48. ANIN

12.9K 963 68
                                    

Selamat membaca...

Jam pulang sekolah telah berbunyi. Anin segera berjalan menuju parkiran di mana Mobil Liven di parkir tadi pagi.

"Kok mobilnya nggak Ada? Apa Liven pulang dulu?" Tanya Anin pada dirinya sendiri ketika tak mendapati mobil yang seharusnya ada di parkiran.

"Apa gue di tinggalin? Awas aja kalo Liven main tinggalin gue" dumel Anin sambil berjalan menuju gerbang sekolah berniat naik mikro yang terparkir di depan Sekolah

Anin baru saja akan menyebrang jalan namun terhenti ketika sebuah mobil yang terlihat familiar berhenti di depannya. Tak berapa lama sang supir yang membawa mobil mewah itu keluar dan membukakan pintu untuknya.

"Papa?" Ucap Anin ketika melihat papanya yang duduk di kursi belakang.

"Ayo cepat masuk Nin, panas Matahari bikin sakit kepala" ucap Given

Anin segera masuk kedalam mobil papanya tak menyadari Arka yang menatapnya dari kejauhan

Arka tersenyum kecil ketika melihat Anin yang sudah naik mobil papanya. Ia segera memakai Helmnya dan menjalankan motornya mengekori Mobil mewah yang membawa adik kembarnya.

"Kenapa Papa yang jemput?" Tanya Anin

"Tadi Liven kasih kabar kalo dia pulang duluan dan minta papa jemput Anin" bohong Given.

Sebenarnya Liven membawa Mobil Anin ke bengkel karna ia sempat mendapati seorang pria yang mencoba mengsabotase rem mobil yang ia dan Anin pakai Tadi.

Anin mengangguk mengerti "Papa Nggak sibuk?" Tanya Anin

Given menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia 'tidak sibuk' meski sebenarnya ia sangat sibuk hari ini. "Emang kenapa? Anin mau jalan sama Papa?" Tanya Given

"Anin pengen. tapi nanti deh" jawab Anin.

Sampai di Mansion Given dan Anin segera masuk kedalam Mansion tersebut. Langkah Anin terhenti ketika mencium Aroma kua bakso membuat Anin secepatnya masuk kedalam Dapur di mana para pelayan sibuk berkerja. Sedangkan Given ia segera pergi ke dalam kamarnya lebih tepatnya di ruang kerjanya yang berada di kamarnya.

"Nona? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu pelayan yang mendapati keberadaan Anin di dapur. Tempat tak seharusnya seorang Nona muda berada.

"Apa kalian Buat Bakso?" Tanya Anin

"Iya Nona" jawab pelayan itu

"Wah.. hebat. Aku mau dong" ucap Anin sambil berjalan mendekat ke arah pelayan itu.

"Nona tunggu saja di meja makan" ucap pelayan itu membuat Anin mengangguk dan dengan segera ia berjalan di ruang makan.

"Ini Nona" ucap pelayan itu sambil meletakkan satu porsi bakso yang membuat Anin tersenyum.

"Terima kasih" ucap Anin sambil tersenyum membuat pelayan itu tersenyum kaku.

Pelayan itu tak menyangka akan mendapatkan senyum manis dari Nonanya yang selalu di sayangi para tuan mereka. Tidak ada kesombongan dalam dari Nona mudanya ini.

"Mbak" panggil Anin membuat pelayan yang baru akan pergi membalikkan badanyan dan menatap Anin.

"Sebentar makan malamnya buat Ayam Kecap yah?"pinta Anin membuat pelayan itu mengangguk.

Apa yang di minta oleh Nona Muda wajib mereka turuti. Beruntung Nona muda mereka tidak banyak tingka seperti mama Tiri Nona muda yang selalu mencari jesalahan para pelayan apalagi pelayan bagian di dapur.

Setelah menghabiskan tiga porsi Bakso Anin segera berjalan keluar dari ruang makan. Ia menatap Malas kearah tangga yang berada di depannya.

"Malas naik" ucap Anin

"Ngatuk lagi" ucap Anin lagi

Anin menatap sofa yang berada di ruang keluarga "mending gue tidur di situ" ucap Anin lagi

Anin segera membaringkan badanya di sofa yang terlihat nyaman dan tak berapa lama ia tertidur dengan masih memakai seragam dan sepatu. Sedangkan tas Sekolahnya ia tinggalkan di kursi di mana ia makan tadi.
.
.
.
Hari sudah malam Mansion Andjaya di hebokan oleh kemarahan Given yang tidak mendapati Keberadaan Anin. Beberapa pengawal yang di khususkan menjaga Anin dan beberapa penjaga di Mansion itu serta pelayan mendapat kemarahan dari Given.

"Kalian bagaimana sih.! Kenapa Tak Ada yabg tahu keberadaan putriku.! " marah Given

"Maaf tuan tadi Nona muda sempat makan tapi setelah itu Nona pergi" ucap pelayan yang tadi melayani Anin

"Lalu kemana putriku?" Tanya Given membuat pelayan itu menunduk takut.

"Pa. ada apa?" Tanya Adit ketika baru pulanng kantor. Adit merasakan suasana Mansion tak mengenakkan apalagi ia sempat mendengar papanya marah marah.

"Ini Kak, tak satupun dari mereka mengetahui Keberadaan Anin, padahal Anin tadi sudah ada di rumah" ucap Liven yang memanng sedari tadi bersama papanya ada juga Reza.

Niat Liven untuk istirahat ketika keluar dari rumah sakit. tidak jadi karna papanya yang marah tidak adanya Anin di kamar, dan tempat lainnya.

"Kenapa tidak ada?" Tanya Adit

"Apa dia keluar?" Tanya Adit pada penjaga Mansion

"Tidak tuan, Nona tidak keluar sedari tadi" jawab penjaga tersebut.

"Lalu di mana Anin kalau tidak ada di sini dan tidak pula keluar?" Tanya Adit sambil memijat pelipisnya.

"Ayah" suara panggilan dari Naufal membuat semua menatapnya yang kini berada di sofa ruang keluarga.

"Kakak Anin kok. Bobo di sini?" Tanya Naufal sambil menujuk kearah Anin yang tertidur lelap, Lalu ia mengusap dagunya dengan Jari telunjukknya.

Mendengar ucapan dari si kecil Naufal mereka langsung mendekat kearah sofa yang di tunjuk anak kecil itu Given, Liven, Reza dan adit menghembuskan nafas lega ketika mendapati Anin yang tertidur lelap di sofa.

Para pengawal, pelayan serta penjaga Mansion menghembuskan nafas lega karna sang nona yang di cari kini di temukan keberadaannya. Baru saja beberapa jam Tuan mereka tidak mendapati Nona berada di Mansion, tuan mereka sudah marah besar bagaimana jika nona mereka pergi dan tak kembali? Mungkin mereka sudah di hajar oleh sang Tuan atau lebih? Entahlah mereka tak tahu apa yang akan terjadi nanti.

"Putri Papa" ucap Given. Given membelai rambut Anin dan mengecup dahi Anin.

Rasa khawatirnya hilang seketika ketika mendapati keberadaan putrinya. Jujur ia sangat takut tadi ketika tak mendapati Anin tadi apalagi beberapa anak buah Given sempat menangkap beberapa penghianat yang ia kira setia padanya.

Given membopong Anin menuju kamarnya dan menidurkan Anin di ranjang yang ada di kamar Anin.

Given melepaskan sepatu serta kaos kaki Anin yang masi terpakai di kaki Anin lalu menutup tubuh Anin dengan selimut.

"Ganti pakaian putriku" titah Given pada seorang pelayan wanita.

Wanita itu mengangguk lalu segera melaksanakan perintah Given

"Untung kamu tak kemana mana Nak, entah apa yang akan terjadi jika kamu tak segera di temukan tadi" ucap Sang pelayan ketika melihat Anin

***

Bersambung...

Masi banyak typo dll

Jangan lupa Vote Dan Coment.

Byebye👋👋👋

Kamis : 03.05.2018

A N I N. (Re-post)Where stories live. Discover now