☘ - Six

24.4K 1.1K 20
                                    


      Empat hari telah berlalu dan hari ini adalah hari dimana Rena kembali ke sekolah setelah menjalankan kegiatan masa skorsingnya. Saat ini Rena tengah berjalan santai menyusuri koridor yang ramai menuju kelasnya, 11 AP 2.

      Selama Rena melangkahkan kakinya di koridor yang ramai itu, dirinya tak luput dari sebuah siulan serta godaan dari para siswa yang kebetulan berpapasan dengannya. Sedangkan para siswi justru menatapnya tidak suka, namun ada juga yang menatapnya takut karena cewek bermasalah itu akhirnya kembali ke sekolah setelah menjalankan masa skorsingnya. Sedangkan Rena, cewek itu tampak acuh tak acuh dengan berbagai reaksi yang ditunjukan oleh murid-murid di koridor itu ketika Rena berjalan melewati mereka.

      Sesampainya di pintu kelas, langkah Rena terhenti saat menatap ke dalam kelas. Di sana ada dua orang cowok beralmater biru tengah berbicara di depan kelas Rena. Entah apa yang dibicarakan mereka hingga mereka terlihat sangat serius. Rena mengernyit, kemudian menghedikan kedua bahunya. Apapun yang dibicarakan oleh ketua OSIS itu Rena tidak peduli.

      Cewek itu melangkah santai masuk ke dalam yang membuat Varo dan Thala menatapnya, bahkan Varo menghentikan ucapannya. Rena pun tidak peduli dan terus melangkah menuju bangkunya di mana Velisia dan Tata sudah duduk manis di tempat mereka dengan tangan yang sibuk mengecat kuku mereka tanpa mempedulikan Varo yang sedang memberikan sebuah pengumuman.

      "Baiklah, itu saja yang bisa saya sampaikan. Saya harap kalian mau berpatisipasi dalam acara ini. Sekian, terima kasih. Assalamualaikum," ucap Varo kemudian melangkah keluar diikuti Thala di belakangnya.

      "Wa'alaikumussalam," jawab seluruh penghuni kelas. Kecuali ketiga cewek yang saat ini masih sibuk dengan kegiatan mereka. Meskipun begitu mereka tetap menjawab salam itu di dalam hati.

      Setelah kepergian Varo seluruh penghuni kelas kembali heboh seperti pasar. Namun kembali senyap ketika seorang wanita paruh baya memasuki kelas dengan beberapa buku tulis yang berada di pelukannya. Wanita itu masuk ke kelas sambil mengucapkan salam yang dijawab oleh seluruh penghuni kelas itu.

      Bu Ros kemudian duduk di kursi guru setelah sebelumnya meletakkan buku-buku itu di atas meja. Kemudian Bu Ros menyuruh ketua kelas untuk menyiapkan kelasnya. Sang ketua kelas menurut dan segera menyiapkan kelas.

       "Baik, sebelum memulai pelajaran ibu akan absen terlebih dahulu," ucap Bu Ros yang kemudian mulai memanggil satu persatu muridnya untuk diabsen.

      "Anita."

      "Hadir, bu."

      "Bima."

      "Hadir."

     Hingga tiba saat Bu Ros menyebut nama Rena, maka sang pemilik nama pun mengangkat tangan kanannya tanpa berniat untuk mengucapkan kata 'hadir'. Bu Ros memandang Rena sesaat.

      "Rena, kamu belum mengumpulkan tugas sejarah, kapan kamu akan mengumpulkan?" tanya Bu Ros yang merupakan guru sejarah di sekolah itu.

      Rena tampak berpikir, kemudian tanpa merasa bersalah dan dengan ekspresi polosnya Rena menjawab dengan enteng, "Mungkin setelah lulus, bu."

      Sontak hal itu membuat seluruh penghuni kelas tertawa apalagi Tata yang tertawa paling keras di antara teman-temannya. Sedangkan Bu Ros menatap Rena geram. Tidak ingin berlanjut maka Bu Ros lebih memilih untuk mengalah dari pada urusan semakin panjang yang mungkin bisa membuat wanita paruh baya itu kembali berurusan dengan Rena.

      Sungguh, Bu Ros benar-benar sudah lelah menghadapi sikap Rena yang selalu seenaknya. Belum lagi dengan tugas sejarah yang tidak pernah dikumpulkan oleh cewek itu bahkan sudah tidak bisa dihitung berapa kali cewek itu tidak mengerjakan tugasnya. Karena saking banyaknya tugas yang tak pernah Rena beri pada Bu Ros.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang