SALIS(10)

92 13 2
                                    

Setelah keluar dari area sekolahan, salis dan eska telah tiba di sebuah taman kota,eska memarkirkan motornya di sebuah penitipan motor dekat taman,dan kini eska menggandeng tangan salis lembut, membuat pipi empunya tangan memerah.

"Duduk" ucap eska datar setelah mereka sampai di sebuah bangku taman.

"Kalau gue gak mau!" ucap salis menantang.

"Lo duduk atau gue cium" salis tetap tidak bergeming,berdiri tegap menatap manik mata eska tajam.

"Satu" tidak ada reaksi apapun.

"Dua" eska mulai maju mendekati wajah salis,sedangkan salis mulai getir.

"Tig-"

"Iya iya gue duduk" ucap salis kesal sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran bangku,eska ikut duduk bersebelahan dengan salis yang sudah memanyunkan bibirnya kesal.

"Lis gue mau ngomong sesuatu sama lo" eska memutar tubuhnya hingga kini posisi mereka berhadapan.

"Ngomong apaan ska?" tanya salis dengan polosnya.

"Sebenernya gue..." eska nampak ragu melanjutkan ucapanya,membuat salis semakin penasaran.

"Lo kenapa ska?"eska menggenggam tangan salis dan mulai mengumpulkan keberanian,saat dirasa keberanian eska sudah cukup eska kembali bersuara.

"sebenernya gue cinta sama lo"

"Gue sayang sama lo"

"Gue suka sama lo lis"

Eska menatap salis dalam,mengamati dengan benar setiap inci lekuk wajah salis yang terkejut.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya eska seraya menyentuh wajah salis dengan kedua tanganya, mengunci pandangan salis lembut meminta jawaban.

"Iya" satu kata keluar dari mulut salis yang membuat wajah eska mendekat dan...

Cup

Eska mencium kening salis dengan salis yang memejamkan mata.

"Thanks lis" salis mulai membuka mata perlahan.

"Lo harus janji dulu sama gue ska"

"Apa" eska tersenyum manis,menambah kadar ketampananya.

"Lo gak boleh ninggalin gue"

"Gak akan pernah,gue gak akan pernah pergi ninggalin lo" eska menurunkan tanganya dari wajah salis dan menarik salis dalam rengkuhanya.

"Eska" panggil salis yang masih berada di dalam pelukan eska.

"Apa" eska masih setia memeluk tubuh Salis.

"Gue gak bisa nafas nih,.." eska melepaskan pelukanya dan menatap salis penuh arti.

"Maaf lis,gue terlalu seneng"

"I-iya ska" salis tampak gugup dan mencoba menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Sebenernya waktu pertama kita ketemu,gue sengaja nabrak lo." eska kembali bersandar di sandaran bangku taman.

"Ohh...ternyata lo sengaja nabrak gu-" belum sempat salis menyelesaikan ucapanya,eska menempelkan jari telunjuknya di bibir salis,membuat salis bungkam.

"Dengerin dulu, yang" salis menatap eska penuh arti.

"Makanya dengerin dulu peyang"salis menurunkan lengkungan yang ia ciptakan di bibir tipisnya mendengar ucapan eska,yang ternyata tidak memanggilnya sayang.

"Mau jelasin apa?" salis melipat kedua tanganya di depan dada.

"Gak jadi"

"Lho kenapa?"

SALISWhere stories live. Discover now