Rasanya hati Bintang tersayat, melihat gadisnya menangis pilu. Namun, ia tak bisa berbuat apapun. Hanya bisa diam menonton, seperti orang bodoh.

"Aku mau pulang" lirih Sera dengan suara khas orang menangis.

"Aku anter ya?" Tanya Bintang lembut.

Sera menggeleng. "Aku lagi mau sendiri"

"Tapi aku khawatir kalo ngebiarin kamu pulang sendiri dikondisi kamu kayak sekarang" ucap Bintang pelan.

Sera menggeleng lagi. "Aku mau sendiri"

Bintang membuang nafasnya kasar.

Sera bangun dari duduknya, lalu berjalan kearah meja kerjanya. Merapihkan tasnya, lalu bergegas berjalan ke arah pintu tanpa melihat Bintang.

"Sera..." Bintang menahan Sera.

"Maaf Tang, aku butuh waktu" lirih Sera seraya melepaskan tangan Bintang di lengannya.

Bintang menatap wajah Sera dengan sendu.

Sera menarik nafasnya. "Aku bakalan gamasuk kantor dulu beberapa hari. Dan juga, please jangan hubungin aku dulu ya Tang? Aku harap kamu ngerti"

Tanpa menunggu jawaban dari Bintang. Sera melanjutkan jalannya kearah pintu, lalu memutar kunci pintu, dan membukannya dengan tak sabaran. Setelah itu pergi meninggalkan ruangan mereka tanpa sedikitpun berbalik untuk melihat Bintang.

Bintang ambruk.

Terduduk diatas lantai ruangannya.

Menangis dalam diam dengan tubuh lemas.

"Maafin aku Ser" batin Bintang.

Sementara itu, Toni melihat Sera keluar dari ruangannya dengan menangis.

"Pak Bintang sama Bu Sera berantem ya?" Batin Toni.

Sera bejalan tergesa-gesa untuk keluar dari kantor. Untung saat ini koridor kantor sepi, jadi Sera tak perlu khawatir akan berpapasan dengan karyawan lain.

Sesampainya di luar kantor, Sera langsung menaiki taksi yang memah mangkal di depan kantornya. Dan pergi meninggalkan kantor dan juga Bintang.

"Maaf Tang, aku butuh waktu" batin Sera.

Bintang duduk temenung di kursi kerja, menatap jendela besar yang mengarah langsung ke pusat kota.

Sekarang sudah pukul 9 malam. Tapi Bintang belum juga ada niatan untuk pulang.

Dan juga, ia belum makan dari terkahir kali sarapan bersama Sera.

Kenapa semuanya begitu cepat berlalu? Baru tadi pagi Bintang merasakan kebahagiaan, dan sekarang kebahagiaan itu telah pergi entah kemana, meninggalkannya dengan semua rasa bersalah.

"Seharusnya dari awal aku gausah ikut campur" batin Bintang.

"Tapi aku tak mau Sera terus-terusan di bawah kebohongan" batin Bintang lagi.

Dan sialnya, aku sudah rindu dengannya sekarang.

******

"Mulutku bisa berkata ku membencimu, namun tidak dengan hatiku. Fikiran ku bisa ku manipulasi untuk membuat ku membecimu, namun tidak dengan hatiku. Karna sialnya, kamu sudah mencuri hatiku, menatanya kembali dan mengembalikannya dalam keadaan utuh dan lebih baik"

Alone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang