Aku tersenyum mengingat kembali moment dimana ia dan keluarganya datang kerumah.

"Assalamualaikum"

Tok..tok..tokk

Aku mendengar suara ketukan pintu depan.

"Waalaikumsalam warahmatullah" ucapku sembari melangkah mendekati pintu depan.

Crekk...

Aku tertegun.
Aku melihat Hammas dan beberapa orang sedang berdiri didepan pintu rumah.

"Hammas" ucapku lirih.

"Hai re" ucap Hammas. Aku masih diam sampai akhirnya suara abi memecahkan keheningan.

"Ada siapa re kok gak disuruh masuk?" Teriak abi dari dalam rumah.

"Silahkan masuk mas" ucapku akhirnya kepada Hammas dan keluarganya.

Hammas mengikuti langkahku begitu juga dengan keluarganya.

"Silahkan duduk pak, bu" ucapku mempersilahkan.

"Wah ada keluarga hammas ya" ucap umi yang baru saja muncul dari dapur.

Abi dan Umi pun duduk di sofa berhadap-hadapan dengan keluarga Hammas.

Aku merasa jantungku berdebar kencang, ada perihal apa Hammas dan keluarganya datang kemari ?
Meskipun Hammas dan keluargaku sudah dekat tapi tetap saja ini kali pertama ia datang bersama keluarganya.

Aku menuju dapur membuatkan beberapa gelas teh hangat.
dari dapur ku dengar samar-samar percakapan mereka.

"Jadi begini pak, saya datang kemari berniat untuk melamar putri bapak yaitu Rere untuk menjadi istri dari anak saya , Hammas"

Jantungku serasa berhenti berdetak sejenak.
Hammas melamarku ?

"Wah, saya agak kaget pak. mendadak sekali Hammas juga tidak ada mengatakan sebelumnya kalau dia akan datang bersama keluarganya" ucap Abi rere sembari tertawa.

"Ah maaf om saya cuma mau semuanya suprise" Hammas tersenyum ramah kearah Abi Rere.

"Sejak kapan kamu tertarik dengan anak saya ?" Tanya Abi.

"Saya jatuh cinta kepada Rere semenjak pertama kali saya bertemu dengannya di sebuah restaurant pak"

Aku terdiam fikiranku melayang saat dimana aku bertemu Hammas di sebuah restaurant cepat saji.

"Saya dulu bukanlah orang yang memikirkan akhirat, saya hanya memikirkan perihal dunia. Kerja, Uang, bersenang-senang. Dimata saya wanita seperti Rere sangatlah kuno. Tapi semua berubah semenjak saya bertemu Rere. Hati saya tidak pernah pergi darinya. Saya berusaha mengikutinya, menyapanya, berbicara dengannya meskipun hasilnya sangat nihil"

Aku tersenyum. Ternyata selama ini bertemu Hammas bukanlah suatu kebetulan.
semua karena memang Hammas mengikutinya.

"Sampai suatu saat tubuh saya terasa menegang, saya melihat Rere jatuh pingsan di hadapan saya. saya begitu khawatir pada Rere saat itu. perasaan saya justru sangat hancur saat mendengar bahwa Rere sedang mengandung. Itu berarti Rere sudah punya suami bukan ? Dititik itu saya sadar saya tidak mengetahui hal penting yang seharusnya saya ketahui. Yaitu Rere mempunyai seorang suami"

Hatiku tercekat. Masih ku ingat bagaimana saat aku tersadar dan ada Hammas dihadapanku.

"Detik itu saya ingin berhenti mencintai dia, tapi saya gagal. Saya melihat dia bertengkar hebat dengan suaminya. Saya melihat dia menangis dan hati saya tidak rela melihat dia menangis. Rere sudah menceritakan semuanya bagaimana sakitnya selama ini dirinya menghadapi suaminya. Dan semenjak itu saya berjanji pada diri saya sendiri saya akan memperbaiki diri dan saya akan menjaga Rere sebaik yang saya bisa" tutup Hammas.

Aku tersenyum hatiku terasa menghangat saat ini.
Hammas begitu mencintaiku jauh lebih menghargaiku dibanding mas Ryan.
Dan dia benar-benar terlihat ingin menjagaku.
Terbukti bagaimana ia sangat perduli padaku semenjak kejadian di rumah sakit dulu.

Aku membawa nampan yang berisi minuman yang sudah ku buat tadi.
Aku duduk diantara Abi dan Umi.

"Re, kamu pasti sudah mendengarnya kan. Jadi Nak Hammas dan keluarganya datang kemari berniat untuk melamarmu, apa kamu mau menerimanya ?" Tanya Abi padaku. Aku diam.

"Tidak perlu khawatir, aku yakin perlahan kamu bisa membuka hatimu untuk aku dan melupakan Ryan Re" ucap Hammas sembari tersenyum kearahku.

Akhirnya sebuah pertanyaan terlontar dari bibirku.

"Apa tidak masalah kamu menikahi seorang janda ? Dan apakah tidak masalah jika kita menikah setelah anak dalam kandunganku lahir ?" Tanyaku.

"Tidak masalah" Hammas dan kedua orang tuanya serentak menjawab.

Aku tersenyum hangat.

"Baik saya menerima lamaran Hammas dan bapak ibu"

"Alhamdulilah barakkalahhh" ucap semuanya serentak.

Dan aku tersenyum kepada Hammas begitu pun sebaliknya.

BERSAMBUNG

Hai semua semoga suka ya maaf menunggu lama 😅😊

ALLAH, AKU, DAN KAMU Where stories live. Discover now