputusan aku. Karna aku hanya mau kamu Ser, kamu yang menemani aku menjalani hidup aku kedepannya. Menjadi ibu dari anak-anak aku dan menjadi teman aku disaat aku tinggal menunggu ajal" ucap Bintang tanpa keraguan.

Sera mengangkat wajahnya. Melihat kedua manik mata Bintang yang berwarna kelabu, mencari kebohongan, yang nyata tak ada di sana.

"A-aku cuman takut Tang, takut ditinggalin untuk kedua kalinya" Sera menangis.

Dengan sigap, Bintang langsung menarik perempuan itu kedalam pelukannya. "Ga gabakalan terulang lagi, aku janji Ser sama kamu" Ucap Bintang sembari sesekali mengusap rambut Sera.

Sera menarik diri dari pelukan Bintang. "Janji?"

"Iya janji sayang" saut Bintang dengan lembut lalu mengusap sisa air mata di pipi Sera.

Dengan secepat kilap wajah Sera pun merona dengan percaya diri.

Dan....

Cup.

Bintang mengecup pipi merona Sera. "Aku harap ini cuman aku yang bisa bikin dan bisa ngeliat ini" mengusap pipi Sera lagi sambil tersenyum hingga lengsung pipinya tercetak jelas.

Otomatis Sera langsung menusuk lesung pipi Bintang. "Dan juga yang ini cuman punya aku seorang, gaboleh ada yang megang kecuali aku" ucapnya mantap.

"Siap bu bos" Bintang langsung hormat ke Sera.

Lalu mereka berdua pun tertawa bersamaan.

"Nah sekarang kita mau makan di mana?" Tanya Bintang saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.

"Hmm kalo makanan itali mau ga? aku lagi kepengen makan pasta" jawab Sera.

"permintaan di terima, ayo kita makan pasta!!!" balas Bintang dengan antusias.

"let's go!!" saut Sera tak kalah antusias.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

-SELAMAT MENIKMATI-

(maafkan apabila ada salah salah tulisan yang disebabkan typo yang tidak ketulungan, harap dimaklumi namanya juga manusia tak luput dari salah)

Alone.Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt