🌟CHAPTER DUA PULUH

4.8K 188 3
                                    

-¤-

Bel pulang berbunyi. Semua murid-murid telah memadati koridor kelah hingga Aliva kesusahan dalam bergerak.

Sekolah ini memang besar dan luas. Tapi tidak dengan koridor disekolah ini.

Langkah demi langkah, akhirnya Aliva sudah berada di lobi hingga dia mendapati seorang lelaki yang mungkin sejak tadi sedang menunggunya.

"Vin!"

"Lama banget sih lo?" celetuk Alvino sambil melemparkan kunci motornya keatas dan kebawah berulang-ulang kali.

"Lo aja yang terlalu cepet. Bel aja baru bunyi lo udah disini. Bolos ya?" tanya Aliva mengarahkan telunjuknya kepada Alvino.

"Udah ah. Mau pulang atau nggak? Mau lama-lama disini?" tanya Alvino.

"Kagak. Yodah cepetan." ucap Aliva mengikuti langkah kaki Alvino yang akan berjalan menuju parkiran motor.

Setelah sudah berada diparkiran motor, Alvino menyodorkan helm kepada Aliva dan Aliva langsung menerimanya.

Karena Aliva tidak ingin kulitnya terbakar dengan sinar matahari yang terik ini, dia langsung mengambil jaket yang berada didalam tasnya.

Merasa kesusahan memasang jaket tersebut, Alvino yang melihatnya langsung membantu dan memasangkan jaket merah maroon untuk Aliva.

Kali ini posisi mereka berdua sangat dekat. Kedua tangan Alvino melingkar pada tubuh Aliva untuk dipasangkan sebuah jaket. Dan tentu pasang mata melihat mereka berdua hingga membuat pipi Aliva merona.

Ditambah lagi jantungnya yang kini sedang berdebar-debar untuk menahan rasa malunya yang membuat pipinya tambah memerah.

Kedua tangan Alvino kini berada disudut bawah jaket untuk memasangkan resleting itu. Perlahan-perlahan, tangan Alvino mulai menaik melewati perut Aliva dan sampai...

"Udah! Sampai disitu aja. Jangan modus!" bentak Aliva menepis tangan Alvino.

"Siapa yang modus? Disitu mah datar." ucap Alvino membalikkan badannya dan mengenakan helm untuk bersiap-siap menaikki motor.

Sedangkan Aliva? Dia hanya terdiam kesal saja mendengar apa yang Alvino lontarkan dalam mulutnya. Malu iya. Kesal juga iya.

Tanpa menunggu lama, Aliva menaikki motor Alvino dan melajukan motor tersebut dengan kecepatan rendah.

"Pulang ya? Jangan kemana-mana lagi." ucap Aliva mencondongkan badannya untuk berbicara tepat di telinga Alvino yang sebenarnya tertutup oleh sebuah helm.

"Kagak. Gue males pulang ke apart lo. Kita jalan-jalan aja." ucap Alvino sedikit mengeraskan volume suaranya.

"Mau kemana emangnya?"

"Ke hotel."

"Buset hotel!"

"Ya kagak lah. Ke pantai aja mau kagak?"

"Kagak!"

"Mau!"

"Kagak!"

"Mau!"

"Kagak!"

"Yodah!"

Akhirnya Aliva mengalah. Hingga pada akhrinya Alvino tersenyum bahagia mendengar apa yang dikatakan Aliva tadi.

Ya... Alvino mengajak Aliva memang ada sesuatu. Karena sesuatu itu adalah sesuatu hal yang spesial untuk Aliva nantinya.

Entahlah. Aliva akan menerima atau menolaknya. Yang terpenting ini adalah sesuatu yang akan dilakukan oleh lelaki bernama Alvino. Al... vi... no...

-¤-

Ditunggu untuk chapter berikutnya. Dijamin lebih panjang dan seru(?)

Entahlah. Dan sorry, di chapter ini memang kependekkan. Tetapi di chapter berikutnya bakal diperpanjang.

Karena... sesuatu hal yang spesial.

Untuk Aliva.

Yang di lakukan Alvino.

#paansih:v

Maaf typo :)

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang