🌟CHAPTER ENAM

7K 303 0
                                    

-¤-

"Woi." lelaki tersebut tidak segan-segan menahan tangan Aliva, agar Aliva tidak lari kemana-mana lagi.

"Paan sih lo? Alay banget? Lepasin nggak?" tanya Aliva lagi-lagi menepis tangan Alvino yang sudah memerah.

"Aw !! Sakit bego !!" ringis Alvino seraya meniupkan tangannya yang memerah itu.

"Bodo. Pergi sana. Kalau nggak, gue bakal ngadu sama bu Roi." ancam Aliva membuat Alvino menyerngitkan senyuman miring kepadanya.

"Coba aja kalo bisa?" ucap Alvino meremehkan Aliva.

"Ok. BU RO--" seseorang menyumpalkan mulut Aliva menggunakan tissue. Yash. Yang melakukan itu adalah Alvino.

Aliva lalu memuntahkan tissue itu dan membuat Alvino tertawa lepas seraya memegang perutnya, "Ini belum seberapa. Haha. Nanti kalau lo nggak maafin gue, gue bakalan melakukan segala hal yang membuat lo bisa maafin gue. Haha. Mampus lo !!" ancam Alvino membalikan badannya dan berlalu pergi meninggalkan Aliva.

"BIARIN !! I DON'T CARE !!" teriak Aliva menendang tissue bekas mulutnya ke selokan.

-¤-

KRING'

Bel istirahat kedua sudah bebunyi. Perut Aliva sudah merasakan bahwa ada sesosok makhluk hidup yang ingin meminta makanan.

Merasakan perutnya sudah keroncongan, Aliva langsung memasukki kelasnya dan menarik tangan Shalsya dan Seba untuk pergi ke kantin.

"Eh !! Lo mau ngapain Liv?" tanya Seba kebingungan tangannya ditarik oleh Aliva.

"Au tuh. Mungkin lag--" sambung Shalsya terputus karena Aliva menyudahinya.

"Udah. Kalian ikut gue aja. Gue pengen makan. Dah laper." ucap Aliva menarik tangan mereka dan kini mereka sudah melewati koridor kelas.

Sesampainya mereka di kantin, Aliva kemudian dengan lincahnya melangkahkan kakinya hingga dia mendapati tempat yang kosong tak berpenghuni oleh orang lain.

"Kalian disini aja. Mau pesen apa?" tanya Aliva berdiri di hadapan Shalsya dan Seba yang sedang duduk manis.

"Kita udah kenyang Liv. And, btw, lo kenapa jadi bersemangat gini?" tanya Shalsya menyengitkan alisnya kebingungan.

"Hah? Bersemangat? Perasaan gue kagak kok? Emang gue terlalu bersemangat ya?" tanya Aliva menyerngitkan alisnya kebingungan juga.

"Iy--"

"Udah ah. Gue laper. Kalian tunggu disini ya? Gue mau pesen sesuatu." ucap Aliva membalikkan badannya dan pergi berlalu meninggalkan Shalsya dan Seba.

"Seb. Gue nyusul Aliva dulu ya? Lo mau minum apa?" tanya Shalsya beranjak dari tempat duduknya itu.

"Samaan aja kayak lo deh." jawab Seba tersenyum lebar kepada Shalsya.

"Yaudah. Lo tunggu disini dulu. Gue yang mesenin." ucap Shalsya berlalu pergi meninggalkan Seba sendiri disana.

Belum beberapa langkah, tak sengaja Shalsya menabrak seseorang yang harus membuatnya terjatuh.

Saat Shalsya ingin mendongakkan kepalanya, Shalsya mendapati sesosok lelaki dengan wajah berparas tampan baginya.

Pipi merah merona, rambut bergaya blonde, kulit putih dan yang pastinya memiliki bibir sempurnah.

"Eh sorry, sorry, sorry. Gu-gue nggak sengaja. Baju lo jadi basah kan?" ucap Shalsya takut seraya melihat baju lelaki itu yang basah terkena es teh manis yang tak sengaja ia tabrak tadi.

"Eh !! Nggak papa kok. Ini cuman basah sedikit. Lo nggak papa kan?" tanya lelaki itu melihat kondisi Shalsya yang sedikit cemas bila dilihat-lihat.

"Ng-nggak kok. Ma-maaf ya. Gue nggak liat jalan soalnya. Yaudah. Biar deal, gue ganti minum lo dua kali lipat deh ya?" tanya Shalsya.

"Nggak perlu. Cuman dua ribu nggak perlu diganti kok. Haha. Eum, kalau boleh tau, nama lo siapa?" tanya lelaki itu memiringkan sedikit kepalanya.

"Ng... gue Shalsya. Panggil aja gue Shalsya. Hehehe." ucap Shalsya terkekeh dan lelaki itu juga ikut terkekeh karena tingkah laku Shalsya yang salah tingkah itu.

"Gue Firdaus. Salam kenal ya?" tanya Firdaus seraya menyodorkan tangan kosongnya untuk berjabat kepada Shalsya.

Shalsya kemudian menerima jabatan lelaki itu dan tersipu malu, "Ng... gu-gue kesana dulu ya? Mau beli minum." ucap Shalsya mengarahkan telunjuknya ke sebuah stand penjual minuman.

"Gue ikut ya? Gue yang bayar." ucap Firdaus dengan nama lengkap, Firdaus Hamsya Syarif itu.

"Nggak perlu. Gue aja. Biar deal. Dan sekalian ganti rugi aja. Plis..." ucap Shalsya agar tawarannya itu bisa diterima oleh Firdaus.

"Yoi lah. Nggak masalah. Yuk !!" ucap Firdaus dan mereka lalu menuju stand penjual minuman tersebut.

-¤-

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang