CHAPTER TIGA PULUH DUA

4K 124 1
                                    

-¤-

Tiga tahun kemudian...

Kehidupan Aliva kini benar-benar sempurnah dan indah. Memori Alvino kini sudah sangat pulih hingga dia sudah mengetahui tentang dirinya dan juga teman-temannya.

Aliva dan Alvino juga sudah menjalani proses wisuda dan hasilnya adalah LULUS. Tak percaya dan tak terpikirkan oleh sepasang kekasih ini. Karena sudah menjalinkan hubungan selama kurang lebih tiga tahun, kedua orang tua Alvino mengunjungi rumah Aliva yang disambut hangat oleh kedua orang tua Aliva.

Kedatangan Alvino dan dua orang tuanya ini memilikki sebuah maksud. Yaitu ingin melamar Aliva menjadi calon suami istri. Memang keduanya tidak menyangka hubungan mereka bisa sampai diplaminan nantinya.

Kedua orang tua Aliva juga memberi persetujuan anaknya untuk menikahi Alvino. Begitu juga kedua orang tua Alvino yang sangat setuju akan keterimaan orang tua Aliva untuk menjadi calon istri Alvino.

Empat bulan kemudian...

Kini mereka sudah mempersiapkan untuk kelangsungan pernikahan. Bahkan hari ini adalah hari dimana mereka akan mengadakan acara sakral di cuaca yang benar-benar sangat cerah ini.

Penampilan Aliva benar-benar menawan bak malaikat tanpa sayap yang berada dibumi untuk dimilikki seseorang. Bibirnya yang dilapisi lipstick berwarna merah berani membuatnya menjadi menawan. Dan sebuah kerudung menutupi kepalanya dengan mahkota kecil yang ia gunakan serta lengkap dengan perhiasannya, membuat dirinya tampil megah dan ayu.

Disisi lain, Alvino yang kini dengan gagah menggunakan jas abu-abu yang bisa dibilang jas mahal serta peci hitam miliknya. Sesekali ia menarik nafasnya dan mengeluarkannya untuk mengontrol detak jantungnya yang benar-benar berdetak seratus persen.

Hingga pada akhirnya acara akad pun dimulai. Para undangan yang duduk melihat betapa gagahnya Alvino saat ini. Berjalan melewati banyaknya orang yang duduk. Sekarang proses akad pernikahan akan dimulai tatkala Aliva sudah mengisi ruangan ini.

Mereka menjalani akad pernikahan mereka dengan mulus dan berjalan lancar. Tak disangka waktunya adalah acara resepsi pernikahan mereka berdua.

Mereka bedua kini sudah duduk dan saling berjabat dengan banyaknya tamu undangan. Tak terkecuali teman SMAnya.

"ALIVAAA~"

Suara itu tak asing lagi bagi Aliva. Ia membulatkan matanya sempurnah dan mengembangkan senyum senangnya ketika yang datang itu adalah sohib karibnya sejak SMA. Seba dan Shalsya.

Mereka berpelukkan merasakan rindu yang mendalam. Seba yang kini menggandeng mesra dengan Alec, membuat Aliva tersenyum senang.

"Cie udah official. Pajak jadiannya mana nih?" tanya Aliva rada meledek. "Nih juga di Shalsya udah main peluk-peluk pinggang segala. Belum nikah juga." ledek Aliva dibalas tawa keras oleh Seba, Shalsya, Alec dan Firdaus. Hanya satu orang yang tertinggal. Sanjaya.

"Mana Sanjaya?" tanya Aliva melirik mencari orang yang ia cari.

"Dia lagi otw. Bentar lagi nyampe kok. Wuiz, Alvino! Lo ganteng banget pake peci." ucap Firdauh memeluk Alvino dengan gentle.

"Yoi. Woi bro!" ucap Alvino dengan meriah memeluk Alec yang ukuran tinggi tubuhnya hampir sama. Hanya saja yang paling pendek itu Firdaus.

Semakin lama, acara ini semakin meriah ketika sebuah game diadakan di resepsi pernikahan Alvino dan Aliva berlangsung. Tawa meriah seketika pecah melihat aksi-aksi kocak pada tamu undangan yang turut mengikuti dalam bermain game.

Teman-teman semasa SMAnya pun tak mau kalah dalam sebuah game ini.

Sesudah bermain, ini waktunya untuk makan-makan. Banyak sekali stand makanan yang mengisis acara pernikahan ini. Membuat para tamu undangan begitu menikmati makanan dan minuman yang tersedia.

Aliva akui ini adalah hari spesialnya. Ditambah lagi seluruh teman-teman SMAnya datang. Ada yang membawa kekasihnya dan ada juga yang masih sendirian. Membuat senyum Aliva mengembang.

"Liv..."

Suara nan lembut itu membuat Aliva menoleh, "Hm?"

"Aku seneng kita bisa berhubungan sampai si plaminan. Sekarang status kita buka pacaran lagi. Melainkan suami istri." ucap Alvino tersenyum pada Aliva.

"Iya Vin. Aku juga seneng. Selama ini hubungan yang kita jalanin nggak sia-sia. Dan akhirnya kita bisa sampai disini." ucap Aliva.

"Mulai sekarang, kamu jadi milik aku. Siapapun tidak boleh nyentuh kamu kecuali kamu."

Mendengar Alvino berbicara seperti itu, membuat kedua pipi Aliva memerah seperti tomat. Belum lagi pipinya yang dilapisi blush on membuat kedua pipi Aliva semakin memerah.

Selesainya...

Acara pernikahan Alvino dan Aliva sudah selesai. Semua orang semakin lama semakin sedikit hingga tidak ada satu tamu undanganpun yang terlihat. Sekarang waktunya mereka bedua pulang.

Sesampainya mereka dirumah baru, mereka memasukki rumah. Alvino dengan cepat menggendong Aliva dengan bridal style. Tentu kejadian itu membuat Aliva tersipu malu yang kedua kalinya.

Singkat cerita, mereka akhirnya sudah berada dikamar tidur mereka berdua. Alvino meletakkan tubuh Aliva tepat diatas kasur. Aliva mengubah posisinya menjadi duduk ditepi kasur sembari menunggu apa yang akan dilakukan Alvino selanjutnya.

"Kamu siap?"

Oh! Dua kalimat memilikki arti dan maksud. Membuat jantung Aliva berdegub kencang. Hanya melihat senyuman Alvino saja membuat hati Aliva meleleh.

Sekarang Alvino membuka jas berserta kemeja yang ia kenakan. Ia memperlihatkan tubuh ramping dan sixpack nya kepada Aliva yang sedari tadi hanya diam melamun melihat tubuh Alvino. Mengapa demikian? Karena Aliva baru pertama kali melihat Alvino terlanjang dada.

Alvino mendekat mendekati Aliva dan duduk disamping Aliva. Ini adalah Alvino melakukannya. Dimalam pertamanya inilah Alvino memulainya.

Disisi lain, Aliva sedikit bimbang dengan malam pertamanya ini. Antara tidak mau dan mau. Sesungguh Aliva cukup tertekan dengan malam pertamanya ini. Inilah pertama kalinya ia akan disentuh oleh suaminya sendiri. Alvino.

"Aku bisa dilihat olehmu, dan kamu bisa dilihat olehku."

Mendengar suara lembut tersebut, lagi-lagi Aliva tersipu malu. Rasanya Aliva sekarang memang benar-benar sudah melele seperti es batu yang diletakkan tepat diatas sinar matahari.

Pelan tapi pasti, Alvino kini menyentuh tubuh Aliva yang paling lembut dan terlembut. Hingga kedua bibir mereka menyatu dan entah dari mana listrik menyambar seluruh tubuh Aliva.

Ya. Inilah aksi malam pertama mereka. Perlakuan lembut Alvino sukses membuat Aliva jatuh dalam permainan Alvino.

LAST

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang