SALIS(7)

101 14 0
                                    

Satu minggu berlalu dengan asam manis yang dirasakan salis,dan kini kaki salis telah sembuh total dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya,hari harinya lebih sempurna karena ketiga sahabat salis yang selalu ada untuk salis disaat salis sedih maupun senang.

"Gue pesen bakso sama es teh" ya disinilah mereka berada,di tempat yang pas saat perut mengomel minta diisi.

"Gue juga"

"Gue sama"

"Samain aja"

"Ya udah gue pesen dulu ya" ucap tere seraya melangkahkan kakinya menuju stand bakso.

"Eh lis gue liat makin hari makin deket aja lo sama eska" ucap rera setelah tere pergi untuk memesan bakso.

"Iya lis" ucap ida meng-iya-kan perkataan rera.

"Ya terus,...?" timpal salis santai.

"Emang lo udah jadian sama eska?"

"Belum re"

"PESANAN DATANG...." ucap tere sambil menurunkan mangkuk berisi bakso satu persatu dari nampan yang dibawanya,mereka menikmati makanan mereka masing-masing, suasana hening sempat tercipta antara mereka.

"Gue udah selesai" ucap salis santai sambil meraih es teh yang tadi ia pesan untuk diteguk.

"Gue juga" ucap ida yang diikuti rera dan tere.

"Balik yuk" ajak salis yang sudah berdiri berniat melangkahkan kakinya keluar kantin,namun salis mengurungkan niatnya karena eska mencekal tangan salis dan menariknya sehingga kembali terduduk,sebenarnya salis sangat terkejut dengan kemunculan eska,namun sebisa mungkin salis menutupi keterkejutanya.

"Ada apa ska?" tanya salis hangat.

"Temenin gue makan" ucap eska datar.

"Terus temen gue gimana?" eska memandang teman salis singkat, dan menyuruh teman teman salis bergabung dengan teman teman eska.

"Lo semua gabung sama laya,bian,rethan salisnya gue pinjem dulu"

"Sebenernya kita udah selesai makan sih,tapi kalo di suruh gabung sama cogan sih gue gak nolak" ucap ida asal jeplak.

"Ya udah,bye salis kita ke meja samping ya" ucap tere sambil melangkahkan kakinya menuju meja dimana terdapat teman teman eska.

"Eska"

"Hemm"

"Nanti pulang sekolah, lo mau anterin gue dulu gak?"

"Kemana"

"Rumah sakit"

"Emang keluarga lo ada yang sakit?" bukanya mebjawab salis malah tersenyum simpul.

"Jangan senyum senyum gitu nanti gue diabetes" ucap eska dingin, namun mampu membuat salis bllushing.

Bell berbunyi menandakan waktu istirahat ke dua sudah selesai,salis dan kawan-kawan kembali ke kelas begitu juga dengan eska,laya,bian dan rethan.

Setelah salis sampai di kelas, salis langsung duduk manis di tempat duduknya, tak lama kemudian bu Aisya masuk untuk mengajar di kelas salis.

Salis mengikuti pelajaran dengan baik hingga bell waktu pulang berbunyi.

"Baiklah anak-anak ibu akhiri pelajaran hari ini,ada yang mau ditanyakan?"

"Tidak" seru satu kelas salis serempak,dan disusul keluarnya bu Aisya dari kelas Xl ipa 1.

"Lis lo udah ditungguin nih" teriak Aldo ketua kelas salis.

"Siapa do?"

"Eska.."

Sesegera mungkin salis keluar untuk menemui eska.

"Jadi ke rumah sakit?" tanya eska datar.

"Jadi, ya udah yuk keburu sore"

Salis dan eska melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah.

"Lo mau jenguk sipa di rumah sakit?" tanya eska memecah keheningan,dan lagi lagi salis hanya tersenyum simpul.

"Orang ditanya malah senyum senyum gak jelas"

"Udah naik"

Motor eska telah keluar dari area sekolahan, hanya butuh 20 menit untuk  menempuh perjalanan ke rumah sakit,dan kini salis dan eska telah berada disebuah ruangan seteril dengan seorang wanita cantik terbaring di sana.

"Kakak..." ucap salis lirih seraya melangkahkan kakinya menuju wanita yang terbaring dengan selang penunjang hidup yang melekat di tubuhnya,sedangkan eska mengekor dibelakang salis.

"Hai kak,..." tidak ada jawaban.

"Kak aku kangen banget sama kakak,kakak kangen gak sama aku?" tidak ada jawaban.

"Kak bangun kak,bangun buat aku" lagi lagi tidak ada jawaban,dan kini tangis salis pecah memenuhi ruangan itu.

Eska merasa tersayat hatinya melihat orang yang dia sayangi menangis didepanya.

"Udah lis...jangan nangis" ucap eska sambil menarik salis dalam pelukanya.

"Semua salah gue ska" bahu salis semakin terguncang dalam pelukan eska,tak terasa eska juga menitihkan air mata melihat salis terpuruk seperti ini.

"Kita keluar dulu ya lis....tenangin diri lo" ucap eska sambil memapah salis keluar ruangan seteril itu.

Setelah eska dan salis berada di taman rumah sakit dengan dua botol air mineral,salis mulai tenang dan berhenti menangis.

"Itu tadi siapa lis?" tanya eska hangat.

"Dia kakak gue ska,gue yang buat dia koma bertahun-tahun" setetes air mata jatuh ke pipi salis.

"Seharusnya gue yang ada di ruangan itu ska kalau kak cia nggak ngorbanin dirinya sendiri,dia dorong gue saat gue hampir ketabrak mobil dan sekarang dia yang koma." salis kembali terhisak dalam tangisnya.

"Gue ngerti perasaan lo lis" ucap eska sambil merengkuh salis dalam pelukanya kembali.

"Mending sekarang kita pulang,udah sore" sambung eska seraya melepaskan pelukanya,dan salis hanya mengangguk pelan.

*****

Jangan lupa vote ya,aku tetep berterimakasih sama kalian yang mau baca SALIS.

#Salam_manis_kaloka

SALISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang