🌟CHAPTER SEMBILAN BELAS

5K 227 3
                                    

-¤-

Alvino melangkahkan kakinya seraya mengikuti jejak Aliva yang sejarang kini sudah mulai menjauh.

Dan pada akhirnya Aliva berhenti disebuah tempat dan membuka pintu itu perlaha  dan disusul oleh Alvino.

Aliva pun duduk begitu juga dengan Alvino.
Aliva kali ini tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Tetapi mulutnya bergerak membaca dalam hati kalimat-kalimat yang tertulis disebuah novel.

"Bilangin ke gue siapa dia?" tanya Alvino sedikit kelagapan.

"Bilangin aja. Gue gak marah kok."

"Dia mantan gue Vino." jawab Aliva bernada sedikit malas membahas tentang mantan kekasihnya itu.

"Terus? Ceritain ke gue dari awal hingga akhir." ucap Alvino kepo.

"Awalnya itu..."

Flashback

Di suatu tempat yang sangat ramai. Yaitu mall. Gadis ini sedang sendirian berjalan-jalan untuk mengunjungi ke suatu tempat didalam  mall yang cukup terbilang besar ini.

Tempatnya ialah toko buku. Langkahnya juga terus melangkah hingga pada akhirnya dia sudah sampai di tujuan.

Jari-jarinyapun bermain untuk mencari buku yang ia baca dan membelinya jika merasa bahwa buku ini benar-benar bagus.

Tetapi sesaat dia sudah menemukan bukunya, matanya seketika terkunci kepada kedua pasangan. Awalnya dia merasa geli dan lucu dengan kedua pasangan tersebut. Hingga pada akhirnya dia terbelalak kaget.

Pasalnya, Aliva melihat sepasang kekasih itu tanpa melihat wajahnya. Saat sudah benar-benar melihatnya, itu adalah Demian dengan gadis yang tidak diketahui oleh Aliva.

Sontak itu membuat Aliva kesal dan marah. Lihatlah. Dengan posisi Demian dan gadis itu sangat dekat, itu membuat Aliva sedikit marah.

"Demian?" tanya Aliva pelan dan membuat orang yang dipanggil menoleh dan juga gadis yang ada didekatnya itu.

"Dia siapa?" tanya Aliva berjalan menuju mereka berdua.

Demian gelagapan. Disisi lain, gadis itu kebingungan.

"Dia siapa?" ulang Aliva membuat Demian gelagapan untuk mencari akal. Yaitu berbohong.

"Dia adek gue." jawab Demian.

"Hah? Kok adek? Kita pacaran kali." ucap gadis itu membuat mulut Aliva terbuka lebar.

Belum saja ingin membuka mulut untuk mencibiri Demian, Demian menarik tangan gadis itu pergi menjauh.

Bukannya mengejar Demian, Aliva malah terdiam kaku menahan desakan air matanya yang ingin keluar.

Perasaan Aliva tercampur aduk. Gelisah, kesal, marah dan juga cemburu.

"Dan maka dari itulah gue nggak suka sama dia lagi Vin. Karena itu." ucap Aliva kepada Alvino.

"Dan terus kenapa dia ada disini?" tanya Alvino yang sedari tadi memperhatikannya.

"Gue juga nggak tau. Sumpah ya Vin. Gue bener-bener bingung."

"Untuk apa bingung? Gue ada disini. Dan lo juga nggak jawab pertanyaan gue tadi. Lo mau jadi pacar gue?" tanya Alvino.

Aliva menghembuskan nafasnya bingung. Seharusnya dia akan menjawab apa? Iya atau tidak?

Dengan posisinya yang kali ini dia sangat bingung. Ditambah lagi dengan kehadiran Demian disini.

"Gue juga nggak tau Al. Gue lagi mikir." ucap Aliva.

"Kenapa lo nggak jawab aja? Ya atau tidak? Apa jangan-jangan lo nggak nerima gue?" tanya Alvino.

"Bukan kayak gitu Al. Kalau kita berdua udah pacaran, pasti Demian bakal ngelakuin sesuatu hal. Yang pasti ngejauhin kita." ujar Aliva.

"Kan gue bisa ngelindungin lo?"

"Ntar lo terluka."

"Gue rela terluka demi lo!"

Deg'

"Nggak papa gue terluka. Asalkan lo nggak terluka juga." ucap Alvino membuat kedua pipi Aliva memerah dan memanas.

Jantung Aliva sedari tadi berdisko karena gombalan Alvino tadi.

Entah mengapa, akhir-akhir ini Aliva sering sekali deg-deg'kan ketika ia berada disisi Alvino. Ditambah lagi dengan gombalanya membuat Aliva seketika meleleh.

Kayaknya gue emang suka sama Alvino deh, batin Aliva.

-¤-

gaje. :')

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang