55. ANIN

12.8K 979 46
                                    

Selamat membaca...

Given, Azka, dan Reyhan terdiam ketika melihat berita penayangan Tentang Vidio Anak Anak SMA yang berkelahin di Sekolah SMA BHAKTI entah siapa yang menyebar Vidio itu hingga sampai hebo dan masuk berita.

Tangan Azka terkepal ketika melihat Vidio di mana Alvira menjadi tahan seorang Siswa.

Reyhan terdiam ketika melihat Devan yang beberapa kali kena pukulan.

Sedangkan Given hanya bisa menahan Nafas melihat putrinya yang sedang memukul beberapa siswa dengan seorang Siswi yang ia ketahui sahabat putrinya.

Mereka bertiga dengan cepat bedriri dari duduk mereka dan pergi menuju Sekolah SMA BHAKTI memastikan keadaan anak anak mereka.

Given terkejut ketika mendapati Dua anak laki lakinya kini sudah berada di Sekolah. "Pa" panggil Adit khawatir

"Kita pastikan keadaan Anin dulu. Jangan terpancing Emosi" peringat Given

Adit mengangguk mengerti ia berjalan mengikuti Papanya mencari keberadaan Adik perempuannya.

***

Anin dan lainnya kini sedang berdiri tegap menghadap sang merah putih dengan posisi menghormat banyak siswa siswi yang menatap mereka.

Tadi Setelah dari UKS mereka Di hukum berdiri di tengah Lapangan yang panas. Sampai para orangtua datang menjemput mereka. Sedangkan para Siswa SMA '45 Sudah di bawa oleh beberapa Polisi dan di jemput oleh Kepala Sekolah mereka untuk di hukum.

"Van lo kenapa?" tanya Anin pada Devan yang sedari tadi hanya diam tak seperti biasanya.

"Nggak Apapa Nin" jawab Devan.

"Lo khawatir tentang Aryo ya. Van?" Tanya Anin

"Iya Nin" jawab Devan

"Gue takut Icha dan Alvira kenapa napa karna Gue" lanjut Devan

"PUK"

Anin menepuk Bahu Devan "tenang Kita pasti Bisa melindungi mereka" ucap Anin membuat Devan tersenyum kecil.

Anin kembali menatap sang merah putih dengan posisi Hormat. Begitupun Devan.

Devan menatap Beberapa orangtua yang sedang berjalan di koridor depan kelas Dekat Lapangan di mana ia dan lainnya Berdiri.

Devan menghembuskan Nafas lega ketika melihat Ayahnya yang datang bersama para uncle-nya yang pastinya datang dengan rasa kepo tentang Apa yang Dia lakukan lagi. Siapa lagi kalau bukan Fikri dan Kevin terkecuali Azka yang pastinya datang bukan karna Kepo, melainkan memastikan Keadaan Alvira. Bukan hanya Ayah Devan yang datang namun Papa Anin dan Dua Kakak Anin. Adit dan Bintang juga datang

"Lagi dan lagi. Gue buat Ayah Datang ke Sekolah karna kenakalan Gue" batin Devan

"Bagi yang merasa orangtua sudah Hadir silakan memisahkan diri"perintah Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang baru.

Devan segera berjalan keluar dari beberapa kerumunan Siswa yang berdiri, begitupun Natal terkecuali Anin yang Hanya Fokus berdiri sambil menatap sang merah putih. Ia tak menyadari keberadaan Papa serta kedua Kakaknya.

Devan menarik Kerak bagian belakang Anin agar mengkutinya namun malah di tepis Anin dengan cepat.

"Lo kira Gue Kucing main tarik tarik Aja" dumel Anin membuat semua menatap Mereka.

Devan menghembuskan Nafasnya ketiga kalinya. Kesal. Itulah yang ia rasakan. Sahabatnya ini memang selalu membuat dirinya sendiri malu.

"Bokap Lo udah datang Nyet" ucap Devan.

"Oh" Anin mengangguk lalu menatap Koridor di mana Para Orangtua berada

"PAPA, KAK ADIT, KAK BINTANG" teriak Anin sambil melambaikan tangannya.

Dan rasanya Kesal Devan semakin bertambah karna sahabatnya ini

"PLETAK"

Devan menjitak kepala Anin. Membuat Dua Kakak Anin melotot menatap Devan.

"Jangan bikin Malu Deh. Nin" ucap Natal tiba tiba

Natal segera menarik tangan Anin untuk pergi dari lapangan.

"Wah.. panas benar" ucap Anin

"Van Napa Lo diam lagi?" Tanya Anin ketika mendapati Devan kembali yang diam

"Nggak Apapa Nin" jawab Devan

"Kayak Cewek Lo. Nggak apapa tapi Ada Apa Apanya"

"Hmp" jawab Devan lalu kembali berjalan mendekat kearah Ayahnya yang menatapnya dengan senyum

Hati Devan terasa sangat Sedih melihat senyum Ayahnya yang selalu di lihatnya. Ayahnya yang seharus memarahinya ketika ia berbuat nakal kini hanya tersenyum seakan akan Devan tidak membuat Ia marah.

"Jangan tersenyum seakan akan kau tidak marah padaku Ayah. Marah dan tegurlah aku karna kesalahanku. Jangan diam dan tersenyum Ayah. Kau sangat membuat hati ku terus tersiksa dan mereasa bersalah" batin Devan

"Yah" panggil Devan

"PLAK"

Anin memukul Bahu Devan dengan telapak tangannya membuat Devan meringis karna rasa perih akibat Anin.

"Lo kenapa sih?" Tanya Anin

"Mending diam deh. Nin" ucap Devan sambil menahan rasa kesalnya.

"Iya iya. Gue diam" ucap Anin.

Anin menutup kedua mulutnya dengan dua telapal tangannya sambil berjalan mendekat kearah Papa dan kedua Kakaknya "Anin nggak apapa?" Tanya Adit.

Anin menggelengkan kepalanya. Adit mengusap Keringat Anin dengan Sapu tangan yang biasa ia bawa sedangkan Bintang ia memberikan sebotol Air pada Anin dan dengan segera Anin mengambilnya.

Anin duduk di lantai sambil meminum air yang di lasih Bintang membuat Adit, Bintang dan Given. Papa Anin melotot melihatnya.

"Dek. Berdiri" titah Adit

"Iya tunggu Kak" jawab Anin

Anin kembali berdiri dan memberikan botol minuman yang sudah kosong Pada Bintang. "Nih. Anin kembaliin" ucap Anin sambi cengengesan menatap Bintang yang tersenyum kecil karnanya.

***

Bersambung

Typo dll.

Byebye👋👋👋

Selasa 08.05.3018

A N I N. (Re-post)Where stories live. Discover now