🌟CHAPTER TIGA PULUH SATU

3.2K 131 3
                                    

"Gue minta maaf Liv."

"Minta maaf nggak akan berpengaruh untuk gue maafin lo. Gue nggak bisa maafin lo. Pertama lo bakal berusaha ngerusak hubungan gue. Kedua lo selingkuh dibelakang gue. Ketiga lo macem-macem sama gue. Selanjutnya apa lagi? Selanjutnya lo bakal ngelukain Alvino." ucap Aliva panjang lebar.

"Kalau lo nggak maafin gue nggak apa-apa. Tapi gue janji nggak akan ganggu lo sama Alvino lagi. Gue harap lo berdua long last." ucap Demian meninggalkan ruangan dan pergi dari tempat ini.

Sesekali Aliva mengusap air matanya yang sudah mengalir melintasi pipinya. Sejujurnya Aliva ingin memaafkan Demian. Tetapi karena teringat pada kejadian-kejadian itu, Aliva tak bisa memaafkannya.

Apalagi dengan posisi Aliva yang sedikit cemas dengan keadaan Alvino. Hidupnya kini telah berantakkan. Apa yang dilakukan oleh Demian saat itu telah sukses membuat dunia Aliva terbalik.

Ingin rasanya Aliva mati saja dari pada harus hidup seperti ini.

Aliva duduk disamping Alvino yang sudah terlelap dalam tidurnya. Berharap bahwa otak Alvino tetap bekerja untuk bisa sadar sepenuhnya. Karena berjam-jam menunggu Alvino, mata Aliva perlahan-lahan terpejam dan akhirnya tidurlah ia disamping Alvino dengan posisi duduk.

Belum ia berjalan menelusuri alam mimpi, matanya seketika terbuka tatkala ia mendengar suara pintu terbuka. Yang ia lihat sekarang adalah seorang pria yang bisa dibilang ayah kandung dari Alvino. Siapa lagi kalau bukan Ambrius, sekaligus bapak kepala sekolah Aliva.

"Pak."

Aliva berjalan mendekati beliau dan menyaliminya. Aliva melihat sangat jelas bahwa wajah beliau cukup cemas melihat kondisi anaknya yang terbaring di disana. Melihat beliau Aliva mengerti perasaannya kini seperti apa dan Alivapun berkata, "Tenang pak. Alvino sekarang udah membaik. Yang terpenting Aliva udah buat Alvino tau segalanya kok. Termasuk bapak." ucap Aliva sopan.

"Liv. Terimakasih kamu sudah menjaga anak saya. Saya sungguh-sungguh berterimakasih. Dan saya juga tidak bisa datang tepat waktu karena pekerjaan saya mengurus sekolah. Saya memang ayah yang ti--"

"Nggak pak! Eum, bapak adalah ayah yang terbaik buat Alvino. Tanpa Alvino, mungkin waktu itu Aliva sakit sama terluka. Coba kalau nggak ada Alvino." ucap Aliva.

"Saya mengerti bagaimana perasaanmu waktu itu. Bahkan anak saya sendiri yang menolongmu dalam kasus yang diluar akal. Sekali terimakasih. Baik, ini makanan untuk Alvino dan kamu juga. Kalau Alvino sudah sadar, kabari saya." ucap beliau memberikan dua buah kotak makanan kepada Aliva.

"Mau kemana pak?" tanya Aliva.

"Seharusnya saya menunggu disini sementara. Tetapi saya ada urusan jadi saya tidak bisa berlama-lama. Tapi jika Alvino sudah bangun, kabari saya." ucap beliau sebelum berjalan meninggalkan ruangan.

Aliva hanya mengangguk mengerti. Kini dirinya kembali berjalan sambil meletakkan dua buah kotak makanan di meja kecil. Kini tugasnya hanya menunggu Alvino tersadar saja.

Kalau masalah orang tuanya? Memang kedua orang tuanya sudah pulang dari luar negeri. Dan Aliva'pun sudah mengabari tentang keberadaannya dan kapan dia akan pulang. Mungkin Aliva akan memberikan surat izinnya kepada wali kelasnya untuk tidak masuk sekolah sementara waktu.

Semua ini demi Alvino. Walaupun ini semua tanggung jawab rumah sakit untuk mengurus Alvino, tapi sama saja tanpa dirinya bukan apa-apa. Dia akan merawat Alvino semalaman ini.

Sungguh, dia prihatin dengan kondisi Alvino saat ini. Bagaimana bisa Demian bisa melakukan ini? Seharusnya anak itu harus diberi pelajaran. Andaikan Aliva masih punya hati yang baik, Demian saat ini sudah berada didalam sel penjara. Dan untunglah luka dikepala Alvino tidak begitu parah. Jika tidak, mungkin hidup Alvino saat ini sudah melayang diatas.

Ya, walaupun Alvino hanya mengalami penyakit amnesia, tetap saja Aliva menanggapinya dengan serius. Karena Aliva memulai hubungannya dari awal lagi.

Tapi sekarang, Aliva hanya bisa duduk dalam diam karena memang ini sudah terjadi. Mau diapakan lagi?

-¤-

Ekhem. Selagi cerita ini akan berakhir. Hiks!!!

Setuju nggak sebagai pegantinya author mau buat cerita baru? Kalau setuju komen ae lah. Kalau nggak, ae tetep buat !!! :Þ

Ya kalau banyak yg setuju bakal dibuat ceuta barunya. Yakin seru kok. Sebagai pegantinya aja. Bir kagak bosen gituuu :Þ. Boleh lah ya. Ok.

Tapi tunggu cerita ini tamat dulu. Kalau udah tamat baru di publish noh cerita baru. Makasih yang udah mau vote cerita ini... sampai jumpa...

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang