🌟CHAPTER TIGA PULUH!

4.7K 177 5
                                    

-¤-

Mata Alvino kini perlahan-lahan terbuka. Tangannya juga perlahan-lahan bergerak tetapi kini ia merasakan tangannya sedang di genggam oleh seseorang.

Ketika dia bergerak untuk mengetahui siapa yang menggenggam tangannya, akhirnya dia tau bahwa yang menggenggam tangannya ialah seorang gadis yang tak ia kenal.

"Ma-maaf."

Ucap Alvino membuat Aliva yang tadinya tertidur sekarang terbangun. Aliva yang melihatnya pun langsung berdiri dan memeluk Alvino.

"Sumpah Vin gue cemas banget."

"Kamu siapa ya?"

"Lo nggak inget gue Vin? Gue mohon inget sekali lagi gue ini siapa. Gue pacar lo." ucap Aliva.

"Huh? Sebelumnya aku nggak pernah liat kamu." ucap Alvino.

Dari nada bicara lo udah berubah banget Vin. Gue harap dengan perubahan lo ini tetep bisa jadi milik gue, batin Aliva.

"Diinget-inget Vin. Waktu itu lo nyodorin kaki lo dan ngebuat gue jatoh. Terus gue marah sama lo dan nonjok lo pas di kantin."

Aliva menceritakan kejadian-kejadiannya sebelum mereka berpacaran. Sekian lama Alvino memikirkan kejadian itu, entah mengapa sekarang kepalanya terasa sakit dan membuat Alvino meringis kesakitan.

"Vin lo kenapa?!" seru Aliva melihat Alvino kesakitan.

"Nggak tau kenapa kepalaku sakit. Sakit banget." ucap Alvino memegang kepalanya.

"Udah lo istirahat aja dulu. Gue panggil dokter." ucap Aliva semakin cemas dan memanggil dokter.

Langkah Aliva begitu cepat dan pada akhrinya ia menemukan sesosok pria berjas putih lengkap dengan peralatan rumah sakit.

Aliva menceritakan dari awal dia melihat Alvino sadar hingga meringis kesakitan di bagian kepala. Dan akhirnya dokter yang mendengar cerita itu, mengunjungi kamar pasien yang pasti itu kamar Alvino.

"Kau menceritakan kejadian dimasa lalu kalian berdua?" tanya dokter ramah dengan senyumnya itu.

"Iya dok."

"Pantas saja kepalanya sakit. Karena berkat cerita itu, memori Alvino perlahan-lahan memulih. Jadi, pertahankan memori Alvino. Dan saya anjurkan jangan menceritakan kejadian masa lalunya terlalu berlebihan. Itu dapat membuat kepala Alvino menjadi sakit dan memorinya juga akan menghilang perlahan-lahan." ujar dokter.

Mendengar apa yang dikatakan dokter, Aliva akhirnya mengerti dan mungkin ia tak akan menceritakan semuanya terlalu berlebihan. Itu sama saja membuat Alvino terluka karena semua yang diceritakannya.

"Makasih ya dok." ucap Aliva membuat kepala dokter tersebut mengangguk dan meninggalkan ruangan.

Merasa sudah menjauh dari ruangan, Aluva kembali duduk dan memegang tangan Alvino. Kini dia tidak tau harus berbuat apa lagi.

"Sebenarnya kamu siapa?"

Alvino kembali bertanya lagi siapakah Aliva sebenarnya. Alvino sama sekali tidak tau siapa gadis ini hingga dia menanyakan siapakah gadis ini sekali lagi.

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang