☘ - Twenty Three

15.5K 642 18
                                    


"Cewek gila, menyebalkan, tidak waras. Tapi ... kenapa Menggemaskan?"
-Unknow

~×~

      Varo memasuki kelasnya dengan pandangan datar, sedatar-datarnya tembok bahkan lebih datar. Beberapa teman kelasnya yang melihat Varo seperti itu terlihat bingung. Karena ketika ada salah satu teman perempuannya menyapa Varo, cowok itu justru tidak merespon atau hanya sekedar memberikan senyum tipisnya. Dia hanya memandang lurus ke depan dan berjalan cepat menghampiri bangkunya.

      Aldi dan Thala yang tadinya tengah bermain game di ponsel mereka, seketika terhenti saat melihat Varo yang langsung duduk tanpa mengucapkan apapun. Varo sendiri tidak memedulikan kedua temannya yang saat ini sudah memperhatikan dirinya dengan saksama. Dia terlalu kesal dan juga bingung. Ini semua karena kejadian tadi, saat Varo diminta untuk menuruti semua perkataan Rena, dan jika Varo tidak menurutinya maka Rena akan memberitahu semua orang kalau mereka berdua pacaran.

      Dan Varo tidak bisa menolak hal itu, karena jika dia menolaknya, maka habis sudah jabatannya sebagai ketua OSIS akan tercemar. Tentu saja Varo tidak ingin hal itu terjadi. Biar bagaimanapun menjadi ketua OSIS adalah hal yang sudah diinginkan Varo sejak lama.

      Varo menghembuskan napas beratnya. Dia teringat dengan pembicaraan dirinya dengan Rena tadi sebelum memasuki kelas, kalau Varo harus menemani cewek itu untuk jalan-jalan sepulang sekolah. Awalnya tentu saja Varo menolak, tapi Rena kembali mengancam Varo dengan hal itu, dan membuat Varo mau tidak mau harus mengiyakan. Dan sungguh Varo sangat tidak suka jika harus dipaksa. Memikirkannya saja membuat Varo kesal, hingga membuatnya mengacak-acak rambutnya karena frustasi.

      "Lo kenapa dah, Var?" Aldi bertanya karena merasa ada yang aneh dengan sikap Varo.

      "Nggak ada apa-apa," jawab Varo datar tanpa mau melihat lawan bicaranya.

      Aldi mengernyitkan dahi, cowok itu lantas menoleh ke belakang untuk menatap Thala yang duduk di belakangnya. Thala yang masih sibuk dengan game tidak sadar jika Aldi menatapnya. Kesal, Aldi pun menggeplak tangan Thala, hingga membuat Thala mengaduh dan ponselnya terjatuh ke atas meja.

      Thala menatap Aldi kesal. "Setan! Ngapa sih lo?!"

      Aldi tida menjawab, dia hanya menggerakkan bola matanya ke arah Varo. Mengisyaratkan Thala untuk melihat Varo. Thala mengernyit, dia lalu menoleh dan melihat Varo yang sepertinya tengah gelisah.

      "Kenapa?" bisik Thala pelan.

      Aldi menjawab dengan gelengan tanda dia tidak tahu.

       Karena itu pun, Thala berniat untuk memanggil Varo, namun dia urungkan karena Pak Heru—guru matematika— tiba-tiba memasuki kelas seraya mengucapkan salam.

      Pelajaran pertama matematika pun dimulai. Dan Varo hanya mendengarkan tanpa minat Pak Heru yang tengah menjelaskan materi di depan kelas. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Varo tidak fokus dengan pelajarannya.

~×~

      Bel istirahat pun berbunyi, membuat suasana sumpek yang mendera beberapa murid akhirnya bisa bernapas dengan lega setelah sebelumnya dibuat kelelahan karena pelajaran-pelajaran yang membuat kepala mereka jadi pening. Aldi dan Thala sama-sama menghembuskan napasnya perlahan. Kecuali Varo yang saat ini masih terdiam seperti berubah menjadi bisu.

Ketua OSIS Vs Bullying Girl [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang