SALIS (31)

84 8 0
                                    

Tiga hari telah berlalu dengan Salis yang teramat telaten mengurus Eska,hingga kini Eska dapat kembali beraktifitas seperti biasa,tiga hari itu juga Salis tidak masuk sekolah karena ia ingin merawat dan selalu ada untuk eska.

Tiga hari gadis berambut hitam kelam itu tak kembali ke rumah dan kini ia menginjakkan kakinya kembali ke rumah laditiyar setelah Eska benar-benar sembuh.

"Assalamualaikum,mama,....papa..." Ucap Salis saat kakinya menyentuh ubin rumah laditiyar.

"Salis...kamu kemana aja sih,kok nggak pulang-pulang" ucap jelin sambil memeluk Salis namun Salis segera melepas pelukan jelin.

Pelukan makam tak senyaman dulu ma.batin Salis.

"Yang lain mana ma?"

"Lagi pada siap-siap,kita ke meja makan dulu yuk" ajak jelin dan sempat Salis melirik jam yang menunjukkan pukul 5:45.

Setelah Salis dan jelin sampai di dapur mereka menjumpai bik las dan cia tengah mempersiapkan sarapan ber menu ayam.

"Cia masak apa sayang?"tanya jelin sambil mencium pipi cia singkat membuat Salis sedikit memanas.

"Masak sup ma" jawab cia tanpa memalingkan pandangannya dari manci bermuatan sup ayam itu.

"Ma...Salis ke meja makan duluan ya" pamit Salis lalu melangkahkan kakinya menuju meja makan yang berada di dekat dapur.

"Lho ma...ada Salis ya?kok mama nggak bilang..." Cia segera mencuci tanganya lalu mengeringkannya dengan kain.

"Ya kamu terlalu fokus sih sama sup ayam itu Sampek nggak liat Salis di depan pintu"

"Ya udah mama jagain sup ayam cia ya ma...cia mau temuin Salis bentar" cia segera menyusul Salis di meja makan, dilihatnya Salis tengah asik berkutat dengan handphonenya.

"Lis"cia mendekat lalu mengelus puncak kepala Salis.

"Apaan sih gak usah pegang-pegang gue,geli gue di pegang sama lo" Salis segera menepis tangan cia dari puncak kepalanya.

"Kakak minta maaf kalau kakak ada salah,kakak kangen banget sama Salis yang dulu,Salis yang sayang sama keluarga bukan Salis yang suka menjauh dari keluarganya sendiri"

Salis meletakkan handphonenya dengan sedikit kasar hampir menyerupai bantingan kecil lalu berkata pada cia.

"Salis yang dulu ataupun yang sekarang sama aja, sama-sama di benci kak Arya sama-sama di jual buat nyelametin perusahaan papa,apa dengan gue jadi Salis yang dulu kak Arya jadi sayang sama gue?apa dengan gue jadi Salis yang dulu mama nggak akan jual gue ke keluarga kemilo? "Setetes air mata lolos dari pelupuk mata Salis.

"Kalau kakak bisa gantiin posisi kamu kakak pasti mau lis,"

"Lo nggak akan pernah bisa gantiin posisi gue karna Lo adik kesayangannya kak Arya,karna Lo anak kesayangan mama,hidup Lo tu enak...di guyur kasih sayang sedangkan gue....gue selalu dapet tatapan benci dari kak Arya,gue gak dapet kasih sayang yang sepadan dari mama,semua orang sayang sama lo tapi nggak sama gue" kini linangan air mata membasahi pipi Salis dan cia, keduanya menangis meratapi nasib.

"Ada apa ini kenapa ribut-ribut?" Jelin datang dari dapur lalu melihat Salis dan cia menangis, refleks jelin memeluk cia dan menenangkanya sedangkan Salis semakin memanas melihat jelin sejahat itu padanya.

Mama lupa kalau mama punya dua putri atau emang gue udah nggak di anggep di keluarga ini dan gue masih berharap.....bego Lo lis...batin Salis.

"Lho ma cia kenapa nangis?" Tanya Arya yang baru datang ke meja makan.

"Pasti gara-gara Lo kan,Lo tu tukang rusuh...ngapain sih Lo balik lagi, mending Lo pergi sejauh mungkin dan jangan pernah kembali" umpat Arya yang berhasil menampar hati Salis dengan keras.

SALISWhere stories live. Discover now