🌟CHAPTER ENAM BELAS

5.1K 220 10
                                    

-¤-

Motor Alvino kini sudah berada di depan gerbang kokoh dan memasukki sekolah. Sontak, mereka berdua sekarang menjadi sorotan banyaknya siswi dan gosipan-gosipan antara Alvino dan Aliva.

"Fak. Ini seriusan atau nggak?"

"Gila. Kak Aliva pake jurus apa dah?"

"Ok fix. Doi gue udah nggak ada lagi."

Itulah tanggapan banyaknya gadis yang menyaksikan Alvino membonceng Aliva. Awalnya Aliva risih, tapi kerisihannya mulai meredah ketika mereka sudah berada diparkiran motor.

"Makasih." ucap Aliva singkat seraya memberikan helmnya kepada Alvino dan pergi menjauh.

"Belajarnya yang bener. Jangan pacaran. Terus jangan bolos lagi." ucap Alvino sebelum Aliva melangkah menjauh darinya.

"Sok care lo." ucap Aliva seraya menyipitkan matanya yang kini sedang menatap Alvino.

"Iya-iya."

-¤-

"Bro!" mendengar suara tersebut, Alvino langsung membalikkan badannya seraya melihat kesumber suara tersebut.

"Firdaus? Ngapain?" tanya Alvino.

"Gimana? Enak nggak nginep ke apartemennya Aliva?" tanya Firdaus sambil menaik turunkan alisnya.

"Enak lah. Bisa liatin dia terus." ucap Alvino memamerkan sederet gigi putihnya sambil menjulurkan lidahnya pertanda dia benar-benar sangat senang hari ini.

"Lo... ng-ngapain aja... ma-maksud gue bukan..."

"Eh! Jangan berpikir yang aneh-aneh ya? Gue nggak kayak gitu-gituan begok." ucap Alvino peka.

"Trus lo tidur bareng siapa?" tanya Firdaus kepo.

"Sama Gilang lah." jawab Alvino.

"Homoan dong?" tanya Firdaus.

"Trus gue mau tidur dimana lagi?" tanya Alvino.

"Kamarnya Aliva." jawab Firdaus dan langsung berlari berharap Alvino tidak mengejarnya.

"Tolol lo!" teriak Alvino.

-¤-

"Aliva!" teriak seorang gadis tepat dibelakang Aliva.

"Apaan?" tanya Aliva.

"Wuiz. Sinis banget jawabnya." ucap Shalsya seraya tersenyum. "Kita mau tau nih. Kemarin kita dapet kabar, kalau Alvino tidur di apartemen lo. Dan kita juga pengen tau kalau lo sekamar sama Alvino ya?" tanya Shalsya.

"Bener ya?" sambung Seba.

"Gila ya kalian berdua. Nggak mungkin lah!" jawab Aliva membulatkan matanya kaget.

"Kita cuman pengen tau aja. Tapi lo suka kan?" tanya Seba.

"Iya lah. Eh! Maksud gue..." ceplos Aliva sambil menamparkan bibirnya menggunakan telapak tangannya.

"Ekhem! Cie-cie yang ada rasa ni ye..." ledek Seba.

"Ekhem! Uhuk-uhuk. Kesel ban truk coy!" ledek Shalsya ikut-ikutan.

"Brisik lo pada! Udah ah! Pengen masuk kelas." ucap Aliva seraya membalikkan badannya dan meninggalkan mereka berdua ditempat ini.

-¤-

Ok sip. Ceritanya pendek karena author nggak punya ide lagi. Otak author udah rusak jadi perlu diperbaikki secepatnya agar cerita ini berlanjut.

Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan cerita ini. Author bakal memperbaikki penulisan yang menurut author nggak nyambung dari part 1 sampai part 16 ini dengan segera.

Tapi author mau kasih pendapat kalian. Pilih salah satu!

Segera dilanjutkan atau berhenti sampai disini dulu? [Target 5 comment]

Jawab disini (...)

Terimakasih >_<

Salam hangat,
Author.

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang