31. ANIN

15.4K 954 31
                                    

Re-post 21.07.21

Selamat membaca...

Seorang pria berjalan masuk kedalam Mansion Andjaya, dengan menyeret kopernya pria itu membalas sapaan dari para pelayan yang menyambut kedatangannya.

"Selama datang tuan muda Liven" sapa pelayana yang bertugas melayaninya.

"Papa mana?" Tanya pria bernama Liven, Liven Kenzie Andjaya. Kakak ketiga Anin, umurnya hanya berbeda beberapa bulan dengan Anin.

"Tuan Given sudah kembali ke kantor tuan setelah mengantar nona Anin tadi" jawab sang pelayan

Liven mengangguk "Tolong koper ku di bawa ke kamar." Pinta Liven pada pelayan tersebut.

Pelayan itu mengangguk dan segera mengambil ahli koper milik Liven, membawa koper tersebut di kamar Liven yang berada di lantai satu dan meninggalkan Liven yang naik ke tangga lantai dua di mana kamar Adinya berada

Dengan langkah pelan Liven masuk kedalam kamar Adiknya. Anin, ia menatap Anin dengan dahi menyerit ketika melihat ada beberapa luka di wajah Adiknya, serta ada perban di kepala Adiknya.

"Apa yang terjadi?" Gumam Liven, Liven memang tidak mengetahui kejadian yang menimpah adiknya karena beberapa hari ini dia tidak di rumah, melainkan berada di rumah keluarga Mama kandungnya.

Tangan Liven terulur membelai rambut Anin, "aku masih belum percaya, kalau murid baru di sekolahku adalah adik ku, adik dari istri ke dua papa" ucap Liven.

"Semenjak mendengar percakapan Om Rio, kak Adit dan kak Bintang di depan kamar papa. aku mencoba mencaritahu siapa yang di mereka sebut Shakiela Anindiya yang satu sekolah dengan ku dan setelah aku tahu kalau Shakiela itu adalah kamu. aku selalu mengawasi mu di sekolah, meski dari kejauhan" Liven mentap Anin

"Aku senang papa akhirnya membawa mu ke Rumah, meski kedatanganmu aku tidak berada di rumah"

"Semoga dengan adanya kamu di rumah ini, membawa kehangatan untuk papa, kakak adit, kakak bintang dan aku"

Liven menunduk dan mengecup dahi Anin setelah itu dia berjalan keluar dari kamar Anin menuju lantai satu, meninggalkan Anin yang sudah mulai terbangun dari istirahatnya.

Langkah Liven terhenti ketika mendengar suara yang ia kenal dari ruang keluarga. tak berapa lama ia langsung mengarahkan langkanya menuju ruangan tersebut.

"Kami tak bermaksud tidak memberitahu hal itu ka" ucap bintang sambil menatap kakaknya.

"Anin itu adik ku...!!!! Jadi aku berhak tahu apa yang terjadi pada adikku...!!!!" Marah adit, ia marah karena baru dapat kabar kalau adiknya hampir mengalami sesuatu yang tak bisa ia bayangkan.

"Ka Adit"

"Ka Bintang"

Panggil Liven pada dua kakaknya, kedua kakanya menoleh kearahnya "kamu sudah pulang dari rumah oma?" Tanya bintang

"Ya, baru saja" jawab Liven

"Kamu istirahat gih.." suru Bintang.

Bintang memang terkenal pria lembut, dan perhatian pada Liven, dan sepupunya yang lain tidak seperti Adit terlihat cuek dan dingin, tapi meski Adit begitu Liven tahu Adit juga seorang kakak yang penyayang, hanya saja cara ia menyayangi lain dari Bintang.

"Iya ka, nanti aja Liven lapar mau makan tapi dengar suara kakak jadi Liven ke sini dulu" ucap Liven

"Ka, kenapa denga Anin?, kenapa kepalanya di perban?" Tanya Liven pada kedua kakaknya.

Bintang tersenyum kecil lalu menggeleng kecil "nggak ada apa apa" jawab Bintang "sana kamu makan dulu baru istirahat" sambungnya.

Liven menatap kedua kakaknya dan mengangguk pasra, ia akan mencari tahu pada papanya tentang Anin atau tidak pada anak buah papanya.

A N I N. (Re-post)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt