🌟CHAPTER EMPAT

7.5K 328 0
                                    

-¤-

Aliva, Shalsya, dan Seba, sudah berada dikantin. Banyak pula orang yang memperhatikannya dan menggosipkannya. Tetapi, Aliva tidak perduli dengan semua itu.

"Kalian mau makan apa? Gue pengen makan soto." ucap Aliva kepada kedua sahabatnya itu.

"Samaan aja deh." ucap Seba.

"Gue juga." ucap Shalsya lagi sambil memberikan senyuman singkat.

"Yaudah. Jangan gosip tanpa gue ya? Awas lu pada diem-diem ngegosip tanpa gue." ancam Aliva beranjak dari kursi makannya.

"Iya-iya. Udah buruan sana." ucap Shalsya mengangguk dan Seba-pun ikut mengangguk.

Aliva berjalan gontai menuju stand penjual soto. Disana, Aliva mendapati seorang lelaki yang tak asing dimananya itu, "Kayaknya gue pernah liat nih cowok. Kalau nggak salah, gue ketemu dia barusan. Apa jangan-jangan..."

Lelaki yang dimaksud Aliva, langsung membalikkan badannya dan stuck seketika melihat Aliva.

"Lo lagi? Cewek ceroboh?" tanya lelaki itu dengan nametag bertuliskan Alvino itu.

"Kenapa sih? Emang nggak boleh gue makan di kantin? Kayak sekolah ini punya lo aja." cibir Aliva menyilangkan kedua tangannya.

"Sekolah ini emang punya gue bego. Nggak tau gue ini siapa? Udah minggir saja. Sebelum soto ini tumpah ke baju lo. Sana." usir Alvino menyikut pundak Aliva.

Dasar resek lo jadi cowok, batin Aliva lalu mulai memesan soto dan es teh manis, masing-masing tiga.

"Berapa mbak?" tanya Aliva yang sudah mempersiapkan selembar uangnya untuk membayar total harga tersebut.

"Delapan belas ribu dek. Soto lima ribu dan es teh manisnya seribu." jawab mbak Inun yang sudah terkenal akan makanannya yang sangat enak itu.

"Nih mbak. Udah pas ya?" tanya Aliva dan membuat mbak Inun tersebut mengangguk-angguk.

Aliva lalu membawakan semua makanan dan minuman itu kepada sahabatnya dengan hati-hati. Ketika dia membalikkan badannya, dirinya dikejutkan ketika seorang lelaki muncul tiba-tiba dibelakangnya.

"FAK !! Udah gila lo ya? Minggir. Kalau ini tumpah, jangan salahin gue. Nanggung sendiri lo. Udah sana pergi." ucap Aliva kepada lelaki yang bernama Alvino itu.

Alvino kemudia menyingkir. Otaknya sudah mempersiapkan suatu hal yang akan membuat Aliva celaka nantinya. Yaitu dengan menyodorkan kakinya, dan membuat Aliva tidak menyeimbangkan dirinya.

BYAR'

Piring yang berisikan soto berhamburan kemana-mana dan pecah. Apalagi gelas berisikan es teh manis sudah membasahi seluruh lantai dan membuat lantai menjadi basah.

Aliva malu. Dia tidak menyangka Alvino bisa memperlakukannya seperti ini. Rasanya Aliva ingin menonjok pipi mulus lelaki itu sampai membiru.

Sudut mata Aliva sudah terdapat tumpukkan air mata yang akan menetes nantinya. Sesekali dia menghapus air matanya menggunakan telunjuk tangannya. Ini semua bisa ditahan oleh Aliva.

Tetapi beberapa menit kemudian, emosinya pecah dan langsung mengepalkan tangannya lalu mendaratkan kepalan itu tepat di pipi Alvino.

BUG'

Yash. Aliva sudah menonjok pipi mulus Alvino sampai membiru. Inilah pertama kalinya dia diperlakukan lelaki kepada dirinya. Tetapi tonjokkan pertamanya ini belum puas dia rasakan. Satu kali lagi. Aliva mengepalkan tangannya lagi dan mendaratkan tangannya ke pipi sebelahnya lagi. Tapi sayang, tangannya ditahan oleh seorang lelaki.

"Wuiz. Santai bro. Vin. Apa ini cara lo memperlakukan cewek? Gue jujur aja ya? Baru kali ini gue liat lo memperlakukan cewek kayak gini? Lo nggak malu apa?" tanya lelaki itu kepada Alvino. Mungkin itu temannya.

Alvino terdiam, kaku, dan menatap Aliva dengan sinis.

"Dasar nggak punya etika. Dasar nggak punya sopan santun. DASAR NGGAK PUNYA MORAL. DASAR NGGAK TAU MALU. ANAK TOLOL LO !! ANAK ORANG IDIOT LO !!" ucap Aliva perlahan-lahan volume suaranya membersar dan akhirnya tangisnya pecah seketika.

"Udah woi udah. Mending kalian berdua ngomong sama pak Rius deh. Kalau gini caranya, gue nggak bisa tenangin kalian berdua kalau kalian emosi terus. Dah sana !!" ucap lelaki dengan nametag bertuliskan, Sanjaya Putra Akbar Qarim.

"Dasar pengecut lo? Kenapa lo nggak nyolot? BANCI LO !! BASI !! ANAK TOLOL LO PADA !!" ucapan Aliva semakin menjadi-jadi, hingga seorang pria mendekati mereka berdua.

Bersambung...

-¤-

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang