☘ - Twenty One

18.6K 764 29
                                    

"You're the only one who makes me unable to move only with a sentence from you."
-Rena Oktaviani

~×~

       "Varo, tunggu!"

       Suara itu membuat Varo yang tengah berjalan santai menuju parkiran motor seketika berhenti. Dia menoleh ke belakang dan mendapati Aldi dan Thala yang tengah berlarian ke arahnya.

      "Buset dah. Jalan lo cepet amat ... cape gue ngejar lo," kata Aldi dengan napas yang tersenggal-senggal karena habis berlari. Begitu juga dengan Thala yang memposisikan tubuhnya membungkuk dengan tangan bertumpu di kedua lututnya, berusaha mengatur napasnya yang tidak beraturan.

      "Lo pada lari-larian di koridor?" tanya Varo heran.

      "Nggak, gue ngesot!" ketus Thala. "Udah tau kita ngos-ngosan begini abis lari. Pake ditanya segala lagi lo." Thala kesal.

       Varo hanya memutar bola matanya malas. "Lagian ngapain lo berdua ngejar gue? Kayak nggak ada kerjaan lain aja." Varo kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat parkir. Disusul Aldi dan Thala di belakangnya.

      "Heh, denger ye, Var. Kalo bukan karena kejadian yang gue lihat tadi di ruang OSIS, ngapain gue susah-susah ngejar lo," ujar Thala sambil berjalan di sisi kanan Varo.

      "Nah. Gue juga kaget pas denger cerita itu dari Thala. Kok bisa sih lo dipanggil sayang sama Rena? Gue aja nggak pernah tuh dipanggil kayak gitu sama cewek," timpal Aldi yang berjalan di sisi kiri Varo.

      Thala terkekeh. "Itu sih karena muka lo yang emang nggak memungkinkan buat dipanggil sayang sama cewek," ujarnya seraya tertawa.

      "Anjirr! mulut lo ye, Thal. Minta gue sikat pake sikat WC, hah?"

      "Uuhh, mau dong bang di sikat," sahut Thala yang memasang ekspresi menggelikan di wajahnya.

      "Najis lo!" Aldi menempeleng kepala Thala dan hal itu malah membuat Thala semakin tergelak.

      Saat sedang asyik tertawa, tiba-tiba saja ada yang menabrak tubuh Thala dan es teh yang di bawa oleh orang itu tumpah mengenai seragam milik Thala.

      "Woy, anjirr!" teriak Thala dan langsung menatap orang yang telah menumpahkan es itu.

      "Ups! sori, bro. Gue nggak sengaja," kata cowok berbehel merah tersebut dengan tampang santainya.

      "Lo kalo jalan tuh bisa lihat-lihat nggak? Punya mata kan lo?" sentak Thala dengan mata menatap tajam cowok itu.

      "Wetsah! santuy, bang. Gue bilang kan nggak sengaja. Apa lo tuli?" balas cowok itu dengan seringainya.

      "Bangsat!" Thala hendak maju, bersiap akan melayangkan bogemnya, namun pergerakannya langsung ditahan oleh Varo dengan menahan bahu Thala.

      "Tenang, Thal. Ini sekolah. Lo bakal kena masalah kalo berantem di sini. Inget, lo pengurus OSIS," kata Varo untuk memperingatkan Thala. Sedangkan Thala masih tetap menatap cowok berbehel merah itu dengan tajam.

      Thala tahu kalau cowok itu sebenarnya sengaja menumpahkan es teh itu ke seragamnya. Terlihat dari tampangnya yang tidak menunjukkan ekspresi menyesal sedikit pun. Justru dia malah menyeringai penuh kemenangan karena berhasil membuat Thala terpancing emosi. Thala sangat mengenal cowok berbehal merah itu. Semua tahu jika cowok itu bernama Radi, teman Dion. Yang ke mana-mana selalu membuat masalah di sekolah. Dion dan teman-temannya yang sering sekali dihukum oleh guru-guru. Dan Thala sangat membenci Radi. karena cowok itu selalu menganggunya. Seperti saat ini. Sengaja menumpahkan es teh itu demi untuk membuat Thala terpancing emosi.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang