SALIS (11)

100 10 3
                                    

Mentari bersinar terang menyembut datangnya pagi,sedangkan salis yang sudah lengkap dengan atribut sekolahnya berjalan menuju dapur untuk mengetahui apa yang di masak oleh ibunya.

"Pagi ma...mama masak apa?" sapa salis setelah salis tiba di dapur rumah laditiyar.

"Masak bubur ayam sayang" salis sudah bersiap di depan meja makan dengan sendok yang tergenggam erat di tangan.

"Tapi buat cia dulu ya,nanti kamu mama masakin nasi goreng." seketika sendok yang ada di genggaman Salis jatuh bersama dengan hatinya yang hancur menerima kenyataan bahwa sekarang jelin lebih menyayangi cia.

"Oh gitu ya ma,ya udah salis langsung berangkat sekolah aja" ucap salis kecewa seraya bangkit dari tempat duduknya.

"Nggak mau nunggu mama buatin nasi goreng dulu?" tanya jelin yang setia terfokus pada masakanya.

"Nggak usah ma,salis takut telat"

"Ya sudah, hati-hati ya sayang"

"Iya ma Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Salis keluar rumah laditiyar dengan perasaan kecewa,dilihatnya kakak tercinta tengah menyirami bunga di depan rumah,cia membalik kursi rodanya dan pendangan keduanya bertemu.

"Salis..., mau berangkat sekolah?" salis tak berniat menjawab,ia malah menggelanggang pergi meninggalkan cia yang kebingungan dengan sikapnya,ekor mata cia terus menghantar kepergian salis,setelah tubuh salis menghilang di telan jalanan,cia segera masuk ke dalam rumah laditiyar.

"Cia sini sayang" teriak jelin dari ruang makan.

"Iya ma ada apa?" ucap cia setelah kursi roda cia berhenti di depan meja makan.

"Makan dulu, mama sudah masakin bubur ayam sayang" dengan cekatan jelin menyiapkan bubur ayam untuk cia.

"Salis pasti seneng deh bisa sarapan bubur ayam buatan mama" ucap cia seraya memasukkan suapan pertamanya.

"Nggak,salis tadi nggak mau nunggu mama buatin nasi goreng."

Uhhukkk uhukkk

Cia tersedak makananya setelah mendengar ucapan jelin.

"Hati-hati dong sayang.makanya pelan-pelan aja" ucap jelin seraya mengulurkan segelas air putih pada cia.

"Jadi mama masak bubur ayam cuma buat cia?"

"Iya sayang,emang kenapa?"

"Mama keterlaluan,salis juga anak mama" cia nampak sangat marah hingga ia tak berniat memasukkan suapan ke dua bubur ayamnya.

"Dia pantes di gituin cia"

"Kak arya" ucap cia ketika menyadari saudara tertuanya itu berada di dapur.

"Biarin salis tau rasanya di sakitin" ucap arya sambil memainkan kunci mobilnya.

"Nggak bisa gitu dong kak,emang salis salah apa sampai dia harus disakitin?" tanya cia kesal dengan dua anggota keluarganya yang tidak sependapat denganya.

"Salis tu yang buat kamu koma,dia yang buat kamu ngelewatin masa remaja kamu dengan tidur,dia yang buat kamu tidur panjang,dia juga yang udah buat kamu hampir kehilangan nyawa" arya nampak tak kalah kesal dengan cia.

"Kak,salis tu gak kayak gitu,dia tu nggak seperti yang kakak bayangkan" cia terus berusaha menentang semua argumen arya tentang salis, adik kesayanganya.

"Udah lah ci,aku nggak mau berdebat sama kamu cuma gara-gara cewek pengganggu itu" arya mulai melangkahkan kakinya keluar dapur rumah laditiyar, meninggalkan cia dengan wajah menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah terjun membasahi pipi tirusnya.

"Cia..." panggil jelin lembut seraya mendekati tubuh cia.

"Sekarang Mama puas? Mama puas buat salis jelek dimata kak arya?mama udah tau yang sebenernya kan ma?kenapa mama diam?salis salah apa sih ma?dia salah apa sampai kak arya segitu bencinya sama salis?" berbagai pertanyaan muncul dari bibir cia dengan air mata yang semakin deras membasahi pipi nya.

"Mama udah coba jelasin sama kakak kamu,tapi kakak kamu nggak mau dengerin penjelasan mama,mama minta maaf sayang" jelin ikut menitihkan air mata.

"Cia mau ke kamar ma" cia mulai memutar kursi rodanya dan menjalankan roda kursinya,saat cia sampai di ruang tengah ia melihat seorang cowok tengah duduk santai di sofa,cia mendekat dan mendapati sosok arya disana.

"Kak arya gak jadi pergi ke sekolah?" tanya cia seraya menghapus sisa air matanya.

"Cia,kakak minta maaf,kakak gak berniat marah sama kamu tadi" arya tampak sangat menyesali perbuatanya beberapa saat lalu.

"Nggak papa kak,cia yang minta maaf udah nentang kakak" Arya hanya tersenyum manis sambil mengacak pelan puncak kepala cia.

"Kakak nggak sekolah?" tanya cia setelah Arya menurunkan tanganya dari puncak kepala cia.

"Nggak,kakak mau nemenin kamu"

"Jangan kak,kakak sekolah aja jangan bolos" bukanya beranjak,Arya malah menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

"Kak,..."

"Apa ci?"

"Kanapa sih kakak nggak bisa maafin salis?aku kan udah sadar,harusnya kakak sudahi kebencian kakak"

Jujur gue juga gak tau kenapa gue bisa sebenci ini sama lo lis,padahal kalau gue fikir lo tu gak seburuk sugesti gue,tapi kebencian gue udah buat setengah hati gue mati rasa sama lo.

Arya Jhuna Laditiyar.

****

Slow update aja ya gays,tapi tetep aku usahain secepatnya update kok...

Chapter ini kependekan ya? Soalnya lagi nggak mau banyak-banyak,and aku minta maaf kalau dalam penulisanku banyak thypo,maklum aja ya soalnya keyboard ku emang sering ngajak berantem(tukang rusuh kali ya,berantem😂)suka bikin bad mood,kalau udah bad mood serasa otak udah mentok jadi nggak ngetik deh.
(Sory ya malah jadi curhat)

#salam_manis_kaloka.

SALISWhere stories live. Discover now