🌟CHAPTER DUA PULUH DELAPAN

3.6K 178 12
                                    

-¤-

Selama berada diperjalanan menuju rumah sakit, kecemasan mulai melandai pikiran gadis cantik bernama Aliva.

Sedari tadi dia memikirkan kondisi Alvino yang sekarang benar-benar kritis. Dja memikirkan pula siapa yang telah melakukan semua ini.

Tetapi yang pastinya, dia sangat yakin bahwa yang melakukan semua ini adalah Demian. Siapa lagi kalau bukan Demian yang sudah beberapa kali membuat masalah hingga dia harus dikeluarkan disekolah.

Tak terasa mobil telah berhenti. Alvino yang tadinya terbaring tak berdaya didalam mobil akhirnya di bawa masuk ke dalam rumah sakit.

"Liv. Sekarang Alvino udah dibawa ke rumah sakit. Jadi lo nggak perlu nangis dan khawatir. Alvino baik-baik aja kok." ucap Seba menenangkan.

"Gimana nggak baik-baik aja Seb. Lo liat bekas sayatannya. Bekas tonjokkan. Bekas darah dibajunya. Gue takut dia kenapa-kenapa." ucap Aliva duduk dikursi dan Shalsya juga ikut menengkannya.

"Udah Liv sabar. Gue tau perasaan lo gimana." ucap Shalsya.

"Kenapa masalah ini harus ke gue? Kenapa nggak sama orang lain aja? Gue nggak mau hubungan kita berdua hancur karena suatu masalah. Gue nggak mau!" ucap Aliva hingga pada akhirnya menangis lagi.

"Iya Liv gue tau. Di setiap hubungan pasti ada permasalahan kok Liv. Bukan hanya lo aja yang bisa dapet masalah, melainkan semua orang juga terkadang bisa mendapatkan masalah pada hubungan mereka." ucap Shalsya.

"Bener Liv. Jadi lo jangan nyerah gitu aja. Kalau ada masalah, dituntasi dulu satu masalah. Biar semuanya kelar. Dan masalah siapa yang ngelakuin ini semua ke Alvino, kita masih punya jawabannya. Yaitu Dekian yang ngelakuin." ucap Seba.

"Lo yakin Demian ngelakuin?" tanya Aliva meyakinkan.

"Yakin lah. Siapa lagi kalau bukan manusia pencari masalah itu?" tanya Seba balik.

"Udah. Emang kalian berdua nggak akan maafin dia. Tapi coba kita beri kesempatan sama dia dulu. Kalau dia ngelakuinnya lagi, kita langsung lapor dia ke polisi." ucap Shalsya.

Sekian lamanya mereka berbicara mengenai masalah tersebut, Alec, Firdaus dan Sanjaya mendekati mereka dengan raut wajah yang sepertinya sedang sedih.

Dengan raut wajah seperti itu, Aliva langsung berdiri dan bertanya kepada Sanjaya.

"Alvino kenapa San? Jawab gue kenapa?!" bentak Aliva yang kini sedang sangat cemas.

"Alvino--"

"Gue nggak kau kalau Alvino ngalamin hal-hal yang aneh. Gue nggak mau! Plis gue nggak mau." ucap Aliva dan Shalsye kembali menenangkannya.

"Liv sabar Liv. Kita belum denger juga kondisi Alvino sekarang masih dibilang baik-baik aja atau nggak." ucap Shalsya.

"Iya Liv. Jangan ngegas. Siapa tau Alvino baik-baik aja." ucap Seba.

"Ja-jadi gini. Alvino sekarang udah baik-baik aja." ucap Sanjaya berhenti sejenak dan melihat Firdaus dan Alec untuk mengatakan semua hal ini ke Aliva atau tidak.

"Kasih tau aja. Kasian." ucap Alec.

"Ok ok. Memang, kondisinya kali ini membaik. Tapi masalahnya, kata dokter, ada luka tepat di kepalanya. Dikarenakan, mungkin pelaku tak sengaja atau sengaja memukul bagian kepala menggunakan sesuatu benda yang keras. Dan... Alvino jadinya mengalami gejala... . Ge-gejala amnesia."

Deg'

"Nggak. Nggak mungkin. Nggak mungkin semuanya ini pasti nggak mungkin." ucap Aliva kini terduduk lemas.

Bagaimana tidak? Semua memori yang disimpan oleh Alvino dari pikirannya hilang begitu saja. Tak terkecuali memori tentang Aliva juga hilang begitu saja.

Tak mungkin Aliva mengulangi semua ini dari awal lagi. Aliva harus mencari cara agar memori Alvino terisi kembali tentang dirinya dan membuat Alvino akan ingat semuanya.

-¤-

Ekhem.

Ok ok. Jadi, buat kemarin yang rusuh minta next next next....

Itu makasih banget lho, walaupun kemaren itu baru update, eh beberapa menit minta next. Yowes nggak masalah.

Berkat kalian author bisa nulis cerita ini dengan semangat. Jujur, author terhura karena kalian minta next dengan alasan cerita ini bagus.

Dan author juga berterima kasih bahwa kalian telah vote cerita ini hingga mencapai 1k. Menurut author sih termasuk sedikit :b.

But its ok. Author sekali lagi mau ngucapin terimakasih bangats! Author tak bisa berkata-kata lagi. Author terhura T.T *alay

Yang rusuh minta next makasih yups! Pasti nggak lama kemudian bakal minta next setelah chapter ini di publish. Author yakin 😌. *kyknya sih

Btw sorry typo. Cerita ini akan berlanjut dan mungkin siang ini dabel update. Maybe. See ya!

-¤-

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang