SALIS (28)

72 9 0
                                    

Ira memasuki rumah dengan tubuh yang basah kuyup sehabis hujan-hujanan, dilihatnya salis yang terduduk lemas di sofa dengan eska yang setia menemaninya.

"Kak,salis kenapa?" tanya ira setelah ia menghampiri muda mudi itu.

"Shock"

"Lis lo nggak papa kan?"  salis hanya mengangguk dan tersenyum tipis,ira berniat memeluk salis namun eska menghalangai tubuh salis alhasil ira malah memeluk eska.

"Ih..kak eska ngapain sih"

"Baju ira tu basah,nanti salis kedinginan"

"Oh iya" ira hanya bisa nyengir kuda melihat bajunya basah karena habis bersenang-senang dibawah tangisan awan.

"Ya udah ira mandi dulu nanti kak eska ceritain semua yang terjadi sampek salis jadi kayak gini" ira melangkahkan kakinya menuju kamar untuk membersihkan diri.

"Lis nanti kita harus ke kaloka resto untuk menemui cowok tadi, tapi kalau kamu nggak bisa kita nggak perlu pergi"

"Kita pergi tapi tanpa ira"

"Kenapa?"

"Aku sudah banyak merepotkanya"

"Merepotkan apa lis?" bukanya menjawab pertanyaan eska,salis malah tersenyum simpul sambil menggelengkan kepala memberi isyarat jika eska tak perlu tahu.

"Ya sudah kalau kamu nggak mau kasih tau,aku juga sadar kalau aku bukan siapa-siapa lagi dalam hidupmu" salis memandang eska sendu,ingin rasanya salis mengatakan yang sebenarnya tapi ira melarang salis menceritakan apa pun pada siapa pun,perlahan salis menurunkan pandanganya tak berniat menatap eska dengan penuh penyesalan lagi.

Eska mengangkat dagu salis hingga pandangan keduanya bertemu,salis segera menoleh menghindari tatapan eska salis takut jika ia terus menatap eska air matanya akan menetes.

"Kenapa?" tanya eska dengan suara lemah,dan salis hanya menggelengkan kepala.

"Ya udah,aku anter ke kamar ya,kamu istirahat dulu" lagi-lagi salis hanya mengangguk lalu berusaha bangkit dengan tangan yang melingkar di leher eska.

"Pelan-pelan aja lis"

"Iya"

Satu demi satu anak tangga di naiki salis dan eska hingga akhirnya mereka sampai di kamar dengan ira yang tengah asik mengeringkan rambut.

"Ir kakak titip salis ya"

"Iya kak,kayak ratu aja dititipin segala"

"Emang salis ratu hati kakak" salis terlonjak kaget dan salah tingkah tak terasa wajahnyapun memerah karena perkataan eska.

"Aelah kak eska,udah keluar aja..liat no wajah salis udah kayak kepiting rebus kalau kakak lama-lama disini Salis bisa pingsan mendadak" ucap ira sambil mendorong tubuh kakaknya keluar kamar,dan eska hanya tersenyum jahil melihat salis yang bllushing.

"Kenapa ir?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa eska seakan memberi harapan baru buat gue?"

"Percaya aja sama kakak gue, dia nggak akan kasih harapan palsu buat lo" ira memeluk tubuh salis erat berusaha menyalurkan kepercayaan pada hati gadis berambut hitam kelam itu.

"Eh,nanti malem kak arya ngajak gue jalan" terpampang jelas mata berbinar ira saat menceritakan tentang arya.

"Tadi gue juga hujan-hujanan sama kak arya, dia gombal banget lis,romantis lagi"sambung ira dengan kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan.

SALISWhere stories live. Discover now