62. Anin

13.1K 1K 64
                                    

Re-up

Rabu. 20.April.2022

Selama membaca

Ayah vio membuka pintu ruangan Devan membuat semua orang yang berada di ruangan tersebut menatap kearah Mereka termasuk Anin dan Given yang masih berada di ruangan tersebut

Kemarahan ibu Reyhan naik seketika ketika melihat kedatangan Ayah Vio, Vio dan Aryo

"LO___" tunjuk Anin pada Aryo membuat Ibu Reyhan tidak jadi membuka suaranya

Anin menjalankan kursi rodanya mengarah pada Aryo "belum puas Lo?" Tanya Anin

"Belum puas lo balas dendam ke Devan?" Tanya Anin lagi

Anin mencoba berdiri dari kursi rodanya meski Keadaanya masih lemah

"Lo nggak puas?" Tanya Anin

"Apa Lo mau liat Devan Mati baru Lo puas?" Tanya Anin Lagi dengan air matanya yang kini mengalir dengan deras

Aryo hanya diam tak bersuara sedangkan Vio? Sama! Ia hanya terdiam ketika mendengar kemarahan gadis tak di kenalnya.

"Asal Lo tahu ya.!" Ucap Anin sambil menunjuk Aryo

"Kematian Adek Lo nggak ada hubungannya sama Gue ataupun Devan"

"Kematian Adek Lo memang bunuh diri. tapi.! Bukan karna Kita"

"Kalo Lo mau tahu gue akan beritahu sekarang.!"

"Adek Lo yang bodoh itu bunuh diri karna dia hamil" ucap Anin membuat Vio menatap Anin

"PLAK"

Vio menampar Anin karna merasa ucapan Anin berbohong

Given segera maju dan melindungi Anin dari tampar kedua Vio, namun belum juga Given maju tangan Vio sudah di tahan oleh Anin sendiri

"Lepas tahu" ucap Vio ketika Anin mencengram tangannya kuat

"DIAM LO" bentak Anin pada Vio

Semua orang termasuk Vio dan Aryo terdiam mendengar bentakan Anin

Anin menatap Aryo "kenapa diam?" Tanya Anin sinis

"Nggak percaya?" Tanya Anin lagi

"Terserah kalo Lo nggak percaya Yo"

"Gue sama Devan nolongin Adek Lo saat dia minum obat yang gue nggak tahu obat Apa itu. dia langsung kejang kejang terus mulutnya berbusa pas obat itu dia minum, gue sama Devan langsung bawa dia ke rumah sakit saat itu" jelas Anin

"Dia sempat selamat waktu itu. tapi karna obat yang dia minum terlalu banyak dosisnya dia meninggal dan ternyata obat yang dia minum obat yang bisa buat dia keguguran"

"Dan lo tahu obat keguguran itu dia dapat dari siapa?" Tanya Anin sambil menatap Aryo kembali

"Dari Leo.!" Ucap Anin

"Leo juga ayah dari calon bayi Adek lo" ucap Anin

Anin menatap Vio yang terdiam dan menangis "Kenapa Tan?" Tanya Anin pada Vio

"Nggak percaya?" Tanya Anin

"Saya bisa bawa tante sama Dokter yang rawat anak tante"ucap Anin

"Nggak perlu.! Kamu pasti berbohong" tolak Vio

"Terserah" ucap Anin santai sambil menghempaskan tangan Vio

"Sudah sayang, kita ke ruangan Anin ya?" pinta Given.

"Tunggu Pa, Anin pamit sama Devan dulu" ucap Anin

Given mengangguk lalu membawa Anin menuju Ranjang Devan

"Van Gue pamit dulu" ucap Anin

"Cepat bangun ya Van" ucap Anin lagi

"Lo harus berjuang Van, gue yakin Lo bisa lewatin masa kritis Lo Van"

"Ingat Van. Masih Ada Ayah Lo yang nungguin lo sadar, ada juga keluarga Lo, dan gue, icha, Natal serta dinda nunggu Lo sadar" ucap Anin

"Lo nggak mau kan? Kalo icha di halalin orang?"tanya Anin

"Kalo lo nggak mau, maka cepatlah bangun buat halalin si Icha" ucap Anin sambil terkekeh kecil

Anin mendonggak menatap papanya yang masi setia menunggu dirinya, "sudah sayang?" Tanya Given

"Iya Pa" jawab Anin

"Rey Aku sama Putriku pergi dulu" pamit Given

"asslamu'alaikum" salam Given pada semuanya

Given dan Anin segera pergi dari ruangan Devan menuju ruangan Anin

"Kalian dari mana?" Pertanyaan Dari Adit menyambut keduanya ketika mereka sampai

"Anin habis liatin keadaan Devan" jawab Anin sambil tersenyum menatap kakaknya

Adit mengangguk lalu membantu papanya memindahkan Anin dari kursi roda menuju ranjang

"Aw.." ringis Anin ketika punggungnya bersandar di kepala ranjang

"Kenapa?" Tanya Adit

"Sakit Ka" adu Anin

"Anin minum obatnya biar luka dan sakitnya sembuh" ucap Given sambil mengambil obat Anin, Anin menatap Obat yang di berikan Given.

Obat yang sama yang pernah mamanya kasih saat dirinya terluka waktu itu

Setelah selesai meminum obatnya Anin mulai menguap "Anin nggak mau berbaring Pa, punggung Anin sakit" ucap Anin

"Terus?" Tanya Adit

"Kaka Adit duduk sini" pinta Anin sambil menepuk ranjangnya

Meski bingung Adit tetap melakukan apa yang Adiknya Minta.

Anin segera memeluk leher Adit dari arah belakang dan menyandarkan kepalanya di punggung besar Kakaknya

"Begini lebih enak" ucap Anin sambil menguap

Given mengelus rambut Anin membuat Anin bertambah mengantuk.

Tak butuh berapa lama Anin tertidur dengan keadaan duduk sambil memeluk  leher Adit.

Adit tersenyum kecil ketika merasakan nafas Anin yang mulai teratur "tidur yang nyenyak Adik ku" gumam Adit

***

Bersambung

Typo dll

Byebye👋👋👋

Jum'at 11.04.2018

A N I N. (Re-post)Where stories live. Discover now