☘ - Twenty Seven

17.1K 714 28
                                    


      Sore hari sambil menikmati senja yang indah, Varo duduk di balkon kamarnya dengan sebuah gitar berada di pangkuannya. Pandangannya lurus ke arah halaman belakang rumahnya di mana matahari kini mulai tenggelam di ufuk barat. Sesekali jari-jarinya memetik senar gitar dengan lembut, menciptakan sebuah nada untuk mengiringi dirinya yang tengah bernyanyi.

      See, I’ve been trying to find the right way to say to you

      That I would walk a million miles to find my way to you

      And there is no one else that ever could compare you

      Drtt ...  Drtt ....

      Baru saja Varo menyanyikan sebuah lirik lagu, ponsel yang dia letakkan di atas meja dekat dengannya berbunyi. Varo segera mengambil benda pipih itu dan melihat ada satu pesan masuk.

      Rena sayang
     Hai, Var:)

      Alis Varo menaut. Bingung dengan isi dari pesan tersebut. Tidak biasanya Rena menyapanya terlebih dahulu. Karena cewek itu kan biasanya langsung to the point pada pesan yang ingin di kirimkan pada Varo. Tapi entah kenapa, Rena tidak seperti biasanya. Apakah karena kejadian di taman itu membuat Rena jadi lebih bersikap manis padanya?

      Lama terdiam hingga satu pesan kembali masuk.

      Rena sayang
      Var, sorry gue ganggu. Gue cuman mau minta maaf tentang kejadian di taman tadi. Gara-gara gue kedua temen lo jadi salah paham sama lo. Gue nggak bermaksud kayak gitu. Tapi jujur, gue udah nahan itu dari lama. Semenjak lo bawa gue ke apartemen lo. Dan gue juga nggak bermaksud buat nyuri ciuman pertama lo. Tapi, Var, gue bersumpah kalo gue emang suka sama lo. Dan ciuman itu adalah bentuk ketulusan gue buat lo. Gue harap lo ngerti:)

      Varo terdiam ketika matanya membaca kata demi kata yang tertera di layar ponselnya. Kalimat panjang itu juga bukan seperti Rena yang biasanya. Sejak kapan Rena bersikap manis dan sopan seperti itu? Biasanya kan Rena selalu blak-blakan tanpa rasa malu di depan Varo. Dan sekarang Varo kembali dibuat bingung dengan sikap Rena yang sekarang telah berubah. Bahkan kegelisahan yang tadi sempat hilang di hati Varo, kembali ada ketika cewek itu kembali menyatakan perasaannya di pesan tersebut.

      Drrtt ....

      Ponselnya kembali bergetar.

      Rena sayang
      Var, lo mau kan maafin gue? Tolong bales dong, jangan cuman di read doang. Kalo kayak gini lo sama aja nyiksa gue:(

      Varo menghembuskan napasnya panjang. Jari-jarinya dengan lincah menari di keyboard ponselnya.

      Varo Anargya     
      Iya gue maafin     

      Setelah itu jari-jari Varo kembali menari untuk mengubah nama kontak Rena.

      Rena Oktaviani
      Yeay, makasih Varo❤ makin sayang deh muachh😘

      Varo bergidik membacanya. Baru saja Varo menganggap jika sikap Rena telah berubah, tapi ternyata sama saja; blak-blakan. Tapi biarpun begitu, entah kenapa hal itu malah membuat Varo tersenyum tipis. Sangat tipis, hingga tidak terlihat dan hanya dirinya saja dan Tuhan yang tau jika Varo tengah tersenyum saat ini.

      Tok ... tok ... tok ....

      "Abang, Mama boleh masuk nggak?"

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang