🌟CHAPTER DUA PULUH TIGA

5K 188 10
                                    

-¤-

Pagi menyapa gadis berwajah bersih ini. Perlahan ia membuka kedua matanya menyesuaikan cahaya yang ada di kamarnya.

Berkali-kali suara ketukkan timbul ke arah pintu dan membuat gadis yang baru bangun membuka pintu tersebut.

"Good morning my girlfriend." seru lelaki yang berada didepannya ini. Ya. Dia adalah Alvino.

Bukannya senang, Aliva malah mengekerucutkan bibirnya. Dan tentu saja Alvino bertanya-tanya mengapa Aliva seperti itu.

Tentu saja Aliva seperti ini. Karena ini adalah hari terakhir Alvino untuk menginap di apartemennya. Dan paling bahagiannya lagi, kedua orang tua Aliva akan pulang dari Meksiko.

Tapi sama saja Alvino lebih penting dari yang lainnya.

"Kenapa?" tanya Alvino.

"Lo kan ntar mau pulang ke rumah lo?" tanya Aliva masih mengekerucutkan bibirnya.

"Tapi gue pulangnya malem."

"Sama aja lo pulang kan? Nggak disini lagi?" tanya Aliva.

"Ya kali gue tinggal disini bertahun-tahun. Nyokap bokap gue, gue kemanain coba?" tanya Alvino mengacak rambut Aliva gemas.

"Woy! Yang berduan disitu pada ngapain? Aliva cepet mandi." ujar Gilang yang sedang mengacak rambutnya pelan dan menguap.

"Paan sih lo? Nganggu aja." celetuk Alvino kepada Gilang.

"Liv. Lo mandi aja. Nggak lama lagi kita bakal berangkat kesekolah." ucap Alvino lagi dan membuat kepala Aliva mengangguk pelan lalu berjalan mendekati pintu kamar mandi.

Sedangkan Alvino sendiri? Dia malah asyik duduk menonton televisi seraya menunggu Aliva selesai mandi.

Dan Gilang yang melihatnya, langsung duduk disampingnya untuk membicarakan seduatu hal. Yang pasti kali ini raut wajah Gilang benar-benar serius.

"Lo pacaran sama adek gue?" tanya Gilang.

"Iya. Sorry gue lupa kasih tau lo." ucap Alvino dengan mata yang masih fokus ke layar televisi.

"Iya nggak apa-apa. Tapi ada syaratnya lo bisa pacarin adek gue."

"Apa?"

"Jaga dia baik-baik. Jangan bikin dia sakit karena gara-gara lo dan kelalaian lo. Karena mungkin disuatu saat hubungan lo dan adek gue bakal hancur. Gue ngomong kayak gini supaya gue mau lo jagaian adek gue bener-bener." ucap Gilang panjang lebar.

"Iya gue tau. Gue bakal jagain dia bener-bener kok. Karena gue sayang sama dia."

"Makanya lo mau temenan lagi sama gue kan? Dulunya sih lo nggak mau temenan sama gue karena lo dulunya tertutup."

"Nggak kayak gitu tolol."

"Iya deh. Tapi lo harus inget apa yang gue ngomong tadi. Jangan langsung dilupain gitu aja." ucap Gilang berdiri dan mempersiapkan sarapan untuk adiknya. Siapa lagi kalau bukan Aliva?

-¤-

Aliva keluar dari kamarnya dengan seragam yang rapi. Tak lupa perlengkapan dasi dan ikat pinggang sudah ia kenakan.

Sekarang waktunya sarapan yang sudah disediakan Gilang.

"Kak. Mama sama papa pulang jam berapa?" tanya Aliva dengan mulut yang berisi roti.

"Yang pasti sore. Tapi adek harus ikut kakak kebandara. Masa kakak sendirian?" tanya Gilang.

"Iya deh iya. Adek ikut."

"Gimana gue yang anterin?" tanya Alvino yang masih duduk-dudukkan diatas sofa sambil menunggu Aliva selesai sarapan.

"Emang bisa?" tanya Gilang.

"Bisa. Lagian gue juga pengen ketemu sama calon mertua. Hehe." ucap Alvino langsung terkekeh.

"Apaan sih Vin? Udah ah. Kita berangkat yuk. Dah selesai makan nih." ucap Aliva mengenakan kaos kakinya dan sepatu lalu menyalimi kakaknya.

Alvino juga menyusuli Aliva yang sejarang berada didepan pintu lift. Kemudian, mereka memasukki lift dan menuju tempat permakiran motor.

Seperti biasa, Alvino menyalakan motornya dan memberikan helm kepada Aliva. Setelahnya, mereka berdua pergi dengan kecepatan rendah.

Selama berada diperjalanan, Alvino sedari tadi mengulang apa yang Gilang bicarakan tadi kepadanya.

Berharap apa yang dikatakan Gilang tadi tidak terjadi. Sedari tadi juga Alvino memikirkan bagaimana jika Aliva diperebutkan oleh seseorang darinya.

Dan ditambah lagi dengan kedatangan seorang lelaki bernama Demian, membuat perasaan Alvino semakin tidak nyaman.

Akankah hubungan ini dapat dijalani dengan apa yang Alvino harapkan? Atau sebaliknya?

Entahlah. Sesuatu terkadang tidak menjadi sebuah harapan. Mungkin suatu saat itu akan terjadi kepada Alvino. Dan hanya dia sendirilah yang harus mengatasi semua ini supaya hal-hal yang tak diinginkannya tidak terjadi.

Dan yang terpenting, Alvino harus mematuhi apa yang dikatakan Gilang. Dia harus menjaga Aliva bagaimanapun situasinya.

-¤-

Update lagi :)))

Maaf membuat kalian menunggu...

Kalau typo maaf ya hihi :)))

See you next chap

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang