🌟CHAPTER DUA PULUH EMPAT

4.3K 181 0
                                    

-¤-

Aliva kini sudah berada dikelasnya. Sama dengan Alvino yang juga kini sudah berada dikelasnya.

Tetapi, Alvino kini masih memikirkan apakah dia bisa atau tidak menjaga Aliva. Wajahnya kini begitu cemas memikirkan hal itu hingga...

"Woy! Mikirin apaan sih?"

Yup. Yang mengagetkan Alvino tadi adalah Firdaus.

"Aliva."

"Kenapa Aliva? Kan lu udah pacaran ama tuh cewek."

"Tapi gue khawatir nanti dia kenapa-napa."

"Emangnya apa sih yang lo takutin sampai lu khawatir dia kenapa-napa?" tanya Alec yang berada disebelah Alvino.

"Demian. Demian itu mantan kekasihnya Aliva. Sekarang dia sekolah disini cuman untuk ketemu sama mantan kekasihnya sendiri. Gue takut nanti dia ngapa-ngapain Aliva." jelas Alvino panjang lebar.

"Coba deh lu cek kelas Aliva. Dia ada atau kagak di kelas. Kalau kagak dia mungkin diapa-apain sama tuh cowok." ucap Sanjaya.

"Bener juga tuh. Mending lu cek dulu deh."

Alvino lalu langsung berjalan menuju pintu kelas dan menghilang di perbelokkan.

Langkah Alvino melangkah dengan cepat untuk memastikan kekasihnya ada atau tidak di kelas. Tetapi yang dia lihat nihil. Tidak ada sama sekali gadis yang dia cari.

Dengan jantung yang berdetak cepat, dia langsung menanyakan keberadaan Aliva yang sepertinya ini adalah temannya.

"Lo liat Aliva nggak?"

Gadis itu menjawab dengan gugup.

"Li-liat. Ta-tapi sama co-cowok lain." ucap gadis itu gelagapan dan mengarahkan telunjuknya ke wc cowok.

Tu-tunggu. Aliva sama cowok kenapa ke wc, batin Alvino yang kali ini jantungnya dua kali lipat berdetak lebih kencang.

Alvino berlari kencang hingga dia menendang pintu wc cowok hingga terbuka bahkan rusak. Dan memang benar apa yang dikatakan gadis tadi.

Aliva dan Demian ada disatu ruangan yang sempit. Mata Alvino terbelalak dan geram sendiri melihat Demian yang jaraknya sangat dekat. Bukan! Bahkan jarak mereka sudah terhapus.

"Woy brengsek! Lo apain cewek gue hah!"

"Alvino!"

Aliva seketika langsung mendorong Demian dan bersembunyi dibelakang tubuh Alvino. Kali ini Alvino merasakan bahwa Aliva sangat ketakutan.

Tangan Aliva tak henti-hentinya memeluk punggung Alvino dan tak henti-hentinya menangis.

Flashback

Waktu itu Aliva sedang duduk dikelasnya dengan perasaan cukup tidak enak. Dia berharap kedatangan Demian di sekolahnya tidak berdampak buruk bagi Aliva.

Tetapi apa yang dia harapkan sia-sia. Seseorang menarik tangannya paksa dan membuat Aliva berusaha menarik dirinya untuk lepas dari lelaki itu.

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang