SALIS (15)

81 9 0
                                    

"Salis....." teriak ida saat sosok perempuan bernama salis tiba di ambang pintu,menutup telinga adalah tindakan yang tepat saat ida berteriak,suara like a toa nya memang sangat mengganggu pendengaran,salis memandang ida jengah satu hal yang terbesit di pikiran salis ida belum mengerjakan pr ida akan berteriak pada salis saat ia belum mengerjakan pr.

"Berisik lo,gue tau lo mau pinjem buku gue kan...gak usah teriak-teriak juga kali" ucap salis sambil mengeluarkan buku dari tasnya.

"Gue nggak butuh buku lo,gue butuh penjelasan lo" salis mengernyitkan dahi tidak mengerti dengan ucapan ida.

"Maksut lo apa?"

"Lo udah jadian sama eska dan lo nggak cerita sama gue,..." tere dan rera yang baru datang langsung ikut bergabung di meja salis tanpa meletakkan tasnya terlebih dahulu.

"Oh iya gue lupa..." ucap salis sambil menepuk jidatnya sendiri.

"Gue emang udah jadian sama eska,bentar-bentar...lo tau dari mana kalau gue udah jadian sama eska?gue kan belum cerita sama lo" bukanya menjawab pertanyaan salis ida malah menarik tangan salis menuntunya keluar kelas dan kini mereka berada di depan mading sekolah dengan siswa siswi yang berkerumun di depan mading,dengan susah payah akhirnya salis dapat melihat isi mading sekolah, dan itu sukses membuat salis sempurna membulatkan mata.

"Gue nggak nyangka eska bisa se romantis ini"

"Iya gue kira di hati nya cuma ada bongkahan es"

"Udah ganteng,romantis lagi....beruntung banget cewek yang namanya salis itu"

Berbagai sahutan dan bisik-bisik dari siswi yang berkerumun di depan mading,tanpa salis sadari seorang cowok tengah berdiri di belakang kerumunan dengan sebuket bunga di genggaman cowok itu.

"Lis..." panggil cowok itu,berharap salis segera keluar dari kerumunan itu,merasa namanya di panggil,salis segera keluar dari kerumunan itu dan mandapati eska berdiri sambil membawa sebuket bunga mawar.

"Maafin aku,.." eska menyodorkan bunga mawar yang ia bawa ke arah Salis,dengan gerakan pelan Salis meraih bunga mawar dari tangan eska dengan wajah yang merona.

Siswa siswi yang berada di sana di buat melongo dengan sikap eska yang sweet tidak sedingin hari biasanya.

"Kamu mau kan maafin aku?" Salis hanya mengangguk pelan sambil terus mengukir senyum di bibir tipisnya.

"Ikut aku" eska menarik tangan salis pelan menuntunya menuju taman sekolah, percayalah kini hati salis sedang kacau dan sangat tidak menentu rasanya.

"Duduk" ucap eska saat mereka telah sampai di bangku taman sekolah,dengan kepala tertunduk Salis mulai mendudukan tubuhnya pada bangku taman,disusul eska yang duduk di sebelah salis.

"Aku minta maaf lis,atas kejadian kemarin" eska menggenggam tangan salis lembut dan mengunci pandangan Salis membuat wajah salis semakin memerah.

"Aku nggak akan pernah bisa marah sama kamu ska,"

"Makasih lis" eska menarik salis dalam rengkuhanya,membuat wajah salis seperti kepiting rebus.

"Eska malu ih...dilihatin banyak orang ska" salis melepas pelukan eska dan menyembunyikan wajahnya yang merona.

"Biarin aja"

"Eska aku nggak tau kalau kamu pinter buat puisi"

"Kamu suka?" salis hanya mengangguk pelan.

"Tapi aku malu ska,kenapa harus di tempel di mading sih" Salis mulai nyaman dan bisa mengontrol detak jantungnya yang kacau balau karna ulah eska.

"Biar mereka semua tau kalau kamu itu pacar aku,biar kenzra juga gak deket-deket sama kamu" saat ini salis hanya berdoa agar eska tidak marah ketika mengetahui bahwa ia akan  belajar bersama dengan kenzra sepulang sekolah.

SALISWhere stories live. Discover now