57. ANIN

11.7K 839 54
                                    

Hallo👋👋👋

Ada yang masih stay di cerita ini?

Sebelumnya maaf aku udah jarang (banget) update di wp.    Ini karna aku yang terlalu fokus pengen revisi/perbaiki penulisan dan alur cerita. Saking inginnya bisa bikin cerita bagus dengan alur dan penulisan yang baik sampe ambyar setiap mau ngetik, dan milih stop sementara, tapi malah keterusan.

Ujung-ujungnya malah lupa alur, lupa sama nama-nama tokoh juga.

coba perbaiki tapi malah mentok, jadi aku milih buat cerita tetap seperti dulu dengan penulisan yang masih berantakan, dari pada aku fokus di sana mending aku buat cerita sesuai kemapuanku.   Soal memperbaiki alur dan penulisan bisa aku perbaiki saat cerita ini menjadi naskah yang akan terbit (nanti).

See... kalau yang anti dengan cerita dan penulisan yang beranrakan seperti ceritaku ini. Silakan di skip yah. 😁 dan yang masih stay Banyak terimakasi.

Ke depannya aku akan kembali rajin up, dengan cerita ini dan cerita-cerita barunya.

Semiga aku konsisten😅🙈


RE-UP; SENIN, 18.APRIL.2022

Selamat membaca

Tidur Anin terusik ketika mendengar suara ponsel yang berbunyi dengan masih menutup mata Anin meraba raba keberadaan ponselnya yang ia taruh di atas nakas tadi.

Anin membuka matanya secara perlahan ada beberapa panggilan tak terjawab dan sebuah pesan

Tolongin gue Nin. Gue kecelakaan

Devan

Sebuah pesan dari nomor tak di kenal namun beratas namakan Devan di pesan tersebut membuat Anin panik seketika.

Tanpa mencaritahu kebenaran Pesan itu serta nomor yang mengirim pesan tersebut. Anin bergegas keluar dari kamarnya.

Anin menatap jam yang ada di ponselnya. 23:00 jam menujukkan pukul tengah malam tanpa pikir panjang ia segera mengendap endap keluar dari Mansion tak menyadari Atika yang menatapnya dari lantai dua.

"Dia sudah keluar" ucap Atika pada seseorang yang ia hubungi

Atika segera mematikan Ponselnya lalu turun ke lantai satu. Memastikan bahwa Anin keluar tanpa ada yang tahu. Atika juga tadi sempat memasukkan obat tidur di makanan para penjaga Rumah baik penjaga yang biasa berjaga malam ataupun siang.

Bukan hanya penjaga tapi para pelayan juga ia beri obat tidur di makanan mereka untuk berjaga jaga saja.

Anin menatap heran di sekeliling halaman depan Mansion tidak ada yang berjaga membuat Anin tersenyum manis dan dengan segera ia pergi hingga sampai di pos satpam yang biasa membukakan pintu gerbang.

"Aneh kok. Gerbangnya nggak di kunci yah?" Ucap Anin sambil menatap gerbang yang terbuka

"Bodoh amat. Devan lebih penting" ucap Anin.

Anin segera keluar dari Mansion tiba tiba langkah Anin tehenti ketika seseorang membekap hidung serta mulutnya dengan Sapu tangan yang berbau menyengat dan membuat Anin pingsan tak sadarkan diri.

Seseorang yang membekap Anin segera memopong tubuh Anin ia melirik kearah Pintu Mansion di sana Ada Atika yang memberi dua jempol padanya.

A N I N. (Re-post)Where stories live. Discover now